Khadijah segera berlari menuju dapur dan mendapati anaknya tengah ketakutan, ia segera meraih tubuh anaknya lalu menenangka anak laki laki kesayangannya.
"Ada apa nak?".
"Maaf Umi, Fariz ga sengaja".
"Kamu sedang apa?" tanya umi lembut.
"Fariz lapar umi, tapi Fariz takut sama abi". Fariz menjelaskan perasaannya.
"Anak umi sayang" Khadijah memeluk erat tubuh Fariz "Abi tidak membencimu, abi hanya belum bisa menerima cita-cita kamu sayang ,anak umi kasian kamu nak".
"Fariz menangis ketakutan".
"Kamu lapar ya nak ya, ayo kita ke kamar, Bibi tolong siapkan makanan untuk tuan muda, bawa ke ke kamar ya".
Khadijah membawa putranya menuju kamar sambil menenangkannya.
Sementara keluarga yang lain hanya menatpnya, dan sang ayah tertawa mengejek merasa kemenangan sudah ia dapatkan.
Khaira memarkirkan mobilnya di garasi, kemudian segera keluar saat ia melihat Rita sudah menunggunya di depan pintu, ia menghamburkan pelukan penuh kebahagiaan.
"Mama....aku seneng mama ga kenapa-napa, mama pulang sama mas Andi?".
Rita yang merasa sangat bahagia bertemu putrinya seketika berubah mood mendengar nama Andi disebut, lebih lebih lagi pria tengik itu masih berada di dalam rumah mereka.
Andi sedang duduk ia terlihat mengerutkan alisnya, menandakan ia merasa kesakitan, ia sengaja berlebihan didepan dua wanita itu supaya mendapat simpati mereka.
Khaira segera mendekat dan memeriksa keadaan Andi, ia melihat banyak lebam diwajh orientalnya, wajah dengan kulit putih terawat itu tampak kebiru-biruan menandakan bekas pukulan yang banyak.
"Mas... Andi gimana keadaannya, makasih udah melindungi mamaku, aku ga tau apa yang terjadi kalau mas ga ada disana". Khaira begitu terharu dan simpati melihat keadaan tunangannya, ia meneteskan bulir bening membayangkan kengerian yang dialami Andi dan Rita.
Sementara Rita masih begitu kesal pada Andi, tapi rasa berhutang budinya menutupi kekesalannya, jadi seolah-olah ia bersikap tak terjadi apapun selain insiden pera
pokan itu, ia juga tak berani menceritakan hal lain.
Mbok Yati ART keluarga itu keluar untuk memberitahukan kalau makan siang sudah siap, akhirnya mereka makan siang bersama, Khaira menyuapi Andi ia memperlakukan Andi dengan sangat baik.
Rita sebenarnya begitu kesal, ia teringat igauan Andi tentang wanita lain yang Andi cintai selain putrinya, ia merasa ingin sekali menghajar laki-laki itu, karena tidak tahan akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kamar daripada harus melihat sandiwara Andi.
Malampun tiba Andi berpamitan untuk kembali ke apartemennya, setelah berpamitan pada Rita ia segera hendak pergi, tapi Khaira mencegahnya.
"Tante....makasih, aku udah diijinin istirajat dirumah tante, karena sudah malam aku pamit pulang dulu".
"Oh ya silahkan". jawab tegas Rita.
Mendengar jawaban Rita Andi merasa kecewa karena ia berharap supaya dia tetap tinggal dirumah itu dan dirawat oleh Khaira yang cantik dan imut atau Rita yang sexi.
"Mama apaan sih, mas Andi kan lagi sakit, dia sendirian diapartemen, masa mama tega lihat calon menantu mama, biar mas Andi nginep disini ya ma, aku mau merawat mas Andi, sebagai rasa terimakasihku karena mas Andi sudah menyelamatkan mama". Khaira menciba menggugah rasa iba Rita.
Rita hanya bernapas panjang, lagi-lagi ia harus mengalah karena rasa hutang budi.
