Chereads / Istri Kecil Tuan Ju / Chapter 18 - Saat Kucing Dan Tikus Akur

Chapter 18 - Saat Kucing Dan Tikus Akur

Qiara merasa bersalah mendengar apa yang Mama nya katakan. Seketika itu ia menunduk sambil berkata, " Maaf, Qiara janji tidak akan bicara seperti itu lagi. Memangnya siapa Julian dan apa pekerjaannya? "

"Tanya saja sama suamimu kalau mau tau, kamu kan istrinya. Sudahlah, Mama mau istirahat sekarang. "Setelah mengatakan itu Renata meninggalkan Qiara dengan kesal.

Qiara langsung duduk kembali setelah Mama nya pergi. Tidak lama kemudian, dia termenung karena penasaran dengan pekerjaan Julian, dia ingin bertanya tapi gengsi karena yang ingin dia lakukan adalah memancing kemarahan Julian sehingga mengucapkan cerai dengan cepat kepadanya.

"Tersehlah, mau dia jadi mafia atau pengedar narkoba, aku tidak perduli. Yang penting aku punya banyak uang sekarang. Hahahha.." Ucap Qiara sambil cengengesan mengingat sebagian uang itu sudah dia gunakan untuk mentraktir teman-temannya.

"Ma, aku berangkat sekolah dulu ya!"teriak Qiara agar di dengar oleh Mama nya yang berada di dalam kamar.

Setelah itu Qiara keluar sambil bersenandung. Tepat saat dia membuka gerbang rumahnya, Qiara terkejut melihat Qiano sudah ada di depan gerbang rumahnya.

"Selamat pagi!" Sapa Qiano sambil tersenyum manis melihat Qiara yang tampak kaget.

Tersadar dari terkejutnya, Qiara langsung melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Tidak lupa Qiara juga melihat ke rumahnya untuk memastikan ibunya tidak mengintip. Setelah itu dia menutup gerbang.

"Kenapa kamu ada di rumahku pagi-pagi begini? Jangan bilang kamu mau bikin ulah!"

"Aku ke sini mau mengembalikan sepedamu, sekalian mau berangkat bersama. " Jawab Qiano dengan ekspresi yang tenang.

Qiara deg degan lagi, mukanya mulai memerah mendengar tawaran Qiano.

"Tapi.. ".

"Jangan banyak berfikir, sekarang naiklah agar kita tidak terlambat! "Seru Julian sambil memindahkan tasnya ke depan.

"Baiklah, tapi kamu harus berhenti agak jauh dari sekolah biar teman-teman tidak melihat kita!" Sahut Qiara dengan tegas karena dia merasa malu diejek oleh teman-temannya.

"Oke."

Setelah itu, mereka berangkat ke sekolah bersama.

Suasana kota B yang terkena dengan kota hujan itu sangat indah di pagi hari dengan kabut yang tidak begitu tebal. Embun pagi seakan ikut merayakan kebahagiaan dua insan yang bermusuhan itu, kini terlihat akur dan sangt menggemaskan. Karena, mereka dianggap sangat cocok jika menjadi pasangan.

Dedaunan di pinggir jalan terdengar bersenandung melihat dua sejoli yang saling memendam rasa kini berjalan bersama, satu menganyuh sepeda dengan tersenyum bahagia, dan yang satunya membentangkan tangan kanannya menikmati sentuhan angin yang menyapa lembut wajahnya, suasana romantis pun tercipta oleh alam di pagi hari yang mendung akibat kabut yang turun dipagi hari.

Qiara yang telah terbius suasana romantis itu sampai lupa apa yang dia sudah katakan pada Demian.

"Qiara kita sudah sampai" Kata Qiano seraya melirik Qiara yang masih duduk diam dibelakang nya.

Qiara masih terdiam tidak menghiraukan apa yang dikatakaan oleh Qiano, sedang semua siswa yang sudah ada di sekolah heboh dan berlarian keluar dari kelas menyaksikan pemandangan langka yang sedang terjadi di parkiran.

"Kenapa mereka semua pada ribut? Memangnya ada apa? "

Clara merasa heran melihat para siswa dan siswi berlarian keluar, di lantai dua dan pertama sudah di penuhi oleh para siswi yang patah hati melihat idola mereka membonceng Qiara.

"Di parkiran ada kejadian langka, tikus dan kucing sekolah ini datang bersama, nampaknya bendera perdamaian sudah di kibarkan". Kata salah satu siswa yang hendak ingin menyaksikan.

Clara terkejut tidak percaya, seketika itu ia ikut berlari untuk menyaksikannya.

"Ohhh tidak ... Qiaraku sayang kenapa harus Qiano yang tidak mungkin aku kalahkan?"kata Devan yang merupkan penggemar berat Qiara. Ia benar-benar patah hati melihat Qiara mesra di atas sepada bersama Qiano.

Valen dan Jesica yang baru masuk ke sekolah juga terkejut melihat pemandangan itu. Sadar dari keterkejutannya, Valen langsung bertepuk tangan

"Yeeee.... " Valen bertepuk tangan dengan cukup keras karena dia sangat senang kalau sang Master sekolah itu akhirnya bersama Qiara.

Mendengar tepuk tangan meriah itu Qiara terkejut dari lamunannya, seketika itu dia menatap Qiano yang sedari tadi memandangnya sambil tersenyum manis.

"Aku mendengar suara tepuk tangan. Memangnya ada apa? "

Mendengar pertanyaan Qiara, Qiano langsung menunjuk kepada kerumunan dengan santai, seketika itu Qiara pun mengikuti arah yang di tunjuk oleh Qiano.

"Astaga ... Qiano... Kamu ingkar janji. Dasar cacing kering kurang ajar!"

Qiara langsung menunduk sambil mencubit pinggang Qiano dengan kesal, Qiano hanya meringis pealan.

Setelah itu Qiara bergegas turun dari sepeda seraya menutup wajah dengan tasnya lalu berlari meninggalkan area parkir.

Namun, ia kembali lagi data satu ide muncul di kepalanya.

"Qiano, kamu keterlaluan. " Ucap Qiara sambil memukul bahu Qiano. Seketiia itu Qiano melepas sepeda Qiara lalu berlari meninggalkannya karena tidak mau bertengkar pagi-pagi bersama Qiara.

Qiara benar-benar merasa kesal, karena Qiano sudah kabur meninggalkan sepedanya yang tidak bersalah. Seketika itu, Qiara menginjak-injak sepedanya yang terjatuh sampai rantainya putus.