Nicky yang setelah menenangkan diri di toilet beberapa menit, kembali dia menuju ruangan Bagas, dan betapa terkejutnya Nicky melihat Bagas di lantai meringis kesakitan sambil memegangi lututnya.
" Ya Alloh,.... Bagas ,...!" teriak Nicky, berlari menghampiri Bagas, Airmatanya jatuh seketika tanpa di sadarinya. "Bagas apa yang terjadi,.." tanya Nicky terisak. Di pegangnya kedua ketiak Bagas, dan di angkatnya pelan, kemudian lengan Bagas di taruknya dilingkar lehernya. Tangan satu Nicky memegang lengan Bagas yang sudah berada di lehernya, dan satu tangannya lagi mendirikan kursi roda Bagas. Dengan tertatih Bagas memcoba menopang kakinya agar tidak terjatuh, dengan memeluk leher Nicky, serasa ada kekuatan buat Bagas untuk berdiri. Nicky menuntun Bagas ke sofa, dan membantunya untuk duduk di sofa, di baringkannya punggung bagas di bantal sofa. Kemudian di luruskannya kaki Bagas, dan di pijatnya pelan,...." Mana yang sakit Gas,...kenapa kamu sampai terjatuh,..?" padahal aku hanya sebentar ke kamar kecil,..."kenapa Gas,...?" tanya Nicky beruntun, dengan kecemasan di wajahnya.
Hati Bagas sungguh tidak bisa menahan kebahagiaan ini, perhatian Nicky, kecemasan Nicky, kecemburuan Nicky begitu nyata dia rasakan. Ingin sekali Bagas berada di pelukan Nicky dan melepaskan beban kerinduannya yang selama bertahun-tahun. Tapi Bagas selalu menahan itu semua,...Bagas masih ingin memastikan jika Nicky itu adalah Aya. Dan tinggal sedikit lagi Bagas akan mengetahuinya. Dengan dia tahu nama sahabat kecil Nicky , jika sahabat kecil Nicky itu adalah AGA , maka keraguan Bagas akan sirna. Karena dialah Aga, sahabat kecil Nicky.
" Gas,,....kenapa kamu diam,....?" Nicky semakin cemas, karena melihat Bagas lama memejamkan matanya. Berlahan mata Bagas terbuka dan menatap Nicky dengan lembut.
" Kamu kenapa harus ke kamar kecil, ...apakah kamu senang, aku di rayu-rayu wanita gila tadi,.." Bagas menggerutu, untuk menggoda nicky.
" Bukankah, ....kamu tadi senang menerima rayuan wanita gila itu,...!" teriak Nicky tidak terima.
" Siapa ,...?"
" yaaa,...kamu,...!"
" Tidak,....kamu pasti salah lihat,.." Bagas semakin menggoda Nicky, di lihatnya wajah Nicky yang makin geram menahan kesal.
" Issshhh,...kamu, ....bikin aku kesel yaaa,.." tangan Nicky sengaja memukul dada Bagas.
"Aaauuuuhhhh,.." Bagas memegang dadanya meringis kesakitan. Nicky meloncat duduk di bawah di samping Bagas, Reflek tangan Nicky menyentuh dada Bagas.
" Maaf,...apakah sakit?",..aku tidak sengaja ,..sungguh,..!" suara Nicky cemas.
Bagas memegang jemari Nicky dan menekannya di dadanya.
" Di sini sakit sekali Nick,.." parau suara Bagas. Dan sungguh suara parau Bagas, sangat membuat hati Nicky meleleh.
" Apakah kamu perlu ke dokter, agar dokter bisa memeriksanya, juga kakimu juga harus di periksa,..." Nicky sungguh memyesal telah meninggalkan Bagas sendirian, dan juga barusan memukulnya.
" Tidak perlu Nick,....sudah ada dokter di sini yang bisa mengobatiku dengan cepat,..." kata Bagas dengan bibir tersenyum.
" Mana dokternya,...?" mata Nicky mencari keberadaan orang lain di ruangan Bagas.
" Di sini dokternya,....yang telah mengobatiku, dengan memukul dadaku,....bukannya membelainya,..." jawab Bagas dengan mata memgerling lembut.
Wajah Nicky memerah pias,...sungguh dia sangat malu. terang-terangan Bagas sudah menggodanya.
" Kamu,....awas yaaa ,... nanti aku bilang sama Mama, kalau putranya sudah mulai genit,..." bibir Nicky mengerucut kesal. Nicky berdiri dari duduknya untuk segera kembali kemejanya ,dia tak ingin malu lagi dengan sikap Bagas. Namun sebelum beranjak tangan Bagas sudah menarik tangannya dan menjatuhkannya ke dada Bagas. Tubuh Nicky membentur dada Bagas , mata mereka saling berpandangan, wajah keduanya sangat begitu dekat hanya jarak beberapa centi. Nafas keduanya memburu, Bibir mereka , saling berdekatan, Namun sebelum bersentuhan Nicky memalingkan wajahnya. Dengan gerakan pelan, Nicky menjauhkan wajahnya , Wajahnya menunduk,
Tangan Bagas menyentuh dagu Nicky, menatap mata sayu Nicky.
" Nick,...." bisakah kamu memelukku sebentar,...." suara Bagas memohon.
Nicky diam,... ini permintaan Bagas, Dan jika dia menurutinya berati dengan sengaja Nicky telah memeluk Bagas, bukan karena ketidaksengajaan. Dan itu berati dia akan menghianati kepercayaan Raka. Nicky merasakan dilema. Apa yang harus di lakukannya. Nicky berpikir cepat. dan dia tahu apa yang harus di lakukannya.
" Kamu ya ,....mulai nakal,...awas,..aku bersungguh-sungguh akan melaporkan ke mama, kalau putranya Bagas sudah tertular wanita gila, jadi mesum,..." ucap Nicky sambil memjitak kepala Bagas.
" Aduuuhhh,...kenapa kamu suka sekali menyiksaku,...."teriak Bagas meringis mengelus kepalanya yang baru di jitak Nicky.
Nicky tertawa , melihat tingkah Bagas,seperti anak kecil yang manja.
" Makanya jangan manja, ....kalau ingin di peluk,. .minta peluk tuh,...wanita gila tadi,.." lanjut Nicky mencibir.
" Bukannya tadi, ada yang cemburu ya,...saat wanita gila tadi ,memelukku,..." balas Bagas tak mau kalah.
" Siapa yang cemburu,.....!" wajah Nicky memerah menahan malu.
" Tuhhhhhh memerahkan wajahnya,....jujur saja kenapa hem,..." kata Bagas sambil mencoba bangkit dari tidurnya untuk duduk.
" Sudah-sudah,..." hardik Nicky, " jangan terus menggodaku. ..bikin kesel tau,.."
Nicky segera kembali berdiri dan kembali ke meja kerjanya, membiarkan Bagas duduk di sofa.
"Dan kamu Bagas,....jika kamu mau ke kursi rodamu,...kamu bisa sendiri,...aku tidak mau membantumu,..."lanjut Nicky ketus dan mengehmpaskan pantatnya di kursinya dengan kesal karena malu. Malu karena apa yang di katakan Bagas benar adanya.
Bagas tertawa lebar, melihat sikap dan mendengar kata-kata Nicky yang di anggapnya sangat manis, sungguh mengingatkan pada Aya, yang dulu juga bersikap jutek jika dia menjahilinya. Sungguh ini kedekatan yang luar biasa Bagas rasakan. Ya Alloh,... hambamu mohon jangan biarkan kebahagiaan ini musnah,... " doa tulus Bagas dalam hati.