Proses awal terapi berjalan dengan lancar, Nicky datang lebih awal dari dari biasanya. Bagas dan Nicky di antar sama Pak Parman. Setiba di tempat terapi, dokter Dini langsung memeriksa kaki Bagas, setelah memeriksanya dokter Dini menjelaskan hasilnya pada Bagas dan Nicky. Bagas mendengarkan semua penjelasan dokter Dini dengan penuh perhatian. Di mana untuk kelumpuhan kaki Bagas tidaklah permanen, dan fungsi tulang kakinya masih dalam keadaan kuat , hanya karena lama tidak di pergunakan untuk terapi dan latihan, jadi ada kekakuan dalam tulang sendinya. Nicky yang juga mendengar penjelasan itu, manggut-mtanggut tanda mengerti dan bernafas lega seketika, yang sebelumnya takut , jika ada kelumpuhan yang berlanjut pada kaki Bagas, karena Nicky tahu sejak kecelakaan, Bagas tidak mau melakukan terapi untuk kakinya. Setelah selesai dengan penjelasannya, dokter Dini menawarkan langsung pada Bagas untuk terapi berjalan langsung hari ini atau mulai di lain hari. Dengan jawaban penuh semangat , Bagas minta terapinya saat itu juga. Dan di mulailah terapi itu dengan menggerakkan pelan lutut Bagas untuk di angkat ke atas dan ke bawah. Dan proses itu berjalan bertahap , sampai pada tahap untuk Bagas mencoba berdiri. Dan tahap itu sangat melelahkan bagi Bagas. Tapi karena ada Nicky di sampingnya dan selalu sigap membantu jika Bagas hampir terjatuh. Membuat degup jantung Bagas berpacu cepat kembali. Apalagi di saat Nicky memegang erat lengannya, dengan salah satu tangan Nicky merengkuh pinggangnya agar dia bisa berdiri tegak, Sungguh itu moment yang sangat berharga buat Bagas. Moment itu takkan di lupakan seumur hidup Bagas. Sudah hampir jam empat sore Bagas dan Nicky baru keluar dari tempat praktek dokter Dini. Terapi lagi akan di lanjutkan tiga hari lagi, dan itu harus di lakukannya tiap tiga hari sekali. Sampai Bagas benar-benar bisa berdiri.
Dan kini dalam perjalanan pulang, Bagas merasakan lapar yang luar biasa, mungkin karena tenaganya terkuras di saat latihan tadi. Bagas menyuruh pak Parman untuk menghentikan mobilnya pas tepat di sebuah restoran. Nicky yang juga merasakan lapar, mengiyahkan ajakan Bagas untuk makan lebih dulu. Di dalam restoran, Bagas menerima menu makanan dari pelayan restoran. Bagas menawarkan Nicky untuk memilih apa yang di suka. Di sodorkannya menu makanan pada Nicky.
" Pilihlah menu makanannya Nick,... aku nasi rames saja,... " kata Bagas.
" Kare ayam nya ga ada Gas,..." Nicky mengernyitkan kening , di daftar menu tidak ada menu makanan kesukaanya. DEG , Bagas terkejut, dia mengalami dejavu kembali di mana Aya dulu juga suka makan nasi kare ayam, dulu sering kali setelah pulang sekolah jika keduanya lapar , Bagas dan Nicky selalu makan di warung bu nur, Bagas suka nasi sayur asem dan Nicky nasi kare ayam. Bagas menarik menu di tangan Nicky. Di lihat menunya memang tidak ada menu kare ayam.
" Yang lainnya mungkin Nick,... " kata Bagas kemudian.
" Baiklah,... nasi rames aja , sama dengan menu kamu,.." jawab Nicky.
" Minumnya,....? tanya Bagas lagi,... Bagas mencoba menebak sebelum Nicky menjawab pertanyaanya.
" Aku mau susu coklat hangat,..."kata Bagas cepat,
" Aku juga sama , " sahut Nicky tanpa curiga permainan Bagas. Bagas sebenarnya tidak suka susu coklat, dia sukanya teh hangat. Bagas bilang hal itu karena dia tahu Nicky suka sekali dengan susu coklat dan es cream coklat.
" Apakah kamu suka susu coklat,..." Tanya Bagas dengan nada wajar seolah dia tidak tahu Nicky suka apa tidak.
