Kembali ke masa sehari setelah menikah di kamar Lavender...
Setelah mengabaikan telepon Ellios, Cinta menghabiskan sarapannya. Seingat Cinta sudah lima tahun dia tidak makan makanan senikmat ini. Makanan khas di rumah Rayhan. Hmm... Apakah selama lima tahun di awal pernikahannya ia selalu menyantap masakan Rayhan? Sejak kapan Rayhan pandai memasak... Cinta bergulat dengan pikirannya sendiri. Cinta menatap Rayhan yang terlihat asyik membaca berita saham terkini di tab 'Applle' miliknya. Cinta mengurungkan niatnya untuk mengklarifikasi siapa koki sarapan yang baru disantapnya.
Cinta teringat seharusnya malam ini mereka akan pergi bulan madu memakai pesawat pribadi Rayhan, ia merahasiakan kemana mereka akan pergi jadi Cinta tak mengetahui sama sekali kemana mereka akan berbulan madu. Malam itu ketika Cinta sampai di bandara, ia beralasan ke toilet dan kabur bersama Ellios ke France. Sekarang, Cinta mau mengubah hidupnya. Cinta berpikir ia harus merubahnya mulai dari malam ini. Malam ini ia akan pergi bersama Rayhan.
"Rayhan, kemana kita akan pergi? Malam ini kita akan pergi bukan?" Cinta memulai percakapan dengan sedikit canggung karena ia sedikit ragu apakah benar sesuai dengan ingatannya di kehidupannya yang dahulu.
Rayhan sedikit terperajat, kaget mendengar ujaran Cinta, ia tidak menyangka Cinta akan menanyakan rencana bulan madu mereka, Rayhan mengira setelah penolakan Cinta semalam, ia pasti tak akan mau pergi dengannya, terlebih lagi tadi pagi Cinta terlihat sakit. Rayhan segera menguasai dirinya dengan cepat ia menjawab, "Iya..., memang rencananya malam ini aku akan mengajakmu honey moon ke tempat rahasia. Apakah kamu sudah gak napa? Kamu yakin bisa pergi malam ini?." Ada sedikit ragu di dalam nada bicaranya.
"Aku udah gak napa..., jam berapa kita akan berangkat? Perlu bawa apa aja? Aku packing sekarang ya? Ok?", Cinta sedikit antusias, sebenarnya ada rasa penasaran kemana Rayhan akan membawanya.
"Semuanya sudah disiapkan, kamu gak usah packing. Tinggal bawa tas tangan favoritmu dan paspor saja... Malam ini pkl. 8, kita berangkat dari rumah. Kamu yakin sudah tidak sakit lagi?" ujar Rayhan dengan nada ragu. Rayhan sangsi Cinta dapat pergi malam ini mengingat betapa pucatnya Cinta tadi pagi.
"Aku gak napa kok... Aku hanya perlu istirahat, aku akan berendam air hangat kemudian tidur. Nanti malam aku pasti sudah tak mengapa..." jawab Cinta. Ia kemudian melenggang ke kamar mandi dengan santainya.
"Ok..., aku akan konfirmasi semuanya. Kita berangkat malam ini." Rayhan menjawab Cinta dengan cepat ada sekilas senyum di wajahnya yang terlihat acuh tak acuh.
"Imah, kamu temani Nyonya, berikan vitamin sebelum ia tidur, setelah itu pastikan dia tetap di kamar, beristirahat." Rayhan memberikan perintah kepada Imah sebelum ia melangkah ke balkon kamar. Di sana ia menelepon Arman, asisten kepercayaan yang menjadi tangan kanannya.
"Baik Tuan..." Imah menjawab Rayhan, Imah segera mengatur anak buahnya lewat jam Aimoo di tangannya, dengan cermat ia memberikan perintah mengatur tangan kanannya, Rukmini, untuk membagi tugas kepada seluruh anggota asisten rumah tangga. Dalam sepuluh menit, kamar Lavender sudah kembali bersih, tertata rapi dan wangi.
Di dalam kamar mandi, Cinta berendam dengan nyaman, sambil bermain busa sabun di dalam bath tub-nya, pikirannya menerawang, ia ingin tahu kemana sebenarnya Rayhan akan membawanya.
"Apakah ke Yunani? Afrika? Bali? New Zealand? Jepang? Korea? Atau ke Maldives?, gue bener-bener penasaran. Kali ini gue gak akan kabur sama Ellios, biar saja bajing** itu menunggu di bandara, gue gak akan berhubungan dengan dia lagi... Gawaaat gue jadi merinding ingat anak gue dan dia yang gugur akibat kecelakaan mobil pas gue mau mengejar bajing** itu... Gue udah salah, mencintai dia selama empat tahun, penantian yang sia-sia, cinta gue ke dia gak ada artinya sama sekali, he treat me like a shi*, dam*, I'm so stupid..." Cinta bergelut dengan pikirannya.
