Chereads / Proses mencintai / Chapter 5 - Perbincangan

Chapter 5 - Perbincangan

Pak raden mempersilahkan keluarga pak wijaya untuk duduk.

" Oca gih kedapur sana bantu bi ningsih menyajikan cemilan dan minuman nya"

"baik mah".

Sepanjang jalan Oca hanya bergerutu sendirian

"kenapa harus orang itu sih?

Apa dunia sangat sempit hingga aku harus di jodohkan dengan laki-laki itu aku tak akan membayangkan bagaimana rumah tangga kami apakah bakal ada keheningan dan kedinginan seperti hatinya ahhh aku tak bisa membayangkan lebih baik hidup sendiri dinandingkan satu atap dengan nya ahh semakin dipikirkan semakin aku pusing." Kedua keluarga berbincang - bincang tentang masalah perjodohan ini, Oca dan bi ningsih pun datang dengan membawa makanan seketika ingin menurunkan makanan Oca dikejutkan dengan pembicaraan pak wijaya dan ayah nya, cemilan yang iya bawa hampir saja terjatuh tapi mamah nya langsung memagangi tangan Oca.

"Oca hati-hati dong"

"iya mah, aku hanya terkejut"

"calon mantu kita sangat cantik dan rajin yah pah" tanya mamah raga,

"iya mah, sebentar lagi dia akan jadi mantu kita mah" jawab pak wijaya.

Mereka melanjutkan perbincangan mereka, "apa ini gak terlalu cepat pak" tanya pak raden, "iya memang ini terlalu cepat tapi karena raga sudah diterima oleh kampus diluar negeri, dan sudah ada surat untuk dia pergi bulan depan kegiatan kampus akan dimulai, jadi kami ingin sesegera mungkin Oca dapat mendapingi nya" jawab pak wijaya,"

"kalo saya tak masalah sih asal kan demi kebaikan anak kita, saya tak apa apa bila pernikahan ini dilaksanakan secepatnya tetapi lebih baik nya kita tanyakan kepada mereka berdua, pendapat mereka tentang semua ini?" kata pak raden.

"bagaimana dengan kalian berdua, apa kalian keberatan" tanya pak wijaya,

tiba - tiba saja Oca langsung bertanya "bagaimana dengan sekolah ku?",

"kamu akan kita pindahkan kesekolah diluar negeri, kita yang akan urus kepindahanmu jadi kamu tak perlu khawatir lagi tentang sekolahmu, bagaimana apa oca setuju? " jawab pak wijaya,

"aku ok ok aja sih om", "

Raga apa kamu setuju nak?" tanya ayah nya, "Raga juga ok ok aja",

"ikut ikutan segala" seketika Oca bicara dan itu langsung terdengar oleh kedua keluarga "apa yang kamu bicarakan tadi Ca" tanya mamah.

"yah keceplosan, bukan apa apa mah" jawab ku.

"kamu berbohong yah? Ayo cepat jelaskan kenapa?"

"gak mah gak apa-apa"

"ya sudah, kalo gitu ajak Raga keliling rumah ya"

"iya mah"

"nak Raga sana ikut Oca keliling keliling rumah kalo ada hal yg kamu ingin tau tanyakan saja kepada Oca"

"oke tante " jawab raga"

"sebenarnya aku males sih harus ngajak kamu jalan jalan, aku masih dendam banget sama kamu soal sop waktu dikantin itu, itu kejadian yang sangat luar biasa dan aku gak bakalan maafin kamu, karena itu hal yang sangat memalukan bukan nya kamu meminta maaf malah kamu terlihat ingin mempermalukan ku dangan memasang wajah yang terlihat tidak terjadi apa apa sedangkan aku teriak kepanasan. Sejak kejadian itu aku berubah jadi wanita kalem karena aku malu, wanita yang ditakuti oleh seluruh wanita disekolahan malah menjadi bahan tertawaan dimuka umum, sebelum kejadian itu mereka saja takut melihat ku apalagi menertawakan ku, tiba tiba saja dalam beberapa detik kamu menghilangkan kewibawaan ku"

"apa kau sudah puas bicara nya" sahut raga, "laki laki ini benar benar menyebalkan"

Oca mengangkat tangannya dan langsung ingin menghajarnya, tapi tiba tiba saja Raga langsung memegang pergelangan tangannya pukulan itu langsung dihentikan nya, Oca langsung lari dan meninggal kan Raga. Terlihat Raga sangat bingung mengapa Oca harus lari, jelas saja Oca terlihat dipermalukan lagi, tidak ada seorang lelakipun yg pernah menghentikan Oca tiba tiba saja dia orang yang sama yg mempermalukan Oca dimuka umum, dan di hadapan Oca sendiri, Oca hampir kehilangan kepercayaan diri makanya Oca berlari menjauhi dia. Raga sampai ke ruang tamu kembali ayah nya bertanya kepadanya

"Raga dimana Oca?" jawab Raga

"ia tadi kebelet pipis dan menyuruh ku kembali keruang tamu terlebih dahulu"

"oh seperti itu" jawab ayah.