Kami juga membantu mengubur mayat ke tujuh prajurit yang tewas di hutan terdekat. Kami
tidak bisa membawa mereka bersama kami dan kami juga tidak bisa meninggalkan mereka.
Di antara tiga prajurit yang selamat, prajurit muda membuat kuburan diam-diam. Tampaknya
salah satu di antara prajurit yang meninggal adalah kakaknya, kami menundukkan kepala
kami ke makam yang telah kami buat itu.
Orang tua berambut putih yang berada di samping kami juga menundukkan kepalanya.
"Kalian telah benar-benar menolong kami. Bagaimana caranya agar kami bisa
membayar rasa terima kasih ini..."
"Sudah, jangan khawatir. Namun, anda jangan terlalu memaksakan diri meskipun
anda sudah sembuh, darah anda yang hilang masih belum pulih kembali."
Aku berkata panik kepada orang tua yang terus menundukkan kepalanya. aku lemah jika
menghadapi orang tua, itu juga sama saat berhadapan dengan Kami-sama.
"Aku berterima kasih kepada kalian... terutama kepada Touya! Karena telah
menyelamatkan Jii, tidak hanya Jii, tapi kau adalah penyelamat diriku!"
Gadis muda pirang itu memberikan kata-kata terima kasihnya dengan kata-kata yang
sombong. Berpikir sambil memberikan senyum kecut, anak ini mungkin adalah putri dari
keluarga bangsawan.
Kereta kudanya telihat lebih bagus jika dibandingkan dengan milik Zanuck-san, banyak
prajurit yang mengawal, seorang orang tua yang menjadi butler, seorang gadis muda dengan
sikap yang sombong, tidak ada keraguan tentang hal itu.
"Maaf karena kami telat memperkenalkan diri. Saya Reim dan juga sebagai pelayan
di keluarga Duke Ortlinde. Dan perempuan ini adalah salah satu putri dari Duke, Sussie Elnea
Ortlinde-sama ~ de gozai masu."
"Sussie Elnea Ortlinde! Senang bertemu dengan kalian!"
Duke? Jadi dia seorang putri. Pantas. Mungkin karena si kembar dan gadis samurai yang
berada di sampingku baru memahaminya, mereka menjadi kaku seperti batu.
"... Apa ada yang salah?"
"Apa yang kau katakan... bagaimana bisa kau tetap tenang begitu?! Dia dari keluarga
Duke, Duke!"
"... Duke, dia adalah peringkat pengadilan tertinggi... tidak seperti gelar lainnya, gelar
itu pada dasarnya hanya diberikan kepada anggota keluarga kerajaan ~ desu..."
Kerajaan... kah?
"Memang, ayahku adalah Duke Alfred Ernes Ortlinde adalah adik dari baginda raja."
"Jadi itu berarti kau keponakan raja. Itu luar biasa."
"... Kau tidak terlihat sangat terkejut Touya. Dia adalah orang yang penting."
Eh? Si kembar dan gadis samurai mereka secara bersamaan berlutut ketika aku berbalik
untuk melihat ke belakang, menundukkan kepala mereka. Eh. Dogeza? Bukankah itu tidak
bagus, jika kita bertingkah sampai seperti itu?
"E...tto, Sussie... sama? Apakah saya juga harus... melakukan itu?"
"Tidak apa-apa. Ini bukan tempat untuk melakukan formalitas, itu tidak diperlukan.
Keigo tidak diperlukan. Seperti yang telah aku katakan sebelumnya, Touya dan semuanya
telah menjadi penyelamat hidupku. Sejujurnya, kitalah yang seharusnya menundukkan kepala.
semuanya, kalian sudah dapat mengangkat kepala kalian."
Ketiga orang itu mengangkat kepala mereka ketika Sue berkata seperti itu. mereka sudah
meredakan ketegangannya, namun mereka masih tetap saja canggung.
"Meski begitu, kenapa putri dari Duke bisa berada di tempat seperti ini?"
"Aku baru kembali dari tempat nenekku, ibu dari ibuku. Ada sesuatu yang harus aku
selidiki. Aku tinggal selama sekitar satu bulan, dan sekarang sedang dalam perjalanan
kembali ke ibukota kerajaan."
"Saat itulah anda diserang... jadi itu bukan sekedar bandit."
Diserang oleh pencuri yang bahkan menggunakan sihir pemanggil, itu agak sulit untuk
membayangkannya. Selain itu, ada begitu banyak manusia kadal, namun pada kenyataanya,
pelakunya hanyalah seorang pria berjubah hitam. Jika kau berpikir bahwa serangan itu
ditujukan kepada putri Duke, maka itu benar. Tujuan mereka mungkin seperti pembunuhan
atau penculikan.