" Sangat suka,...." jawab Nicky, kemudian menatap Bagas, seolah ingin mencoba bercerita. Bagas memberi isyarat pada Nicky, untuk tidak berkata dulu, Bagas memanggil pelayan restoran dan menyerahkan menu yang sudah di pilihnya. Setelah pelayan berlalu, Kembali mata Bagas beralih ke Nicky " Lanjutkan Nick " kata bagas kemudian.
" Kamu tahu Gas,... aku suka sekali dengan minuman atau makanan yang berasa coklat, baik susu, es cream atau cake,..." cerita Nicky antusias. Nicky tidak menyadari jika hati Bagas sudah kalang kabut di buatnya.
Mendengarkan Nicky yang bercerita soal yang di sukainya, jantung Bagas tak bisa lagi berdetak secara normal , detaknya makin berdegup kencang, "kenapa semua ini ,begitu sangat kebetulan"batin Bagas, pikirannya semakin terhimpit dengan pertanyaan yang sama sekali tidak bisa terjawab. " Apakah Nicky adalah Aya nya, tapi kenapa jalannya buntu untuk mengetahui kalau Nicky adalah Aya, " aku harus mulai dari mana untuk mengetahuinya " batin Bagas lagi.
" Gas,....kalau kamu ,...apa yang kamu suka,...?" tanya Nicky tiba-tiba.
Bagas terdiam sejenak, dia berpikir apa harus menjawabnya dengan jujur atau harus berbohong, karena Bagas belum jelas tahu apakah pikiran dan perasaan Aya seperti dirinya. Yang masih mengingat seseorang di masalalu. Dengan pikiran yang masih gelisah, Bagas menjawab dengan jujur apa yang dia suka, dia ingin tahu reaksi Nicky dengan jawabannya.
" Kalo minuman aku suka nya teh hangat, dan es cream alpukat, kalau makanan aku suka sekali nasi sayur asem, dulu aku sering makan di warung bersama temanku saat aku masih kecil ,... " Bagas bercerita sambil menatap manik mata Nicky, apa ada rasa terkejut di mata sayu itu. Dan sungguh kecewa hati Bagas sama sekali tidak di temuinya keterjutan di mata itu, mata itu hanya menatapnya sayu, dengan bibir masih mengulum senyum.
" Nick,...apakah kamu , ada punya sahabat dekat saat kamu masih kecil,..? tanya Bagas memberanikan diri untuk memulai bertanya tentang masa kecil Nicky. Nicky meletakkan sendoknya, dan mengambil minumannya, di teguknya minuman susunya, dan di letakkannya kembali, sepintas mata sayunya mengerjap pelan, dan kembali lagi menatap Bagas biasa. Nicky seakan berat menjawab pertanyaan Bagas, " Sepertinya tidak ada,....dulu aku punya teman laki-laki, aku menganggapnya sahabat, tapi aku baru tahu kalau dia tidak menganggapku sebagai sahabat, jadi aku melepasnya,.." jawab Nicky pelan, serasa ada sebuah pisau kembali menancap di hatinya. Hati Bagas mulai terasa sesak ini serasa kepingan puzzle yang mulai memyatu jalan ceritanya, Tapi hatinya masih ragu karena dia belum tahu, siapakah sahabat Nicky itu, dan Bagas sangat yakin dengan ungkapan hati Nicky, bahwa Nicky sangat kecewa dengan sahabatnya itu. terbukti dengan kata " Melepaskan" melepaskan bagi Bagas bisa jadi melupakan. Kenapa ucapan Nicky sangat menyakitkan bagi Bagas, Apa yang di takutkan Bagas benar terjadi , bahwa Nicky atau Aya sangat membencinya. "Apa yang harus aku lakukan jika benar Nicky membencinya, sungguh aku tidak bisa hidup dengan kebencian Nicky, ini sangat membunuhku secara berlahan" jerit Bagas dalam hati.
Nicky jadi heran melihat mata Bagas yang meredup dengan wajah yang terlihat sedih, alis mata Nicky terangkat, Tangan Nicky terulur melambai di depan mata Bagas. Menyadarkan keterpakuan Bagas
" Ada apa Gas,....kenapa kamu terlihat sedih ,..? tanya Nicky.
Bagas menggelengkan kepalanya cepat,.mencoba kembali tersenyum, dia tidak ingin Nicky tahu kegelisahannya, sudah cukup sampai hal ini, Bagas tidak ingin bersedih, di saat dia sudah mulai dekat dengan Nicky, Dia tidak akan perduli jika Nicky itu Aya atau tidak.
Dia ingin merasakan bahagia di samping Nicky walau Nicky tidak tahu siapa dirinya.