Sepanjang perjalanan Rayhan masih sibuk dengan laptopnya. Hampir sama dengan ingatan Cinta, pada malam itu, selama perjalanan ke bandara, Rayhan sibuk dengan laptopnya dan mengabaikan Cinta.
"Rayhan, berapa lama kita akan pergi? Kenapa kamu begitu sibuk?" Cinta tak tahan membendung keingintahuannya. Dikehidupan yang dulu, ia tak pernah tahu berapa lama Rayhan akan mengajaknya honeymoon.
"Satu bulan", jawab Rayhan singkat. Ia fokus dengan layar laptopnya, ia mengangkat mengangkat HP-nya, "Arman, semua sudah selesai..., lakukan sesuai rencanaku.... Hubungi aku jika penting saja... "
Cinta terperajat mendengar jawaban Rayhan, "Astogeee... Yang bener aje... Gimana bisa dia ninggalin bisnisnya satu bulan. Gile aje... Apa dia pikir honeymoon itu artinya bulan madu dan dia arafiahkan satu bulan... Gak mungkin... Poker face ini kan jenius... Masa dia gak ngerti arti bulan madu... Hmmm... Pergi ke satu tempat dan menetap di sana sebulan? Bisa bosen nih gue... Ampuuunnn... Mau ngapain sebulan... Astaga... Jangan bilang... Dia mau bikin bulan madu ini jadi ajang produksi anak... Oh... My.... No... No... No.... " pipi Cinta mamanas membayangkannya.... Poker face ini koq bisa ngambil keputusan gitu ye? Masa dia gak was-was ninggalin bisnisnya... " Cinta bener-benar bingung dengan jawaban Rayhan. Ia menyimpan pertanyaan-pertanyaan di dalam kepalanya, ia tak mau mengganggu kesibukan Rayhan.
Cinta terus memperhatikan Rayhan dari samping ia hanya samar mendengar perintah Rayhan kepada Arman yang adalah wakilnya selama ia pergi. Mata Cinta malah fokus melihat Rayhan dengan seksama, "Kata orang, pria sedang bekerja itu seksi... Hmmm... Bener juga... Aura serius, dominan dan berkuasa. Sweater turtle neck hijau army berpadu dengan celana jeans hitam. Wajah tampan itu... Rambut hitam legam berombak membingkai wajah maskulin Rayhan. Mata elangnya. Hidung mancung bangir. Bibir tipis seperti kelopak mawar bergerak dengan cepat, berbicara melalui blue tooth yang menempel di telinganya. Perpaduan yang mempesona... Aaah... Kenapa juga gue ngeliatin mahluk ini... Hhhhh... " Cinta mengerlingkan matanya dan mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil.
Rayhan tak merasakan pandangan Cinta, ia fokus mengatur semua keperluan kantor dan keperluan honeymoon-nya. Baginya ini adalah kesempatan emas yang harus dipergunakan sebaik-baiknya untuk melembutkan hati Cinta. Ia ingin memiliki Cinta. "Ah... Benarkah aku dapat menggunakan momen ini untuk melembutkan hatinya yang sekeras batu karang... Benar-benar menggenggam hatinya dan merengkuh tubuh lembutnya setiap malam. Tidak salahkan kalau aku menginginkan istriku setiap malam.... Semoga Tuhan berpihak kepadaku..." doa Rayhan dalam hati.
Cinta menikmati keindahan lampu kota yang tertata rapi, baru kali ini Cinta meresapi indahnya malam di kota A. Dikehidupannya yang dulu, Cinta sudah siap dengan rencana kaburnya jadi ia sibuk dengan HP-nya dan tidak menyadari indahnya penataan lampu di kota A.
Cinta membuka HP-nya yang sedari tadi sengaja diatur ke nada diam. Ia kemudian asik chat di group keluarga Tohir, ia mengabarkan keluarganya bahwa ia dalam perjalanan honeymoon. Cinta tersenyum membaca doa, dukungan dan semangat yang diberikan seluruh kakak-kakaknya, mama dan abah. Mereka mendoakan agar sepulang dari bulan madu ia segera hamil. Tanpa ia sadari ia menarik napas panjang sambil tersenyum simpul. Terbersit kecurigaan, jangan-jangan mereka tahu kemana Rayhan akan membawanya.
Jika ia pikirkan kembali, dikehidupannya yang dulu, tidak mungkin Rayhan cepat menemukan dimana ia berada tanpa bantuan dari keluarga Tohir. Ia yakin sekali Rayhan mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Sampai akhir di kehidupannya yang dulupun keluarganya hanya mendukung Rayhan sebagai suaminya, hal ini juga yang membuatnya kabur menghilang dari keluarganya, ia merasa tidak ada yang mengerti dirinya. Cinta menyadari betapa bodoh dirinya yang dulu.
