"Mengapa harus aku? Mengapa kau begitu mencintaiku? Mengapa harus aku? Mengapa tak mau melepasku sampai akhir?" dengan lemah Cinta memandang wajah tampan tirus milik Rayhan.
Tangan tirus namun hangat milik Rayhan menggenggam erat tangan gemuk milik Cinta, ekspresi wajah Rayhan begitu kuat dan keras, berganti-ganti ada kebencian, dendam namun akhirnya kerinduan mendalam membuat Rayhan melahap dengan penuh kerinduan, bibir Rayhan mendarat lembut menyusuri kening, mata almond, pipi chubby, bibir ranum, terus ke bawah ke dagu bulat, terus ke lehernya yang berlipat, ia mengulanginya lagi, ke keningnya dan terus sampai ke lehernya, terus berulang sampai kehangatan mulai hilang dari tubuh gemuk Cinta. Rayhan seolah ingin memindahkan kehangatan tubuhnya kepada tubuh Cinta yang telah terkulai mulai tak bernyawa.
Rayhan tak memperdulikan penonton kecelakaan di sekelilingnya. Ia juga tak perduli dengan darah segar yang mengalir deras dari pelipisnya. Ia mulai kehilangan kesadarannya. Ia tak peduli kondisinya sendiri. Ia terus mengulanginya. Menciumi Cinta sambil terus bergumam,
"Cinta, hanya boleh kamu dan hanya kamu. Karena memang hanya boleh kamu..., karena hanya kamu... Cinta, karena tak ada yang lain... Karena tak ada yang boleh memilikimu, aku tak rela melepaskanmu. Aku akan segera menyusulmu... Tunggu aku, Cinta.... Dari awal hingga kini, hanya ada kamu. Tak mungkin aku melepaskanmu, Cinta cintaku selamanya... Hanya kau untukku... " Rayhan bergumam menjawab pertanyaan Cinta dikala meregang nyawa. Cinta mendengar samar-samar jawaban Rayhan.
Di akhir hidupnya, Cinta kembali mengingat perjalanan hidupnya yang ia anggap biasa, ia telah salah melangkah. Ia telah ceroboh dan keras hati, tak heran ia jadi begitu sial. Seperti kata pepatah, sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Begitulah sepuluh tahun kehidupannya setelah ia menikah dengan Rayhan. Ia yang begitu menganggap biasa kehidupannya akhirnya menyadari sampai akhir Rayhan tak sudi melepaskannya. Sampai ia berubah buruk rupa seperti donat pun Rayhan tak perduli, tak melepaskannya sampai akhir, terus menempel, cinta kasih dan posesifnya tak berubah dari awal pernikahannya. Baru ketika ia sampai dipenghujung hidupnya ia menyadari betapa Rayhan telah berkorban banyak untuknya. Mencintainya sampai akhir dan tak rela berpisah.
Cinta menyadari kesalahannya... Jika saja ia diberikan. Kesempatan untuk mengulangi hidupnya, mensyukuri hidupnya, keberuntungannya. Seandainya ia cepat menyadari betapa Jeana menyusun segala trik untuk menjatuhkannya, Jeana terobsesi memiliki Rayhan. Memanipulasi segalanya hingga akhirnya Cinta mati dalam kecelakaan, Jeana tak menyangka Cinta akan bersama dengan Rayhan.
"Bagaimana mungkin Rayhan bersama dengan Cinta... Bagaimana bisa Rayhan bersama dengan si jal*ng itu? Bukankah Rayhan di kota K berbisnis dengan ayah Sulaiman? Mengapa Rayhan dapat kembali ke kota J?" Jeana histeris memborbardir pemberi berita mengenai "kecelakaan" yang terjadi di jalan tol Jagokarsa. Jeana pucat pasi. Mengapa segala rencana yang sudah tersusun rapi jadi berantakan. Rencana yang disusunnya sudah begitu sempurna. Jeana sudah membuat mobil yang dikendarai Cinta mengalami "kecelakaan" alami. Rencana itu sempurna telah merenggut Cinta, yang tak diketahuinya adalah Rayhan ikut berkendara dengan Cinta, ia berupaya membujuk Cinta untuk membatalkan keputusan perceraian yang telah final. Rayhan memaksa ikut masuk ke dalam mobil yang dikendarai Cinta.
