"Setuju ... Sangat Master sekolah ini memang selalu benar" Jawab semua teman-temannya.
Mereka berfikir memang lebih baik orang kayak Qiara di perbanyak dari pada orang seperti Clara yang suka menusuk dari belakang.
Ekspresi Clara langsung jatuh, ia mengepalkan tinjunya karena ternyata Qiano mempermalukannya, Sedang Qiara bernafas lega mendengar perkataan Qiano, setidaknya ia tidak berpihak pada Clara dan itu lebih baik buat hubungan mereka.
"Ini semua gara-gara kakak! Aku akan ..."ucap Clara dengan geram kepada Qiara.
"Akan apa? Memukulku, apa kamu yakin akan memukulku?Maaf, saya harus pergi karena meladeni Monster bermuka dua seperti itu hanya akan membuang waktuku. " Setelah mengarakan itu, Qiara meninggalkan kerumun dan mengabaikan Qiano lalu pergi bersama dua sahabatnya.
"Ehhh perempuan jalang! Kamulah yang sebenarnya sampah bagi sekolah ini bukan aku, jadi perempuan bodoh dan jelek saja kamu sudah begitu sombong, ngaca dong !" Teriak Clara ketika semua orang pergi mengikuti Qiara.
Qiara tidak perduli dengan apa yang dikatakan oleh Clara sehingga ia tetap berjalan menuju kelasnya dengan tenang tapi tidak dengan Jesica yang memilih kembali menemui Clara tanpa sepengetahuan Qiara.
Dengan tatapan buas, Qiara berjalan menghampiri Clara dan langsung menjambak rambutnya.
"Arggg ... Sakit ... " Clara meringis kesakitan sambil memegang rambutnya yang di jambak oleh Jesica.
Tidak lama setelah itu, Jesica melepas rambut Clara setelah itu dia menampar wajahnya tampa ampun, sampai Clara tersungkur ke lantai hingga mengeluarkan darah tepat sudut mulutnya.
Jesica sangat membenci Clara karena dia sudah berani melakukan hal buruk serta meneriaki Qiara.
"Gadis brengsek berani sekali kamu berkata begitu pada sahabatku," Ucap Jesica sambil memegang wajah Clara yang sudah memar dan berdarah.
"Jesica ... Apa yang kamu lakukan? Lepas kak dia! " Valen yang merasa curiga dengan Jesica, memilih untuk mengikutinya. Benar saja kalau Jesica membalas dendam pada Clara yang sudah menghina sahabat mereka.
Clara menyeka darah di sudut bibirnya seraya menatap Jesica dengan tatapan mengejek setelah Valen menarik Jesica.
"Kalian memang kelompok perempuan gila, seharusnya kalian itu di keluarkan dari sekolah ini"
Setelah mengatakan itu, Clara berdiri lalu menyerang Jesica dengan menjambak rambutnya. Jesica tidak mau kalah, dia langsung menjambak rambut Clara lagi dan menahan agar wajahnya tidak kena cakar kuku Clara yang panjang.
Semua siswa kembali berkumpul mengitari Clara dan Jesica dan. Valen berusaha melerai mereka tapi kekuatannya tidak cukup sehingga ia terjatuh ke lantai.
Mendengar laporan salah satu siswa, guru yang mengurus kekerasan di sekolah itu langsung turu tangan menuju lokasi.
Qiara dan Qiano pun segera berlari setelah mendengar berita itu.
"Jesica, lepasin dia!" Qiara yang baru datang langsung menarik tubuh Jesica dengan sekuat tenaganya.
"Qiara lepasin aku! Biarkan aku menyumpel mulut perempuan brengsek ini!"
Jesica terus mencoba meraih rambut Ckara begitupun sebaliknya.
Sementara itu, Qiano menengahi pertengkaran itu dengan berdiri di tengah-tengah Clara dan Jesica.
"Hentikan .... !"Suara guru yang bertugas mengurus kekerasan itu menggema di seluruh lorong sekolah sehingga menganggrtkan mereka semua. Clara dan Jesica langsung terdiam.
"Kalian berdua ikut bapak ke ruang BP! Yang lain segera kembali ke kelas kalian!"
Semua siswa segera kembali ke kelas mereka masing-masing. Sementara itu, Qiara dan Valen menemani Jesica ke ruang BP. Sementara Qiano memilih kembali ke kelas, karena sebagai ketua kelas dia harus ada disana untuk mengontrol teman-temannya.
'Semoga Qiara tidak kena dampaknya.'Batin Qiano sambil memasuki kelasnya.
~Ruang BP~
Di ruang BP, Jesica dan Clara di introgasi dan di omeli habis-habisah oleh pihak BP sekaligus wali kelas mereka masing-masing yaitu guru Kiler Qiara.
"Karena kalian sudah melanggar peraturan sekolah maka kalian akan bapak skors selama satu minggu!" Kata guru BP itu.
Mendengar kata di skors, Jesica menjadi pucat karena dia sangat takut jika Ayahnya tau maka dia pasti di pukuli.
"Maaf pak tolong jangan skors Jesica! Karena sebenarnya sayalah yang memulai duluan dan Jesica bertindak atas perintah saya. "Ucap Qiara yang mencoba menyelamatkan Jesica.
Qiara tau betul kalau Jesica akan disiksa oleh Ayahnya jika dia sampai di skors.
Dia pernah menyaksikan Jesica di pukuli oleh ayahnya hanya karena ketahuan bolos dan Qiara tidak mau itu terjadi pada Jesica makanya ia berniat menggantikannya.
Mendengar pengakuan Qiara, seketika itu guru BP nya langsung geram, karena menurut catatannya dalam satu tahun saja Qiara sudah lebih dari sepuluh kali masuk ruang BP.
"Kamu lagi kamu lagi, baiklah kamu akan saya skors selama dua minggu"
Mendengar hukuman Qiara yang lebih dari seminggu Clara tertawa riang di hatinya karena memang itu yang dia inginkan.
Sementara itu, Clara tidak khawatir jika di skors, karena orang tuanya adalah ketua yayasan di sekolah itu sehingga dia tenang-tenang saja. Namun, dia akan tetap menuntut atas kekerasan yang dia dapatkan, tapi kepada Qiara.
Qiara langsung mengangguk dengan tenang menerima hukumannya, setelah itu dia keluar dari ruang BP bersama Jesica.
"Qiara, kenapa kamu melakukanya?" Tanya Jesica dengan sedih.