"Karena para penyerang sudah mati, siapa dia, dan siapa yang memerintahkan dia, itu
semua sudah tidak bisa diketahui sekarang."
"Aku minta maaf..."
Yae menundukkan kepalanya dengan suara *shun*. Ah, itu Yae yang telah menebas
kepalanya sampai terbang. Tentu saja, jika dia telah ditangkap dan dibuat untuk mengakui
berbgai hal, kita mungkin bisa mengetahui siapa pelaku yang ada di balik semua ini.
"Tidak usah khawatir. Aku berterima kasih kepadamu. Kau telah mengalahkan dia
dengan mengagumkan."
"Anda tidak pantas berkata seperti itu... akulah yang seharusnya berterima kasih."
Yae menundukkan kepalanya lagi.
"Lalu? Apa yang akan kau lakukan mulai dari sekarang?"
"Mengenai masalah ini... ~ de gozaimasu ga."
Reim yang mendekat ke depan membuka mulutnya dan meminta maaf.
"Lebih dari setengah pejaga telah dikalahkan, jika tetap seperti ini dan kami diserang
dengan cara yang sama, kami tidak bisa melindungi Ojou-sama. Oleh karena itu, saya ingin
meminta Touya-san untuk mengawal kami. Bayarannya akan tergantung sampai atau
tidaknya kita ke ibukota kerajaan, dapatkah kami meminta permintaan ini?"
"Mengawal... itu...."
Nah... tujuan kami juga sama, itu akan merasa tidak enak untuk meninggalkannya seeperti ini.
Aku kira tidak masalah bagiku, tapi aku ingin tahu pendapat yang lainnya.
"Apakah tidak apa-apa? Lagian kita juga akan pergi ke ibukota kerajaan."
"... aku tidak keberatan."
"Aku hanya ikut sepenjang perjalanan. Aku akan mempercayakannya kepada Touya-
dono ~ de gozaru yo."
Tampaknya tidak ada yang keberetan.
"Baiklah. Kami akan menerimanya. Mohon bantuannya sampai ibukota kerajaan."
"Umu! Demikian juga dengan kami, mohon bantuannya!"
Aku tersenyum sambil berkata begitu.
Kedua kereta kuda terus berjalan maju. Di bagian depan adalah keluarga Duke dan di
belakang adalah kereta kuda kami, serta tiga prajurit dan satu pasukan berkuda memandu
kami.
Aku naik di kereta kuda Duke dan aku telah diputuskan untuk mejadi pengawal pribadi Sue.
Hal ini dipilih karena aku bisa menggunakan sihir serta pedang.
Duduk di kursi kelas satu yang tidak pernah aku rasakan, Sue duduk di depanku bersama
dengan Reim-san yang berada di sampingnya.
"... Dan, itulah bagaimana sang ksatria Momotaro yang baik mengalahkan Monster
Ogre, dan memperoleh harta yang banyak dan kembali ke desa."
"Ooh! Itu sangat bagus!"
Sue bertepuk tangan dengan gembira. Aku ingin tahu apakah ini akan baik-baik saja. Aku
memutuskan untuk berbicara tentang kisah-kisah heroik yang diturunkan secara turun
temurun di tempatku berasal, karena aku diminta untuk bercerita, jadi aku bercerita tentang
Momotarou. Aku khawatir apakah dia akan menyukainya, tetapi tampaknya dia senang
dengan itu.
"Bisakah kau menceritakan cerita menarik lainnya?"
"Hmmm... ini juga merupakan kisah masa lalu... di sebuah kota di negara tertentu,
hidup seorang Cinderella ..."
Dalam dunia di mana sihir adalah hal yang umum, aku tidak berpikir aku akan menceritakan
sebuah cerita di manah ada seorang penyihir. Tampaknya dia senang, aku rasa itu bagus.
Setelah itu, aku menceritakan semua dongeng yang aku tahu, aku akhirnya menceritakan
manga dan anime yang popoler saat mengganti ceritanya.
Aku melihat sebuah kastil di langit! Jujur aku terkejut ketika aku mulai menceritakan itu, tapi
Reim-san menenangkannya.
Sepertinya Ojou-sama menyukai cerita tentang sebuah petualangan.
Kereta kuda yang membawa kami ternyata menuju ke ibukota kerajaan dan ke arah utara, kita
terus maju ke arah utara.