Chereads / Kisah Diantara Dua Hati. / Chapter 11 - Penyesalan Abi

Chapter 11 - Penyesalan Abi

Suatu malam disebuah club ternama dikota S, Andi sedang menikmati malam bersama temannya, ia tak sengaja melihat Rita dan Indra yang sedang berada diclub yang sama juga, ia memperhatikan dua orang tersebut, Rita yang biasanya tak pernah mau dekat dengan laki laki manapun sekarang mau diajak kencan oleh Indrajaya yang ia tahu ia adalah seorang yang doyan main prempuan.

Dimeja Rita dan Indra mereka sedang menikmati wine (Minupan apaan tuh....ga tahu autor sok ngerti aja, lihat di TV ama baca di Webnov 🤣🤣🤣) sambil sesekali Indrajaya membelai pipi atau mengelus pundak Rita, mereka tertawa bersama dan tampak begitu mesra.

Malam itu Rita tampak lebih sexi daripada biasanya, dengan dandanan tebal bibir merah merona bak bunga mawar merah diantara lembutnya salju sangat kontras, ia mengenalan dress mini berwana merah senada dengan tas, sepatu dan lipstiknya, membuat siapapun takakan mungkin tidak berdecak kagum, apalagi bagian dadanya menyebul bak balon yang hampir meletus karena dia memakai baju tanpa lengan.

Pria yang jauh saja melihat Rita pasti ingin sekali menyentuhnya, apalagi si Indrajaya itu, bandot tua pastinya memanfaatkan kesempatan itu buat colek colek lah ya.

Entah apa yang merasuki diri Rita sejak tahu perasaan Andi padanya, sepertinya ia berubah jadi wanita haus kasih sayang, sebagai pelariannya ia memilih menyibukan diri dengan laki laki lain.

Malam sudah semakin larut, teman teman Andi mengajaknya pulang, tapi ia belum mau, ia ingin tahu jam berapa Rita akan pulang.

Sambil menahan marah karena ia merasa Rita harus jatuh dalam ranjangnya, eh salah pelukannya maksutnya, yang itu akan terwujud sebentar lagi, malah ada laki laki tua mendahuluinya.

Ia melihat Inrajaya mulai meraba pipi Rita, lalu mendekatkan wajahnya seakan tak mempedulikan sekitarnya, dua insan berbeda jenis itu saat ini tengah asik melumat bibir satu sama lain.

Tak tahan melihat itu Andi segera menghampiri mereka.

"Ehem...." Andi berdehem untuk memutuskan lumatan panas yang sudah mulai diwarnai raba raba.

"Andi" Rita tampak kaget "ngapain kamu disini".

"Tante sendiri ngapain disini?".

"Rita dia kariawan kamu, juga calon mantumu kan?" Indrajaya bertanya.

"Ya mas".

"Pulang tante sudah malam".

Rita jadi salah tinglah karena Andi memergokinya sedang beradegan hot, ia takut sikap Andi akan berubah, tapi ia pura pura ketus.

"Suka suka saya, ini hidup saya".

"Tante bagaiman kalau Khaira tahu tante kaya gini".

"Oke, mas aku pulang dulu ya, besok kita ketemu lagi" Rita segera berdiri tapi sebelum ia pergi dengan sengaja ia mencium ringan dibibir berkumis Indrajaya.

Sontak hal tersebut membuat Andi kesal.

Andi mencoba mencari tahu tentang Indrajaya melalui kenalannya yang kebetulan bekerja dipeeusahaan Indrajaya, dari informasi yang ia korek ternyata ia tahu fakta bahwa Indrajaya masih bersetatus sebagai suami, dan memiliki beberapa simpanan dikota tersebut, hanya saja Istri sah Indrajaya tinggal diokota sebelah, ia sangat terkejut karna setahunya Ibdrajaya adalah seorang duda.

Jadilah fakta tersebut akan ia gunakan untuk memisahkan Rita dan laki laki mata keranjang itu.

Tak terasa Ujian akhir SMP kelas 3 sudah usai, dan hari ini merupakan hari penentuan kelulusan, satu tahun ini Fariz sudah belajar mati matian, hobinya bermain basket, nongkrong sambil ngecengin cewe ia tunda dulu karena ia ingin memenangkan taruhannya dengan Abi.

Abi keluar dari kelas Fariz jantungnya berdetak keras, tak biasanya Sulaiman mengambil rapot anak anaknya, biasanya itu adalah urusan Khadijah, tapi untuk kali ini berbeda, ia ingin sekali melihat anak badungnya bertekuk lutut karena kalah taruhan.

Sulaiman membuka surat kelulusan Fariz dan tampak terkejut, anaknya dinyatakan lulus, dan pada lembar berikutnya ia melihat dengan cermat nilai ujian Fariz.

Bahasa Indonesia 9.30

Matematika : 9.00

IPA : 9.10

Bahasa Inggris : 9.00

melihat kenyataan itu mata besar Sulaiman seolah akan keluar dari tulangnya.

Fariz dan Khadijah yang melihat Sulaiman shock segera menghampiri mereka takut kalau kalau Sulaiman terkena serangan jantung mendadak.

"Umi....abi, abi kenapa Umi" teriak Fariz.

"Ini pasti karena nilai kamu jelek Fariz, ayooo bantu abi".

Mereka memapah Sulaiman yang tubuhnya kaku, setelah mendudukan Sulaiman Fariz segera berlari untuk membelikan air mineral, iapun segera kembali membawakan sebotol air dan membantu Sulaiman minum.

Sulaiman sudah tampak tenang, setelah beberapa saat Khadijah mulai menanyakan apa yang telah terjadi.

"Ada apa abi, abi tidak perlu shock kalau nilai Fariz jelek, umi sudah biasa dinasehati gurunya Fariz ko bi, jadi abi tenang ya" pinta Khadijah.

"Ya bi, Fariz sadar kok Bi, tapi Fariz sudah berusaha mati matian bi, kalaupun nilai Fariz jelek ya Fariz bersedia mondok kok seperti keinginan abi".

"Sebentar" Sulaiman menyerahkan kertas itu pada Khadijah

Dengan santai, tapi sesaat kemudian Khadijah menjerit, lalu memeluk Fariz "sayang nilai kamu, Ya.....Allah terimakasih, kenapa tidak dari dulu Ya....Allah Engkau berikan nilai seperti ini pada anak hamba"

"Ada apa Umi".

"Ini" Khadijah menyerahkan nilai ujian Fariz.

"Umi ini beneran umi, Yessss" Fariz mengepalkan tangannya, ia merasa lega tidak harus mondok dan bisa memilih dimana ia akan sekolah.

Mereka bertiga segera pulang, sepnjang perjalanan tampak Fariz dan ibunya begitu bahagia, berbeda dengan Sulaiman yang menyesal sudah membuat kesepakatan itu, satu tahun ini ia sudah berdamai dengan Fariz, dan Fariz juga sudah jadi anak yang lebih baik, tapi cita citanya supaya Fariz mondok tidak akan terwujud.

Sulaiman merasa kalah, tapi baginya tak apa karena Fariz sudah lebih baik itu sudah merupakan anugerah dari Tuhan yang berharga.

"Kamu mau melanjutkan dimana Riz" tanya Sulaiman.

"Nilai Fariz bagus abi, Fariz mau sekolah di SMA N 1 kota S bi".

"Baiklah".

"Terimakasih abi".