Jasmine mau meronta tapi Rendi kemudian berbalik dan melotot. "Kalau kamu meronta, Aku akan berbalik ke ruang BK kemudian bilang ke Walikelas mu kalau Aku suamimu.."
Jasmine terkejut, "Jangan...!!!" teriaknya. Ia tentu saja tidak mau kalau sampai Ibu Tiara tau Ia sudah menikah karena Ia pasti akan dikeluarkan
"Kalau begitu tutup mulutmu!! Karena Aku tidak main-main. Aku akan buat Kau keluar dari sekolah dan mengikutkanmu ke program home schooling"
Rendi terus menarik tangan Jasmine ke dekat parkiran. Jasmine mengikutinya dengan hati yang sangat gentar. Tangan Rendi mencekalnya dengan keras.nUntungnya suasana sudah agak sepi karena para siswa sudah pulang dari tadi.
Melihat Rendi berdiri di depan sekolah, Andri segera mengemudikan mobil mewah milik Rendi menghampiri majikannya. Rendi membuka pintu mobil dan mendorong Jasmine masuk ke dalam nya. Ketika Rendi mau masuk Ia mendengar namanya dipanggil.
"Kakak!!"
Rendi berhenti lalu Ia menoleh ke belakang, dilihatnya Serena, Erlan dan Iksan. Melihat tiga temannya datang Jasmine langsung memaksa keluar dari mobil sambil berteriak.
"Serena, Tolong Aku. Kakakmu sudah gila" Kata Jasmine sambil mendorong tubuh Rendi yang berdiri didepan pintu mobil. Ia ingin keluar dari mobil. Tapi Rendi yang menghalangi Jasmine justru membungkukkan badannya dan mendorong Jasmine masuk kembali. Jasmine lalu hendak membuka pintu mobil yang sebelah kanan. Rendi lalu membentak, "Diam di dalam mobil!! Awas Kamu yah..."
Tapi Jasmine melihat teman-temannya datang, Ketakutannya menjadi sedikit hilang sehingga Ia menjadi tidak menurut. Ia malah nekad membuka pintu mobil bagian kanan. Rendi menjadi semakin gusar.
Ia memasukan sebagian badannya ke mobil lalu tangan kanannya bergerak menotok aliran darah Jasmine. Badan Jasmine langsung lemas. Bahkan suaranya pun tidak terdengar lagi. Hanya nafasnya yang turun naik dan matanya melotot menatap Rendi dengan gusar.
Wajah Rendi terlihat sangat kesal, kali ini kesabarannya sudah habis. Menampar anak orang sampai berdarah sungguh tidak termaafkan. Ketika wajahnya menghadap ke arah Serena. Serena tertegun melihat wajah Kakaknya yang mirip monster. Belum pernah Ia melihat Rendi semarah itu.
"Kakak!!" Serena memanggil pelan. Tadinya Ia ingin menyelamatkan Jasmine dari kemarahan kakaknya. tapi kemudian Ia mendengar Rendi membentaknya.
"APAA??" Katanya dengan keras membuat Serena, Erlan dan Iksan hampir meloncat saking kagetnya. Apalagi Iksan, Ia langsung bersembunyi dibalik tubuh Serena. Erlan saja yang badannya sedikit cungkring langsung ikutan mepet ke tubuh Serena.
Serena menelan ludahnya. "Engga Kak, Cuma mau bilang hati-hati di jalan" Kata Serena sambil membalikkan badannya langsung pergi diikuti dua temannya yang ikutan lari terbirit-birit. Rendi mendengus keras sambil masuk ke dalam mobilnya.
"Kita pergi ke rumahku yang di daerah Vila Setra duta" Kata Rendi sambil duduk disamping Jasmine yang terduduk lemas. Suara Rendi terdengar sangat kesal membuat Andri tidak banyak bicara Ia melarikan mobilnya menuju daerah Setrasari.
Rendi membuka dua kancing kemejanya yang paling atas. Amarah yang bergejolak didadanya membuat lehernya terasa tercekik. Seumur hidupnya belum pernah Ia semarah ini. Ia pernah gagal mengerjakan sebuah proyek seharga hampir 1 triliun tapi emosinya masih stabil.
Amarahnya pada Jasmine sudah membuncah ketika Jasmine bertindak tidak sopan kepadanya di depan Ibu Tiara Walikelasnya. Lalu Jasmine juga lebih memilih membersihkan toilet daripada meminta maaf kepadanya dan terakhir Ia malah menampar Asri sampai berdarah. Cukup sudah kesabarannya, Ia akan mengajari Jasmine agar tau tatakrama.
***
Serena morang-maring sama temannya. "Laki-laki pengecut..Kalian bukannya membantu Aku untuk mengambil Jasmine, malahan ikutan mengkeret"
"Aku mana berani atuh Eren...Kau lihat sendiri si Jasmine yang galaknya minta ampun itu tidak berdaya. Apalagi Aku sakali pukul langsung ngacleng ( terlempar jauh )" Kata Iksan sambil menundukkan kepalanya.
"Emangnya Kakakmu mau ngapain si Jasmine?" Tanya Erlan sambil meneguk sebotol cola. Wajahnya masih pucat melihat muka Rendi yang terlihat sangat menakutkan. Ia seakan menjadi Harry Potter yang melihat Voldemort. Ia terus meneguk colanya untuk menenangkan jantungnya yang hampir copot.
"Aku tidak tahu, Seumur hidupku Aku belum pernah melihat wajah Kakak ku yang merah kehitaman seperti itu. Iih...dia sangat menakutkan" Serena bergidik ngeri.
"Si Jasmine emang keterlaluan, Udah tau ada kakakmu pake nampar si wartawan gadungan itu, Jadi urang sararoak kieu*" Iksan berkata sambil memesan semangkok batagor.
"Mang Didi.. Batagornya 7 buah yah, potong-potong, kecapnya yang banyak." teriaknya pada si Emang tukang batagor.
Erlan mendelik, "Kau lapar apa kesurupan?"
"Aku kaget bin terkejut, Kalau kaget Aku suka kelaparan." Kata Iksan sambil mengambil kerupuk dihadapannya lalu mulai mengunyah kerupuk sambil membayangkan Jasmine. Ia berpikir keras kira-kira Jasmine akan diapakan oleh Kakaknya Serena.
Serena tidak memperdulikan tingkah Iksan dan Erlan. Ia malah termenung, Ia tidak menyangka kalau rencananya untuk menimbulkan simpati Jasmine pada Kakaknya karena Kakaknya mengambilkan HP Jasmine berubah jadi bencana. Setelah mengintip ke ruang BK lalu melihat Jasmine memilih untuk membersihkan toilet daripada meminta maaf pada Kakaknya membuat Ia kesal lalu Ia pergi ke kantin bersama Erlan dan Iksan.
Ketika Serena mau kembali lagi ke BK Ia kaget mendengar Jasmine menampar Asri dan sebelum Serena sadar Ia melihat Kakak nya hampir menyeret Jasmine pergi. Melihat wajah Kakaknya yang begitu memerah kesal, Serena ketakutan kalau Jasmine akan semakin membenci kakaknya makanya Ia berusaha mengambil Jasmine dari kakaknya. Apa daya Kakaknya jadi seperti monster.
*) Jadi Urang sararoak kieu = Saya jadi kaget begini