Jasmine jadi ketakutan dan tidak berani berbuat apa-apa lagi. Sekarang dia sangat meyakini kalau dia tidak akan pernah menang melawan Rendi jika Ia mengajak Rendi berkelahi. Jasmine jadi terdiam kebingungan apalagi Ia dalam kondisi hanya berpakaian dalam.
Jasmine berpikir keras mengapa Rendi melucuti pakaiannya tapi tidak menyentuhnya. Padahal tadi Jasmine mengira kalau Rendi akan memperkosanya. Dan Jasmine sudah sangat ketakutan karena posisinya tadi sangat tidak berdaya. Jasmine sama sekali tidak menyadari bahwa celana dalam Mickey mouse nya yang Ia beli secara online di suatu situs belanja telah menyelamatkannya dari sentuhan Rendi.
Jasmine hanya tahu bahwa Rendi cuma menciumnya. Jasmine mengusap bibirnya yang sedikit berdarah karena di gigit Rendi. Muka Jasmine jadi merah karena kesal. Ia yang dulu selalu jijik disentuh oleh laki-laki tetapi sekarang Ia tidak berdaya menahan Rendi untuk tidak menciumnya. Habis sudah bibirnya yang mungil itu dijamah oleh makhluk tampan dihadapannya.
Jasmine jadi semakin membenci Rendi. Jasmine berniat mau kabur dari kamar Rendi. Tetapi Ia sadar kalau Ia hanya mengenakan pakaian dalam. Jasmine lalu melirik ke kiri dan ke kanan mencari seragamnya.
Tetapi kemudian Mata Jasmine tertumbuk pada seragam putihnya yang ternyata berada dibawah tubuh Rendi. Sebagian baju itu terhimpit oleh tubuh Rendi yang sedang tertidur pulas. Tangan Jasmine lalu terhulur dan menarik kemeja seragamnya.
Karena Jasmine menarik seragam dari bawah tubuhnya membuat Rendi yang walaupun tertidur, tapi tetap waspada menjadi terjaga. Kemudian Rendi berbalik dan lalu salah satu tangannya mencekal tangan Jasmine yang sedang menarik kemejanya. Rendi lalu menyentakan tangan Jasmine ke arah tubuhnya. Jasmine yang sedang tegang karena berusaha menarik kemejanya menjadi terjerembab ke atas tubuh Rendi. Dan sebelum Jasmine tersadar, tubuhnya sudah dikunci dalam pelukan Rendi.
Jasmine mulai meronta ingin lepas tetapi Rendi malah semakin kuat menjepit tubuhnya.
"Lepaskan...lepaskan Aku" Jasmine meronta-ronta ingin lepas. Tapi semakin Jasmine meronta, Rendi semakin kuat mengunci tubuhnya. Hingga akhirnya Jasmine merasa lelah dan Ia terkulai lemas dipelukan Rendi. Muka Jasmine terbenam di leher Rendi yang halus dan putih. Harum Parfum Rendi yang beraromakan Citrus langsung membuat otak Jasmine jadi sedikit rileks.
Menyadari gerakan Jasmine sudah tidak sekuat tadi. Rendi mengusap kepala Jasmine dengan penuh rasa kasih sayang. Ia berbisik lembut ditelinga Jasmine. "Tidurlah Jasmine!!"
"Aku membencimu sangat amat membenci mu...." Kata Jasmine dengan suara lemah. Matanya sudah mulai setengah terpejam karena tiba-tiba mengantuk. Bau tubuh Rendi sangat lembut dan memabukkan. Walaupun secara mental Jasmine menolak tetapi secara fisik ternyata tubuhnya sangat nyaman dalam pelukan Rendi. Tanpa sadar Jasmine semakin menyusupkan kepalanya ke leher Rendi. Menikmati bau harum tubuh Rendi.
"Iya..Aku tahu. Tidak apa-apa. Aku mengerti" Kata Rendi sambil semakin mendekap tubuh Jasmine.
"Tapi Aku menyukai bau tubuhmu. Mengapa tubuhmu sangat harum." Bisik Jasmine sambil menggesekkan hidungnya yang mancung ke leher Rendi.
Rendi tersenyum, Ia mencium rambut Jasmine. "Kamu boleh menciumnya sepuas hatimu"
"Mmmm..." Jasmine mengguman lemah
"Aku mencintaimu Jasmine..." Bisik Rendi, tapi sayangnya Jasmine sudah terlelap.
Suasana sesaat menjadi sangat hening ketika
Jasmine tertidur dengan nyenyak di dalam pelukan Rendi. Kulit halus Jasmine terasa begitu lembut menyentuh tangan Rendi. Rendi sendiri karena posisinya memang berpakaian lengkap sehingga kulit tubuhnya memang tidak bersentuhan langsung dengan kulit Jasmine. Tapi tangannya sangat jelas merasakan kelembutan kulit Jasmine.
Tubuh Rendi yang tadi begitu kuat mengunci tubuh Jasmine perlahan mengendur dan sekarang Rendi memeluknya dengan lembut. Seakan takut Jasmine terlepas dari pelukannya. Rendi mendekap erat tubuh Jasmine. Hingga kemudian Rendipun ikut tertidur dengan nyenyak.
****
Para pelayan sibuk bekerja menyiapkan makanan untuk Rendi dan Jasmine. Sambil memasak mereka akhirnya sibuk bergosip.
"Itu Aden Rendi, si cakep itu kapan nikahnya. Kho kita ga tau" Kata Endah. Pelayan yang usianya 25 tahun.
"Memangnya Kita siapanya mereka, pake ngundang-ngundang kita segala." Kata Bi Eha.
Sedangkan Nazwa gadis yang baru tamat SMA itu hanya terdiam sambil memotong buncis. Ia baru 2 bulan bekerja disini karena diajak oleh sepupunya Endah. Ia bekerja sebagai sampingan sambil menunggu jadwal perkuliahan keluar bulan depan. Ia diberi ijin Rendi bekerja disini via telepon ke Endah.Ia sama sekali belum pernah bertemu dengan Rendi. Ia sangat terkejut melihat betapa tampannya Rendi.
"Yang aneh Istrinya Aden Rendi mengapa masih SMA. Kho bisa anak SMA menikah." Endah kebingungan.
"Aah.. biarkan saja. Itumah urusan orang kaya. Ayo cepat masaknya. Mereka pasti lapar nanti" Kata Bi Eha.
"Laaapar??...memangnya kenapa mereka lapar?" tanya Endah kebingungan.
"Kalau habis berhubungan, pasti mereka kelelahan dan kecapaian" Kata Bi Eha dengan polos. Lupalah Ia kalau dua wanita di depannya masih gadis.
Endah dan Nazwa tercengang mendengar jawaban Bi Eha. Walaupun belum menikah tetapi mereka tahu apa maksud dari perkataan Bi Eha. Wajah Nazwa langsung merah padam sedangkan Endah langsung nyekikik sambil menutup mulutnya.