Chereads / Pernikahan Paksa / Chapter 34 - Anjing dan kucing

Chapter 34 - Anjing dan kucing

Dan Ibu Tiara tidak main-main dalam menangani kasus siswa didiknya. Ia langsung mengontak no telepon Kakeknya Jasmine. Di zaman sekarang banyak pergaulan bebas yang mengerikan sering terdengar ditelinga guru matematika ini.

Melihat Rendi yang terhitung masih muda dan terlihat tidak memiliki hubungan darah dengan Jasmine membuat Ia sedikitnya mencurigai hubungan mereka. Khawatir kalau-kalau Rendi adalah pacarnya Jasmine. Dan Ia memang sedikit keras terhadap para siswanya. Ia tidak mau ada kasus diluar nikah yang menimpa anak didiknya sehingga membuat siswi itu putus sekolah dan masa depannya menjadi hancur.

"Assalamualaikum Kakek Anwar." Ibu Tiara menyapa Haji Anwar.

"Waalaikumsalam Neng Tiara. Ada masalah lagi dengan Jasmine?" Tebak Haji Anwar langsung. Ia sering mendapat laporan dari Walikelasnya Jasmine.

"Saya merampas HP- nya Jasmine karena bermain handphone pada saat Saya menjelaskan. Dan handphone akan saya berikan langsung ke Kakek atau walinya langsung tetapi yang datang adalah Kakaknya Serena..."

"Oh ya Rendi..betul karena Saya sedang keluar negeri dengan Jay makanya Jasmine Saya titipkan ke Keluarga Rendi agar tinggal sementara dengan Serena. Mulai sekarang kalau ada apa-apa dengan Jasmine. Silahkan Neng Tiara hubungi Rendi saja.

Walau masih muda, Rendi sangat dewasa semoga Neng Tiara bisa bekerjasama dengan Nak Rendi."

Walau kebingungan Ibu Tiara menutup teleponnya Setelah mengucapkan salam dan terimakasih. Ia lalu menatap Rendi yang duduk dengan santai dan cool. Pria didepannya ini benar-benar bagaikan artis Korea. Bagaimana bisa Jasmine begitu beruntung mendapatkan wali begitu tampan.

"Maafkan Saya karena sudah mencurigai Anda. Maklum zaman now kita harus sedikit overprotektif terhadap siswa kami. Saya tidak ingin kecolongan."

Rendi tersenyum memaklumi tingkah Walikelasnya Jasmine. Bahkan Ia mengagumi ketelitian wanita didepannya ini.

"Anda Walikelas yang luar biasa. Jasmine dan Serena beruntung mendapatkan Walikelas seperti Anda" Kata Rendi sambil mengangkat alisnya.

"Terima kasih Pak Rendi. Oh ya Saya akan panggil kan Jasminenya." Kata Ibu Tiara sambil berdiri lalu meminta temannya untuk memanggil Jasmine.

Tidak lama kemudian Jasmine datang. Ketika Jasmine muncul dari pintu wajah yang masam apalagi saat melihat Rendi yang menatapnya dengan tajam. Mulut Rendi sedikit mengerucut menunjukkan bahwa Ia sangat tidak suka dengan tindakan Jasmine.

Ibu Tiara menatap Jasmine yang cemberut melihat Rendi. Tingkahnya berbeda jika yang dipanggil adalah Kakeknya atau Kakak sepupunya. Jasmine terlihat lebih santai dan manja. Ibu Tiara tahu bahwa Jasmine adalah salah satu siswa yang bermasalah. Sehingga Ia hapal benar dengan keluarga Jasmine yang sering bolak-balik ke sekolah.

Ketiadaan orangtua dan hanya di urus Seorang Kakek yang sangat sibuk membuat Jasmine bertindak sekehendak hati nya. Ibu Tiara berusaha mengurus Jasmine sebisa mungkin. Ia tidak pernah bosan memotivasi Jasmine agar bertahan sampai lulus. Ia juga yang berusaha membela Jasmine terhadap serangan guru lain yang sudah pusing dengan kelakuan Jasmine.