Kali ini, Cinta tidak memberi kabar di Gandaria. Ia sengaja tak membuka WA grup Gandaria. Ia tak mau meninggalkan jejak untuk Jeana, ia akan menghubungi Gandaria setelah ia pulang honeymoon. Cinta sengaja tidak membuka chat ataupun mengangkat telepon dari Ellios dan Jeana. Ia tentu tidak akan masuk perangkap mereka untuk kedua kalinya. Pasangan menjijikkan yang paling ia benci.
Mobil berhenti di area ekslusif khusus untuk pesawat pribadi. Dulu Cinta kabur dengan beralasan sakit perut mau buang air besar dan dia tidak mau memakai toilet di pesawat. Kemudian Jeana sudah menunggunya di toilet dengan perlengkapan kamuflase, wig dan baju ganti. Jeana juga membantunya kabur memakai paspor palsu yang ajaibnya benar-benar sukses membawanya sampai ke Paris.
Kali ini, Cinta dengan mantap melangkah ke pesawat dengan menggandeng Rayhan. Ketika Cinta turun dari mobil, dengan sigap Rayhan menuntun tangannya. Cinta bersungguh hati menyambut Rayhan. Ia memutuskan mulai bersikap seperti layaknya istri yang akan berbulan madu. Jantung Rayhan bedegup kencang. Merasakan istrinya mulai berubah.
Arman yang ternyata ikut mengantar kepergian mereka, telah menanti di area khusus tersebut. Ia menanti dibawah tangga pesawat, disebelahnya dua pramugari cantik dengan hormat tersenyum manis menyambut Rayhan dan Cinta. Cinta membalas senyuman mereka, Rayhan hanya melirik dingin, ia fokus memberikan perintah terakhirnya, "Arman, semua dokumen untuk satu bulan kedepan sudah aku periksa dan tanda tangani, jika ada yang mendesak baru telepon, kalau tidak darurat, kamu dilarang meneleponku. Email juga tidak perlu....!". Arman dengan wajah datar menganggukkan kepalanya dan berujar, baik pak Rayhan, saya sedapat mungkin tidak akan menghubungi Bapak."
"Pekerjaanmu begitu banyak, mengapa memaksakan diri bulan madu sampai satu bulan? Apa yang ada dalam pikiranmu? Mengapa kamu begitu mencintaiku? Apa yang aku berikan padamu sampai kamu mencintaiku sedemikian rupa...?" Cinta bertanya-tanya dalam hati. Rayhan menuntunnya menaiki pesawat. Di lobby pesawat kapten pilot, co-pilot, dua koki masak dan satu bartender menyambut mereka dengan ramah. Rayhan tersenyum sopan dan menarik Cinta langsung ke kabin pesawat.
Arman memandang sosok mereka menaiki pesawat pribadi Rayhan. Pemandangan yang indah, sungguh Rayhan dan Cinta adalah perpaduan yang serasi, lelaki tampan dan wanita cantik memang serasi. Arman menangkap adanya perbedaan pada pasangan ini, Cinta terlihat hangat menggandeng lengan Rayhan. Arman mendoakan mereka pulang dengan kabar gembira, ia tahu selama ini Cinta bersikap dingin pada bos poker face-nya. Tadinya Arman menganggap Cinta sama seperti Rayhan yang berwajah dan bersikap dingin pada orang lain namun hangat pada orang-orang yang disayanginya. Namun, sejauh pengamatannya, Cinta malah kebalikannya. Cinta merupakan sosok yang hangat dan ceria, hanya pada Rayhan, Cinta berubah jadi ratu es. "Selamat berjuang boss... Semoga sukses bulan madumu...!!" seru Arman dalam hati.
Seolah Rayhan mendengar seruan hatinya, ia menoleh ke bawah ke arah Arman. Arman yang melihatnya mengacungkan jempol dan menampilkan gerakan dan komat-kamit mengatakan, "Semangaaat!!". Rayhan memalingkan wajahnya, mengacuhkannya, dingin tanpa ekspresi dan berlalu masuk ke pesawat.
