Bi Eha membereskan meja makan dibantu oleh Endah. Endah melihat Bi Eha dari tadi diam saja menjadi kebingungan.
"Bi Eha. Mengapa diam saja. Ada apa atuh?" tanya nya sambil membawa piring kotor ke belakang. Bi Eha berjalan mengikuti Endah sambil berbisik. "Tadi Si Aden nyuruh Neng Jasmine untuk tidak memakai celana Mickey Mouse. Emang itu celana apaan nya?"
Endah mengangkat bahunya. "Palingan celana pendek."
"Oh..Bibi pikir celana dalam..qi..qi..qi.."
"Mana ada celana dalam gadis bergambar Mickey Mouse. Memangnya celana anak balita" Kata Endah ikut cekikikan.
"Apa mereka akan menginap malam ini?"
"Agaknya tidak. Sekarang mereka sudah bersiap-siap akan pulang. Kau suruh Nazwa untuk mencuci piring."
"Aku berharap Aden dan Neng tinggal di rumah ini. Rumah ini sudah lama kosong. Dulu janjinya kalau Aden Rendi sudah menikah akan tinggal di sini. Tapi nyatanya tidak." Kata Endah sambil menyerahkan piring kotor ke Nazwa..
"Sama Bibi juga berharap mereka akan tinggal di sini. Senang rasanya mengetahui Aden Rendi menikah. Bukankah Kakeknya dulu sempat ketakutan kalau Aden itu penyuka sesama jenis."
"Benarkah itu??" Nazwa yang sedang fokus mencuci jadi ikut tertarik bergosip.
"Iih.. Kamumah coba atuh lihat wajah Aden Rendi. Segitu kasepnya. Saking kasepna sampai kaya anak gadis. Lihat bibirnya, merah nya kebangetan. Usianya sudah 27 tahun tapi masih belum nikah. Coba..gimana ga dikira gay. Eh.. sekarang tiba-tiba Ia datang dan sudah menikah. Alhamdulillah pisan. Cuma yang sedikit heran mengapa Nikahnya sama anak SMA. Bukannya anak SMA dilarang menikah" Bi Eha nyerocos.
"Ah orang kaya mah bebas..mau ngapain juga" Kata Endah sambil mengambil sapu.
Tiba-tiba terdengar suara Rendi memanggil. "Bi Eha!!!"
Bi Eha langsung berjalan menghampiri Rendi.
Ia melihat Rendi sudah bersiap, Jasmine berdiri disampingnya terlihat takut-takut.
"Salam sama Bi Eha!!" Rendi memberikan perintah. Jasmine lalu menyodorkan kedua tangannya dengan sopan. Bi Eha langsung menyambut nya dengan senang. Dia sangat senang melihat Jasmine yang sangat manis. Ia tidak tahu kelakuan Jasmine yang sebenarnya.
"Aduuh..si Neng ini, cantik sekali. ini kulit putih begini" Bi Eha memegang tangan Jasmine dan mengelusnya.
" Kapan atuh Aden mau tinggal di sini. Katanya kalau sudah menikah akan tinggal disini" Kata Bu Eha lagi.
Rendi tersenyum. " Iya..Aku sudah memikirkannya. Mungkin sudah saatnya Kami akan tinggal terpisah dengan Ayah dan Ibu"
Jasmine langsung ketakutan mendengar kata-kata Rendi. Tinggal disini berarti terpisah dari Serena. Bagaimana bisa. Kepada siapa Ia akan minta tolong nanti. Mana Rendi sangat menakutkan. Seribu kali lebih menakutkan dari gank motor JFK musuhnya gank motor GNR milik Alex.
Tapi Jasmine tidak berani membantah. Ia lalu berjalan mengikuti Rendi yang melangkah keluar menuju mobil Rendi yang sudah siap. Pak Asep satpam Rendi tampak memberikan hormat kepada Rendi. Tadi Ia tidak sempat menyapa Rendi Karena Rendi langsung masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum Aden. Kumaha damang??"
Rendi tersenyum. "Alhamdulillah baik. Perkenalkan ini Jasmine istri saya"
"Eleuh...meni cantik dan imut. Selamat bertemu dengan Mamang Neng Jasmine" Kata Pak Asep dengan sopan. Jasmine menganggukan kepalanya dengan sopan juga. Bibir Jasmine sampai pegal dari tadi Ia terus menerus tersenyum. Dan itu adalah senyum terpaksa. Ia sebenarnya kesal harus bersikap sopan. Cuma karena ada Rendi Ia jadi ketakutan.
"Ini uang rokok untuk Pak Asep dan Pak Nanang. Mungkin Saya akan segera pindah ke sini."
"Atuh bagus. Jadi rumah ini ada isinya. Kapan Den mau pindahnya?" Kata Pak Asep sambil mengambil uang dari tangan Rendi dengan bahagia. Matanya berbinar melihat lembaran uang kertas bewarna merah.
"Mmm.. mungkin secepatnya. Saya permisi dulu." Kata Rendi sambil menarik tangan Jasmine untuk masuk kedalam mobil. Bagai kerbau dicocok hidung Jasmine menurut.
Ketika mobil meluncur pergi. Jasmine takut-takut melirik ke arah Rendi. "Apakah Kita akan pindah kesini?"
"Ya..." Rendi menjawab pendek.
"Apakah Serena akan ikut tinggal di sini juga??" Kata Jasmine sambil menatap suaminya. Ia langsung ketakutan kalau harus tinggal terpisah dengan keluarga Rendi.
"Tentu saja tidak!!"
"Aku tidak mau..." Jasmine langsung berkaca-kaca.
"Mengapa tidak mau. Kau istriku. Kau harus ikut kemanapun Aku pergi"
"Tapikan kita bukan suami istri yang sah?"
"Apa maksudmu dengan tidak sah??' Rendi melotot.
"Kitakan dipaksa untuk menikah. Aku tidak mencintaimu dan Kau juga tidak mencintai"
Rendi mengerutkan keningnya lucu. "Darimana Kau tahu Aku tidak mencintaimu"
Jasmine tersedak. Ia jadi kebingungan untuk bicara.
"Eummmm...bukankah kita dijodohkan. Kau pasti tidak mencintaiku" Jasmine menjawab takut-takut.
Rendi menjadi kesal Ia lalu menarik tangan Jasmine dan kembali meraih pinggangnya. Jasmine meronta-ronta ingin lepas tapi Rendi malah menciumnya penuh hasrat. Jasmine kelabakan Ia tidak mengira kalau Rendi akan begitu buas menciumnya. Ia terkejang-kejang dalam pelukan suaminya. Sampai kemudian Rendi merasa puas. Ia kemudian melepaskan Jasmine. Rendi tersenyum puas sedangkan Jasmine semakin stress.
Andri mencoba mengemudikan mobilnya dengan tenang. Mencoba masa bodoh dengan adegan dibelakangnya.
"Aku tidak suka Kamu cium, Aku tidak mau..hu..hu..hu.." Akhirnya Jasmine tidak tahan.
"Kalau Kamu tidak suka Aku cium. Menurutlah. Jangan rewel" Kata Rendi sambil menyenderkan ke sandaran mobil. Jasmine masih terisak ketika Mobil meninggalkan daerah Setrasari.