"Nah Jasmine, Ini walimu sudah datang. Ibu harap ini yang terakhir kalinya Kamu bermain handphone di kelas pada saat pembelajaran."

"Seharusnya Kau harus lebih bertanggung jawab. Bermain handphone pada saat guru menjelaskan adalah tidak baik. Kau sudah kelas XII. Harus lebih serius belajar. " Rendi berkata tajam dengan wajah serius pada Jasmine.

Jasmine langsung manyun-manyun kesal,gendok campur aduk. Sialan...mengapa hidupnya jadi seperti ini. Rendi merampas kebebasannya pake ngomel-ngomel lagi di depan Bu Tiara. Kalau ia tidak butuh Handphone itu untuk janjian sama Alex mungkin Ia lebih rela handphone nya tidak diambil.

Jasmine lalu melotot dengan sebal. "Emangnya Kamu siapa? Berani turut campur dalam kehidupan ku?? Kamu itukan Kakaknya Serena bukan Kakakku"

"Apa???" Mata Rendi terbelalak hampir meloncat keluar. Beraninya Ia bilang seperti itu di depan Walikelasnya.

"Kau harus ingat Aku adalah..." Hampir saja Rendi kelepasan bicara kalau Ia adalah suami Jasmine. Jasmine tersenyum melihat Rendi hampir kelepasan bicara.

Ibu Tiara menatap Jasmine dan Rendi bergantian. Ia heran melihat tingkah mereka. Tadinya Ia berpikir antara Rendi dan Jasmine ada hubungan spesial walaupun tidak pacaran mungkin mereka saling menyukai. Tapi pikiran itu langsung buyar melihat mereka malah bertengkar.

"Aku adalah walimu.." Kata Rendi akhirnya dengan suara pelan.

"Kau hanya wali sementara karena Kakekku tidak ada. jadi jangan bertindak berlebihan. Aku tidak takut kepadamu."

Rendi sontak berdiri, "Kau bersiaplah untuk menerima hukuman" Rendi berkata sambil mengurut keningnya, karena kepalanya mendadak terasa pusing.

."Aku tidak takut... " Jasmine malah menyingsingkan lengan bajunya mau memukul Rendi. Ibu Tiara langsung berdiri di tengah mau melerai. Bagaimana bisa di ruang BK mau ada adu jotos antara siswa dan walinya. Jasmine benar-benar kelewatan, Kakak temannya sendiri mau dipukul.

Wajah Rendi merah padam kalau tidak ada guru Walikelasnya Jasmine kayanya Rendi dan Jasmine sudah berkelahi. Diam-diam Serena yang mengintip dibalik pintu langsung tepok jidat. Dua makhluk ini seperti anjing dan kucing setiap bertemu pasti berkelahi.

"Jasmine!! Tolong hargai Wali mu. Belajar bersikap sopan!!"

Jasmine misruh-misruh kesal, tapi Ia segera duduk karena dibentak oleh Walikelasnya. Ia melirik ke arah Rendi dengan tatapan kesal. Rendi juga tampak cemberut. Bibirnya merahnya sudah bergerak-gerak tanda Rendi sedang kesal tingkat dewa. Ia adalah presiden komisaris perusahaan property ternama. Tahun ini Ia masuk sepuluh finalis pengusaha muda tersukses di Indonesia.

Dalam tiga tahun terakhir grafik keuntungan perusahaan Rendi naik terus. Berbagai proyek Ia tangani dengan baik. Tapi sekarang di ruang BK salah satu sekolah swasta Ia bertengkar dihadapan Walikelas istrinya sendiri. Benar-benar memalukan, bagaimana bisa ini terjadi. Wajah tampannya ternyata tidak berguna terhadap istrinya sendiri.

"Minta maaf kepada kakaknya Serena.!! " Ibu Tiara memberikan perintah. Jasmine tambah cemberut.

"Kalau Kau tidak meminta maaf, Ibu akan menghukummu menyikat toilet"

"Tidak apa-apa Bu, lebih baik Aku menyikat toilet saja" Kata Jasmine keras kepala. Rendi dan Ibu Tiara saling berpandangan. Mereka kompak menggelengkan kepalanya.