Pesawat pribadi Rayhan tidak kalah mewah denga pesawat pribadi keluarga Tohir. Rayhan tahu keluarga Tohir memiliki pesawat pribadi mewah, ia pun tak mau kalah. Rayhan menuntun Cinta, berkeliling di dalam pesawat. Pesawat Rayhan memiliki 2 lantai, Cinta sudah terbiasa dengan pesawat pribadi mewah, keluarga Tohir sudah biasa bertamasya atau pun pergi bisnis ke negara lain menggunakan pesawat pribadi mereka.
Kakak-kakak Cinta memiliki pesawat pribadi sebagai hadiah pernikahan, tentu saja hadiah yang diberikan Abah tidak hanya pesawat, mereka semua juga mendapatkan rumah mewah di negara yang mereka inginkan. Tinggal sebut dan pilih saja... Seperti kata orang-orang..., "Sultan mah... Bebas aja....".
Hanya Cinta saja yang menolak dibelikan pesawat pribadi oleh Abah. Menurutnya pemborosan jika Abah membelikan pesawat untuknya. Cinta tak bahagia dengan rencana pernikahannya jadi ia tidak meminta apapun sebagai hadiah pernikahannya. Sampai akhirnya dikehidupannya yang dulu ia mbuang semua kekayaannya untuk kabur bersembunyi dari keluarganya dan Rayhan.
Cinta berkeliling pesawat melihat fasilitas yang ada di dalam pesawat. Pesawat Rayhan tak kalah dengan pesawat Abah Sueb. Hal yang berbeda hanya adanya kamar Lavender di pesawat ini. Rayhan menyediakan kamar Lavender yang sangat elegan dan nyaman, sesuai dengan selera Cinta. Cinta terenyuh, mengapa baru sekarang ia menyadari begitu perhatiannya Rayhan padanya. Ia membulatkan tekadnya. Ia akan memberikan cinta seutuhnya untuk Rayhan di kehidupan ini.
Rayhan merasakan penerimaan Cinta. Cinta yang biasanya tak sudi disentuh olehnya, sekarang memegang lengannya sepanjang touring pesawat. "Apakah Tuhan benar-benar sudah menjawab doaku?. Apakah dia sedang bersandiwara? Apakah dia benar-benar berubah?" Rayhan bertanya-tanya dalam hati. Pesawat siap lepas landas, Cinta duduk di sebelah Rayhan dan menggenggam tangannya dengan erat. Pesawat mengudara dengan mulus. Cinta meminta segelas Bailey dengan es dan pergi ke kamar Lavender, Cinta mengirimkan isyarat Rayhan untuk mengikutinya ke kamar, Rayhan tidak melihatnya, ia malah sibuk dengan HP nya, seolah ada urusan yang belum selesai. Cinta gemas melihatnya, ia berujar, "Ray, aku akan ke kamar, cepat selesaikan urusanmu ya..., kita istirahat, kamu pasti juga lelah... Aku menunggumu di kamar!." Cinta berlalu ke arah kamar Lavender di lantai dua.
Rayhan sebenarnya hanya sedang mengirimkan WA ke Arman, "Jangan macam-macam... Fokus pekerjaanmu. Jangan sampai ada yang salah! Kalo sampai ada yang salah... Aku tidak akan ragu memecatmu!!!😈😈"
Arman tersenyum masam membaca pesan Rayhan. Arman melangkah ke mobilnya, ia telah melihat pesawat lepas landas dengan selamat. Ia yakin semua akan berjalan dengan aman dan lancar, pesawat telah melewati berbagai pemeriksaan, dia juga sudah memastikan kru pesawat adalah tenaga profesional yang memang telah bekerja pada keluarga Tohir lebih dari 2 tahun. Ketika Arman menyalakan mesin mobilnya, pesan Rayhan kembali masuk, "Terima kasih untuk support semangat darimu, doakan aku, jika sukses, aku akan memberikanmu libur seminggu setelah aku pulang nanti". Kali ini Arman serasa menemukan oasis di gurun sahara. Ia memang sudah merencanakan berlibur dengan Nina, istrinya. Arman segera memanjatkan doa sebanyak-banyaknya agar boss-nya dilancarkan bulan madunya.
Setelah mengirim pesan ke Arman, Rayhan bergegas menyusul Cinta. Ia tak menyangka Cinta peduli padanya, bahkan mengundangnya masuk ke kamar Lavender. Sebenarnya Rayhan sudah bersiap akan tidur di sofa ruang cinema, jika kru pesawat memergokinya, ia akan memakai alasan dia ketiduran ketika menonton. Namun tak disangka, Cinta malah mengundangnya ke kamar Lavender untuk istirahat bersamanya. "Aku datang Aicin..., Cinta... Yuk kita tidur bareng....!" seru Rayhan dalam hati.