Chereads / Segenggam Rindu di Balik Senja / Chapter 18 - Aku dan Senja

Chapter 18 - Aku dan Senja

Aku menanti dirimu dengan hati yang berdebar. Aku mencarimu dengan segenggam harapan. Aku, disini menanti dirimu yang tak kunjung tiba. Aku, ingin kau tetap di sini bersamaku, senjaku.

Seandainya kamu tahu, betapa aku sangat merindukanmu. Semua hanya tersisa puing-puing rindu yang menjadi satu. Aku mencarimu kesana kemari, namun hanya selembar kertas yang ku dapat. Aku berharap kamu kembali, hari ini hari bahagia kita, tapi kenapa kamu pergi?

Aku dengan gaun pengantinku, menangis membisu dalam rindu. Aku menangis, mencarimu kesana kemari. Aku mengunjungi semua tempat yang pernah kita kunjungi. Aku tak mendapatkan dirimu ada.

Kemana kamu pergi? Kemana kamu membawa hatiku? Aku sadar aku mencintaimu. Aku mencari mu seperti orang gila tapi tak kudapati dirimu. Aku berjalan ke gedung pernikahan kita dengan wajah berantakan dan gaun pengantin kotor. Semua mata memandang ke arahku, dan aku menangis saat aku melihatmu bersamanya.

Aku mengutuk diriku yang telah kau bodohi. Aku merasa hancur berkeping-keping, siapa gadis itu? siapa gadis yang di altar bersamamu?. Aku terkejut saat aku melihat dia adalah gadis yang menolongmu. Seorang laki-laki memelukku dari belakang, aku berbalik. Dia, dia yang selalu ada untukku, menyadarkanku akan arti kehadirannya.

Dia jingga terindah dalam hidupku, dan kamu senja terburuk dalam hidupku. Aku tak pernah menyangka jingga lebih indah dari senja. Jingga mengajarkanku untuk menyapu bersih semua rasaku. Senja mengajarkanku semua lukaku, aku dan senjaku telah berakhir. Aku kini bersama jinggaku yang tak pernah usang di makan waktu.

Aku sadar jingga yang selalu ada dan tak pernah padam. Senja yang selalu usai setelah aku ada. Aku memilih bersama jingga yang selalu ada untukku, dan meninggalkan senja yang telah padam. Aku memandangi punggungnya yang berlalu, saat mata kita saling menatap, aku seperti orang asing di matanya.

Aku hanya membutuhkan sebuah alasan, aku tak pernah menginginkan perpisahan tanpa kata. Aku tak pernah menginginkan pengkhianatan tanpa alasan. Aku tak pernah menginginkan rindu yang tak berujung. Aku hanya butuh sebuah alasan dalam luka yang teramat dalam.

Aku dalam rinduku, aku dalam lukaku. Semua telah berlalu, semua telah usai. Semua kisah kita hanya sebuah untaian kenangan dalam segenggam rindu di balik senja. Aku pecinta senja tapi sekarang aku pemilik jingga. Aku, senja dan jingga kita adalah satu pusaran dalam denting waktu yang sama.

Aku tidak pernah membencimu, aku bahkan masih mencintaimu. Aku adalah gadis bodoh yang terlalu payah dalam cinta. Aku adalah gadis bodoh yang terlalu naif dalam mengenalmu. Aku beruntung memilikinya, yang selalu mencintaiku dan setia menungguku.

Aku yang terlalu naif untuk membuka hatiku. Aku menganggapnya adikku tapi sekarang aku mencintainya. Aku yang menolaknya sekarang aku menginginkannya. Aku dan kamu berubah menjadi kita.

Aku memakai gaun pengantinku dengan mempelai lain di sampingku. Dia yang selalu menggendong ku di saat jingga hingga menantiku terbangun di kala fajar. Dia yang mencintaiku, dia yang selalu ada untukku. Aku mencintaimu, Changkyun.

Hyunah akhirnya menjadi istri Changkyun setelah Minhyuk mempersunting Gayoon. Changkyun dan Hyunah tidak ada yang mengerti apa yang ada dalam pikiran mereka. Mereka berdua bahagia dalam pernikahan mereka. Meskipun mereka akhirnya mengetahui alasan pernikahan Minhyuk dan Gayoon.

Minhyuk dan Gayoon mengidap kanker stadium akhir dan mereka tidak ingin melukai Hyunah dan Changkyun. Mereka memilih untuk menikah dan akhirnya mereka meninggal bersama di rumah sakit. Changkyun dan Hyunah tak pernah membenci mereka dan mengantarkan mereka dengan senyuman ketulusan. Mereka hidup bahagia dengan di karuniai seorang anak laki-laki bernama Im Chang Hyun.

♥♥♥

The End