"Ok hanya untuk malam ini" tegasnya.
"Ya mama, besok mas Andi aku antar ke apartemen, dan aku carika seseorang untuk mengurusnya, terimakasih mamaku yang cantik".
"Ya" jawabnya singkat sambil berlalu meninggalkan sepasang kekasih itu.
Khaira tersenyum manis pada Andi, kemudian memapahnya menuju kamar tamu, ua merawat Andi dengan baik, bahkan saat andi sudah tertidur ia masih dengan setia menunggui calon suaminya itu.
Jam menunjukan pukul satu dinihari Andi terbangun karena merasa tubunya begitu sakit, yah memang perampokan itu ia rencanakan, tapi tidak dia sangka mereka benar-benar menghajarnya habis-habisan.
Ia membuka mata indahnya dan terlihatlah Khaira yang tertidur disofa kamar itu, gadis cantik itu tidur dengan sangat lelap, ia terlihat begitu cantik walaupun tanpa makeup, cantik natural ala remaja gitu polos beda dengan mamanya Rita wanita dewasa dengan makeup tebal dan tubuh menantangnya.
Tapi Khaira benar-benar cantik, apa lagi saat ini ia hanya memakai piyama berbahan satin lembut, sehingga tubuh langsingnya tampak indah dalam balutan piyama ungu itu.
Andi menatap Khaira, ia bangun dan mendekatinya, ia begitu terpesona pada gadis periang yang lembut itu, sudah lama ia mendambakan saat seperti ini berdua didalam kamar bersama gadis yang membuatnya mabuk kepayang dan rela mengejar ngejarnya selama beberapa tahun.
Andi semakin mendekatkan dirinya pad Khaira, mencium bau tubuh wangi gadis itu, mengelus pipinya yang lembut, dan ia bersiap untuk mencium bibir mungil khaira, namun tiba-tiba Khaira terbangun.
"Mas...Andi".
Andi kaget mendengar ucapan Khaira, tapi ia nekat lebih mendekatkan bibirnya" kepalang tanggung " pikirnya.
Tapi dengan cekatan Khaira menahan bibir Andi dengan tangannya.
"Mas....jangan, ingat kita belum menikah" khaira mengingatkan Andi, kemudian ia segera duduk.
Ketika hendak pergi Andi menahan Khaira ia memegang kedua tangan Khaira, agar Khaira tidak betdiri.
"Ra....kali ini saja, lagi pula cepat atau lambat kamu juga akan jadi istriku, jadi apa salahnya kalau kita melewatkan malam ini dengan menyatukan cinta kita".
"Maaf mas, selama ini mas bisa menahannya, kenapa tidak untuk malam ini.
"Ra kemarin kemarin aku ga pernah lihat kamu kayak gini, beda malam ini aku ga tahan Ra, tolong Ra jadilah milikku seutuhnya" Andi serasa tak bisa lagi menahan hasrat kelelakiannya dan ingin segera menikmati tubuh indah Khaira, karena seauatu yang ada dibawah sana sudah sangat memberontak dan ingin segera dijinakkan.
Khaira bingung bagaimana cara melepaskan diri dari cengkraman Andi, ia tak tau lagi harus berbuat apa, sampai tiba-tiba ia menangis, melihat Khaira menangis nafsu Andi tiba-tiba mulai redam, antara kesal dan tak tega membuat kekasih mungilnya merasa terintimidasi.
"Mas Andi jahat...hik...hik...hik" tangis khaira pecah.
"Ra kenapa, bukankah kita saling mencintai?".
"Aku ga mau mas, ini dosa, aku ga mau papa disiksa disana karena aku berbuat dosa sebesar ini, aku mohon jangan lakukan itu mas," pinta Khaira.
"Ok...tapi secepatny kita menikah ya sayang, aku rasa aku ga akan kuat kalau harus menunggu lama lagi" Andi pasrah ia terpaksa melepaskan Khaira.