Rambut Putih berkilau menghampiri Kaisar Hung Qing yang termenung di Tahta.๐
" Papa !"
" Maafkan, Hin !"
" Aku tidak bisa melindungi adik dan Lin !", sedih sembari takut Putri Hin Qing.๐ข
Kaisar Hung Qing memandangi dengan tatapan serius.
" Apa kamu ingat !?"
" Siapa yang melakukan padamu dan Lin ??", serius Kaisar Hung Qing memegang lengan Putri Hin dengan erat
" Dimana Putraku ?! "
" Dimana Adikmu, Hin ?!!", bentak Kaisar Hung Qing
Putri Hin Qing hendak menangis.๐ข
Tetapi.
Dia menahan diri dengan keberanian tersisa di dalam dirinya.
" Aku !"
" Tidak Tahu, Papa !!", grogi Putri Hin Qing
Kaisar Hung Qing semakin lesu mendengar jawaban Putri Hin Qing.๐
" Pergiiiiii !!!!", teriak Kaisar Hung Qing
Putri Hin Qing terkejut.๐ฒ
" Pergiiii !!", teriak keras kemarahan Kaisar Hung Qing
" Pergi ! Pergiiii !"
" Jangan datang lagi !"
" Jangan memanggilku !!?", teriak semakin keras Kaisar Hung Qing
Rasa sedih yang dibendung dengan kokoh.
Berakhir roboh.
Putri Hin Qing pun menangis.๐ญ
" Maafkan, Hiiin !", mohon Putri Hin Qing
Kaisar Hung Qing semakin marah.
Pun menjauhi dirinya dengan Putri Hin.
Putri Hin Qing tersungkut jatuh dekat Tahta yang ditinggalkan oleh Kaisar Hung Qing.
Setiap tetesan air mata Putri Hin Qing meruntuhkan keindahan Rambut Putih Berkilaunya.
Sedikit demi sedikit rambut Putri Hin Qing mulai menghitam kelam dalam kegelapan yang pekat.
Putri Hin Qing yang sangat cantik.๐
Tidak lagi seindah langit cerah di pagi hari.
Pelayan Pribadi Feng melihat kejadian tersebut.
Menghampiri Putri Hin Qing.
" Ahh !"
Feng sangat terkejut.๐ฒ
Selain Rambut Putri Hin Qing menghitam.
Mata Putri Hin Qing memutih seputih es salju.
Sejak itu Putri Hin Qing tak dapat melihat.
Feng ikut sedih dan menangis.๐ญ
Beberapa jam kemudian.
Seluruh tabib mengangkat tangan karena tak mampu menemukan penyebab kebutaan dan perubahan rambut yang menimpa Putri Hin Qing.
Putri Lin Qing masih koma.๐ท
Kaisar Hung Qing yang depresi dan stress.
Selalu mencurigai siapapun yang berada di dalam Dinasti.
Kaisar Hung Qing menerapkan kembali Hukum Kota Terlarang yang pernah digunakan di Zaman Kekaisaran Ming.
Sejak itu tak ada yang dapat memasuki Kediaman Dinasti.
Dinasti Qing semakin suram dan menakutkan setiap orang yang mendekatinya.๐จ
Disisi lain.
Beberapa menit sebelum penerapan Hukum Kota Terlarang.
Seorang wanita yang mengendong Putra Kaisar Hung Qing yaitu Liong Qing.
Dibopong dengan Kuda Putih.
Menunggangi kuda sejauh mungkin dari Dinasti Qing.
Tiba dia di sebuah aliran sungai besar.
Sungai dikenal Sungai Ikan Putih karena penampakan rombongan ikan putih di dalam sungai.
Disanalah dia beristirahat.๐
Memaksa kudanya meminum.
Dia membersihkan tubuh dirinya dengan air sungai tersebut.
Putra Liong Qing masih dalam pangkuan di atas kuda.
Tertidur lelap.๐ด
Tiba-tiba muncul rombongan Ikan Putih menyerang Kuda yang sedang minum air.
Karena kaget.
Kuda pun ketakutan.
Berlari sekencang-sekencangnya.
Wanita yang diperkerjakan oleh Teng ( Tabib Teng ).
Terkejut kudanya kabur membawa Putra Liong Qing.
Rombongan Ikan Putih berbalik.
Menyerang dia dan memaksa ke tengah sungai.
Karena tak bisa berenang.
Dia pun mati tenggelam.๐ต
Rupanya Ikan-ikan membalas budi atas Ritual Pelepasan Ikan.
Di tempat rehat Kedai Teh Sei King.
Ahli Ramal Tuan Kuo Weung sedang meminum secangkir teh.
" Cuaca yang bagus untuk meminum teh herbal !!", senyum Kuo Weung
" Belum ramai di Kedai Teh ?!"
Suara burung kecil menghiasi keindahan pagi hari.๐
" Druk druk druk !!?", suara langkah kaki kuda yang berlari.
Tuan Kuo Weung melihat Kuda Putih di kejauhan dari tempat duduknya di Kedai Teh.
"Hmmm!!"
" Ada Kuda yang lepas ?!", tawa Kuo Weung.๐
" Biari saja ! "
" Kuda memang harus hidup bebas di alamnya !", bijak Kuo Weung
Kuda Putih pun melewati Kuo Weung dengan cepat.
Mata Kuo Weung melihat dengan teliti Kuda tersebut.
Terasa Kuda Putih berlari pelan di pemandangan mata Kuo Weung.
" Brussskkk !", suara muncrat air teh
Tuan Kuo Weung sangat kaget.๐ฒ
Melihat ada bayi di pangkuan Kuda Putih.
" Ehhhh! " ๐ซ
.