Ia teringat masa lalunya, memaki dirinya sendiri yang begitu dibutakan oleh cinta. Butuh 15 menit baginya untuk rileks dan keluar dari kamar mandi. Cinta merasakan tubuhnya nyaman sekali, ia mengenakan kimono mandi dan berganti pakaian di changing room. Cinta membuka lemari bajunya, betapa ia bersyukur melihat aneka model baju, yang paling disukainya terdapat aneka baju sporty kegemarannya dan baju berlabel merk terkenal favoritnya.
Setelah menimbang beberapa menit, akhirnya ia mengambil baju katun terusan tanpa lengan, bercorak salur biru muda putih dengan aplikasi buket bunga mawar merah di dada sebelah kanan, baju itu keluaran terbaru dari rumah mode sporty Poolo. Cinta pikir baju itu yang nyaman dipakai untuk tidur kembali. Cinta merasakan lelah yang amat sangat. Imah dengan cekatan membantu menyisir rambutnya, sedangkan Cinta membubuhkan pelembab dan lip balm di bibirnya yang ranum. Cinta memandang wajah cantiknya di kaca. Ia telah lupa betapa cantik dirinya. Sungguh menyenangkan kembali ke sepuluh tahun yang lalu. Tubuhnya masih berusia 22 tahun. Cinta tersenyum, ia mengalihkan pandangnya ke Imah, "Terima kasih Imah, sekarang aku lelah sekali, ada yang harus kuminum?", tanya Cinta.
Imah sedikit terperajat, bagaimana Cinta tahu ia harus meminum vitamin yang telah di sediakan Rayhan untuknya, menguasai diri dengan cepat, Imah memberikan vitamin ke telapak tangan Cinta. Cinta berjalan ke ranjang. Imah bergegas mengambilkan air yang berada di meja coffee kemudian menyerahkan ke Cinta yang duduk di tepi ranjangnya, "Silahkan diminum Nyonya, semoga Nyonya lekas pulih." ujar Imah.
Cinta menenggak vitamin yang tadi disodorkan Imah. Cinta sudah terbiasa dengan Imah yang selalu memberikannya vitamin setelah mandi dan makan karena itulah rutinitas Cinta selama lima tahun sebelum ia kabur dari Rayhan. Cinta merebahkan dirinya dan tertidur dengan cepat, ia sama sekali tidak menghiraukan Imah yang pura-pura sibuk membersihkan kamar. Cinta tahu Rayhan pasti menyuruh Imah menemaninya sampai ia tertidur.
Cinta terbangun pkl. 2 siang. Ia tidak menemukan seorangpun di dalam kamarnya. Ia memutuskan mencari Fefei, Corgi kesayangannya. Ia rindu bermain bersamanya. Dulu karena dia terlalu bodoh dan naif bukan saja membuat bayinya terbunuh dalam kecelakaan tapi juga membuat Fefei mati karena ia mengajak Fefei bersamanya di dalam mobil ke bandara.
Cinta mengajak Fefei berjalan sekeliling taman, rumah Rayhan memang sangat luas, di bagian belakang rumah selain kolam renang, Rayhan membuat danau buatan seluas 500 meter persegi. Di sekeliling taman terdapat pohon-pohon yang rindang, membawa keteduhan di taman running track itu. Cinta berjalan-jalan santai di siang hari hanya ditemani Fefei yang berjalan dengan santai juga. Sesekali Fefei mengejar kupu-kupu yang hinggap di bunga krisan di pinggir taman. Cinta merasa nyaman dan sesekali tersenyum melihat sepak terjang Fefei mengejar kupu-kupu. Cinta tak menyadari sepasang mata elang mengawasi dari balkon kamar Lavender.
Cinta bertekad di dalam hatinya. Kali ini ia akan menjalani hidupnya dengan berdamai dengan Rayhan. Cinta bertekad akan memiliki anak-anak yang sehat dan manis bersama Rayhan. Apapun masalah yang timbul akan ia hadapi, ia harus melahirkan bayi-bayi yang dulu tak sempat ia lahirkan di kehidupannya yang dulu. Langkah paling awal adalah mengabaikan telepon Ellios, kemudian berbulan madu dengan Rayhan dan mulai belajar mencintainya. Dengan bulat tekad Cinta meyakinkan dirinya sendiri untuk dapat sepenuh hati membuka diri untuk Rayhan.