Untunglah Rayhan masih dapat diselamatkan. Jeana memandang tubuh penuh selang yang tebujur kaku di ruang perawatan VVIP superintensif, sosok penuh selang dihadapannya tidak lain adalah Rayhan. Rayhan yang mengisi seluruh relung hatinya. Rayhan yang menjadi semangat dalam menjalani kehidupannya. Ketika ia berhasil menyingkirkan Cinta untuk selamanya, mengapa Rayhan masih terus mengejar Cinta. Sebegitu tak relakah Rayhan berpisah dengan Cinta. Ketika Cinta sudah tak memiliki kekayaan dan kecantikan.
Jeana telah berhasil memprovokasi Cinta hingga kekayaannya habis ludes tak bersisa. Kakak-kakak dan orang tua Cinta memang masih mau menerimanya namun minder dan tak mau merepotkan keluarganyalah yang membuat Cinta tak mau berterus terang mengenai keadaannya pada mereka. Cinta mengeraskan hatinya hanya bergantung pada kemampuannya, hanya uluran tangan Rayhan saja yang diterimanya, hal ini pun akhirnya di tolak oleh Cinta sebagai upaya terakhir memutuskan hubungan dengan Rayhan.
Kecantikan Cinta pun sudah tak tersisa, badan gemuk, besar seperti donat, kerjanya sebagai editor disebuah kantor membuat ia bekerja tanpa banyak bergerak. Kegemaran makan junk food ketika stress serta mengkonsumsi minuman manis kegemarannya membuat ia semakin membengkak alias semakin bulat.
Cih... Tak akan ada yang mau meliriknya lagi... Tapi mengapa Rayhan masih terus memantau Cinta bahkan terus mengulur menandatangani surat cerai yang terus dilayangkan Cinta. Selama lima tahun pernikahan mereka, Cinta selalu bersikap kasar pada Rayhan. Setelah lima tahun itu, Cinta memutuskan kabur dari rumah yang mereka tempati. Kemana pun Cinta pergi Rayhan terus membuntuti.
Tahun ke enam pernikahan mereka, Cinta mengirimkan surat perceraian. Rayhan tak menanggapi, ia terus kokoh mempertahankan pernikahannya. Cinta semakin terpuruk, ia menghamburkan kekayaannya, investasi sana-sini tanpa pikir panjang, kekayaannya mulai menipis. Sampai akhirnya Cinta sudah tak memiliki harta karena ia telah menghabiskan seluruh asetnya dalam investasi yang salah. Cinta juga sudah tak cantik, badannya tak sintal lagi, wajah dan tubuhnya tak terurus. Jeana tahu benar ketika Cinta stress berat akan meyalurkannya dengan belanja dan makan tak terkendali. Hartanya telah habis namun Rayhan masih menyokongnya, ia terus memberikan kemudahan kepada Cinta. Rayhan memberikan apartemen untuk ditempati, memberi kartu "Platinum Black Card" tanpa limit pemakaian dan menyediakan mobil untuk Cinta pakai. Cinta tetap bisa hidup nyaman walaupun tak semewah lima tahun yang lalu sebelum Cinta kabur dari kediamannya.
Jeana sulit menyingkirkan Cinta, fasilitas selalu dimiliki Cinta. Kalau bukan karena Jeana menyakinkan Cinta bahwa Rayhan tak akan melepaskannya kalau Cinta terus menggunakan fasilitas yang diberikan Rayhan. Jeana tak punya kesempatan menjalankan siasatnya. Ketika Cinta sudah membulatkan tekad menolak Rayhan. Jeana dengan perlahan merapat menjerat Rayhan. Walau Rayhan tak segagah sepuluh tahun lalu, bagi Jeana, Rayhan tetap tampan dan ia dapat mengembalikan Rayhan seperti dulu. Jeana yakin dengan kemampuannya.
Rayhan terbujur lemas tak sadarkan diri. Hanya terdengar biiip... biiip... biiiiip dari alat bantu pernapasan. Jeana menatap nanar dan mengusap lembut pipi tirus Rayhan. "Mengapa harus dia yang kamu cinta? Mengapa bukan aku? Mengapa harus dia? Ray... Aku selalu menantimu melihatku. Tak bisakah berpaling padaku sedikit saja... Aku yang menjaga kecantikan dan kemolekan tubuhku. Kekayaanku juga telah melebihi Cinta. Ia hanya wanita miskin tak menarik. Mengapa kau masih mencintainya? Dia tak bisa mengandung anakmu. Aku bersedia mengandung anak-anakmu. Dia selalu ingin lepas darimu. Aku bersedia mengikutimu kemanapun engkau melangkah... Mengapa bukan aku yang kau cintai, mengapa bukan aku??? " Jeana menangis dalam diam heningnya malam.