"Apakah sungguh aku dapat membuka diriku untuk Rayhan... Ketampanannya tak diragukan lagi, sikap perhatiannya sudah terbukti selama sepuluh tahun pernikahannya yang dahulu. Namun apa yang kurang... Mengapa aku begitu bodoh menyia-nyiakan Rayhan..." Cinta terus bergulat dengan pikirannya.
Cinta kembali ke rumah, menuju dapur, ia melihat makanan yang tertata rapi di meja makan. Imah mempersilahkan Cinta untuk makan siang, Imah membujuk Cinta untuk makan, "Nyonya Cinta, sekarang sudah menjelang sore, Nyonya pasti lapar, silahkan dinikmati makanannya. Walaupun saya tahu ini sudah terlambat, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali bukan?"
Cinta duduk dan makan. Fefei duduk manis di sebelah kanan kakinya."Di mana Tuan? Apakah dia ada di rumah? Apakah dia sudah makan?" tanya Cinta.
Suara bariton menjawab dibelakangnya, "Aku kan menemanimu makan, aku juga belum makan. Aicin, kamu sudah pulih?" Rayhan muncul di belakang Cinta. Fefei beringsut menggosok-gosokkan kepalanya ke kaki Cinta. Seolah-olah Fefei tahu majikannya tak menyukai Rayhan dan ia ingin menghibur Cinta.
Cinta tersenyum ke Fefei," Fefei, tenang aja... Fefei keluar ya... Istirahat ya... Aku mau makan dulu..., go... Good girl..." Fefei mengerti majikannya minta ditinggal sendiri, dengan malas ia keluar menuju kamarnya di sebelah ruang makan (jangan kaget ya... Fefei punya kamar sebesar 4x4 meter persegi untuk dia sendiri).
Cinta mengalihkan pandangannya ke Rayhan," Ayo makan, duduklah... Makanannya enak... Cumi cabai garam ini, nikmat, sayur brokoli ini juga yummy... " Cinta mengundang Rayhan makan bersama, bahkan menyendokkan beberapa lauk pauk ke piring Rayhan.
Rayhan duduk dan makan, ia tidak menyangka Cinta akan bersikap berbeda. Perbedaan sikapnya sangat signifikan, sampai 180°, semalam ia begitu dingin bahkan mengerikan. Hari ini Cinta mulai merespon hangat padanya... " Apakah ini keajaiban? Apakah honeymoon akan berjalan lancar... Oh Tuhan... Berikan keajaiban padaku... " mohon Rayhan dalam hati.
Cintq dan Rayhan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hanya sesekali terdengan dentingan alat makan beradu dengan piring. Imah dan Rukmini menjadi saksi menghangatnya sikap Cinta pada Rayhan. HP Rayhan berdering tepat setelah Rayhan selesai makan. Ia beranjak dari duduknya dan meninggal Cinta sendiri.
"Mungkin itu adalah telepon penting" pikir Cinta. Ia melihat gelas air minum Rayhan belum tersentuh. Ia ingat kebiasaan Rayhan meminum kopi pahit setelah makan. "Imah, siapkan air mineral dan kopi pahit untuk pak Rayhan. Tolong antar ke ruang kerjanya" Cinta memberi perintah seraya berjalan keluar ruang makan. Ia menuju ke ruang bermain. Dia sana ia bermain pinball dan billiard. Setelah itu ia menonton film 'Fast and Farious 10' di ruang mini theater sembil di temani Fefei yang terus mengekor ke manapun Cinta pergi.
Pukul 8, Cinta sudah siap berangkat. Ia menuruni tangga, Rayhan telah menunggunya di lobby rumah. Rayhan tercekat, ia mengagumi istrinya, Cinta mengenakan sweater turtleneck pink, celana panjang kulit hitam dan sepatu boots hitam, tas selempang ukuran sedang LVe hitam edisi terbatas di musim terkini tersampir di bahu kanan. Wajah polos Cinta hanya tersaput pelembab, bedak tipis dan bibir ranumnya tersaput lipstick pink muda menambah segar penampilannya. Rambutnya dikuncir agak tinggi jadi satu, menonjolkan pipi ranum persiknya.
Cinta mengapit tangan Rayhan memasuki mobil Alphara hitam yang telah menanti mereka. Cinta tersenyum manis memamerkan lesung pipinya. Rayhan balas tersenyum, "Sungguh tak salah aku memilihnya... Tuhanku... Sungguh aku mencintainya.... Apakah ia akan membalas cintaku... Semoga bulan maduku berjalan lancar.... Amiiiinnn..." ujarnya dalam hati. Berdoa untuk kelancaran bulan madunya.