Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 41 - Agen yang payah

Chapter 41 - Agen yang payah

"Aku menemukan surat pemberitahuan kenaikan jabatan dan dia menolaknya lagi."

Jessica makan siang di rumah Anna. Nyonya Elly – Ibu Anna menyuguhi Jessica berbagai makanan rumahan yang lezat. Mereka makan besar siang itu. Meskipun seorang wanita karir sejati, Nyonya Elly tidak kehilangan kemampuannya mengurus rumah.

Sayangnya tidak ada tuan Madeline di sana, beliau ada di Negara A. Ayah Anna adalah seorang perwakilan diplomatik yang di kirim ke Negara A. Itu merupakan salah satu alasan Anna pindah ke negara A saat karirnya sedang cemerlang di negara ini. Rupanya keputusan Anna mengikuti ayahnya ke negara A adalah pilihan terbaik dalam hidupnya.

Seorang produser mengenalinya sebagai seorang aktris dan menawarinya menjadi model sebuah video klip. Lalu Anna mengikuti casting untuk membintangi serial televisi. Anna juga sempat menjadi model komersial di negara A. Hingga suatu hari dia ditawari naskah sebuah film yang akhirnya memenangkan piala Oscar kemarin.

"Ibumu adalah seorang jaksa yang baik. Bukankah sekarang dia adalah seorang kepala di kejaksaan tinggi."

"Dia seharusnya ada di kejaksaan agung dan akan lebih baik lagi jika dia menjadi seorang hakim. Jika tidak semua yang dia pelajari itu benar-benar sia-sia." Menyebalkan bagi Anna melihat ibunya hanya berkutat di Kejaksaan Tinggi selama bertahun-tahun padahal ibunya mungkin sudah dapat mencapai jabatan tertinggi dalam karirnya.

Namun begitulah Nyonya Elly, bahkan sang suami tidak bisa memaksanya. Anna terus mengeluh pada Jessica tentang apapun yang tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

"Kau tidak menghabiskan akhir pekan ini dengan Hans?" Anna telah bertanya-tanya dalam hati, apalagi jika melihat Jessica sepertinya lebih banyak berkutat dengan ponselnya daripada mendengarnya bercerita.

"Tidak, dia pergi ke Negara S untuk bertemu calon isterinya."

Itu informasi anyar. "Jadi calon istrinya itu di negara S? Wah, pasti sulit punya hubungan jarak jauh."

"Ya, mungkin saja. Lagi pula, kami berkunjung ke Negara S beberapa kali setahun." Hans dan Jessica memang berkunjung sesekali ke Negara S untuk menemui Tuan Hermawan, sang kakek. Tetapi pria itu selalu menempeli Jessica dan tampak tidak punya waktu untuk berkeliling dan bertemu teman kencannya.

Ayah Hans, Tuan William juga tinggal di Negara S, tetapi yang punya teman kencan itu Hans bukan ayahnya. Jadi situasi Hans memang benar-benar agak rumit menurut Jessica. Entah darimana datangnya wanita itu.

"Lalu apa yang kau lakukan sekarang? Menunggu kabar dari Hans?" Anna telah memperhatikan bahwa Jessica terus melirik pada ponselnya. Beberapa pesan terus masuk dan itu membuat Jessica mengabaikan Anna.

"Tidak, dia tidak akan mungkin menghubungiku hari ini. Dia pasti sibuk sekali. Paman dan bibi Will juga hadir di sana, mereka pasti sibuk membicarakan acara pernikahan."

"Jadi itu pertemuan dua keluarga."

"Kurasa tidak, wanita itu hanya datang sendiri." Jessica menaruh kembali ponselnya, dia telah berkutat di sana cukup lama sampai tidak sadar dengan kata-katanya.

Anna mencoba mencerna kata-kata Jessica. Sendiri hmm? Keluarga Hans bertemu dengan calon menantu mereka, sendiri? "Tunggu, bagaimana kau tahu kalau wanita itu hanya sendiri?"

Anna menyipitkan matanya, sesuatu tampaknya aneh. Jessica tidak mungkin hanya menebaknya secara acak, wanita itu bahkan menjawab Anna tanpa waktu berpikir jadi itu pasti fakta yang telah terverifikasi dengan benar.

'Ting'

Sebuah pesan kembali masuk ke ponsel Jessica dan Anna menyambar ponsel itu lebih dulu dari Jessica. Dia membaca separuh pesan yang tampak di layar kunci.

'Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu, posisi Hans ….'

Pesan itu dari seorang pengirim dengan nama kontak AD. "Kau mengirim seseorang untuk memata-matai Hans?" Anna tidak percaya dengan penemuannya.

Jessica sudah terlanjur tertangkap basah oleh Anna, jadi dia segera mengakuinya. Jessica memang mengirim seseorang untuk memata-matai pertemuan Hans dengan wanita yang disebut calon isterinya itu. Jika tidak dia akan mati penasaran, sudah cukup dia tidak tidur tadi malam hari ini Jessica harus mendapatkan informasi yang layak agar dia bisa tidur dengan nyenyak.

Tentu saja Anna juga penasaran dengan identitas wanita itu, tapi tidak segila yang Jessica lakukan.

"Itu, Adrian, dia datang menemuiku pagi ini dan tiba-tiba saja muncul ide untuk membuntuti Hans. Maka aku mengirim Adrian untuk melakukan misi penting ini."

"Adrian benar-benar menjadi seorang agen BIN, huh. Tidak bisa kupercaya." Anna juga mengenal Adrian dengan baik, mereka teman disekolah menengah.

Jessica kembali menerima laporan dari Adrian. Sayangnya pria itu melaporkan kalau dia bahkan tidak bisa melihat wajah wanita yang bersama Hans. Adrian memotret beberapa foto Hans berjalan beriringan dengan seorang wanita bertubuh pendek yang mengenakan floppy hats[1] untuk menutupi wajahnya.

Sial. Tidak ada satupun foto yang menunjukan wajah wanita itu.

"Adrian, dia agen yang payah," komentar Anna.

***

"Kenapa aku harus bergerak seperti ini, Hans?" wanita itu terus mengeluhkan saat Hans memberinya perintah untuk menunduk atau berbalik, dan sesekali bersembunyi.

Wanita itu merasa seperti seorang buronan yang sedang dicari Interpol.

"Kau sebaiknya tidak memperlihatkan wajahmu saat ini atau kau tidak akan pulang dengan selamat." Ancaman Hans benar-benar terasa nyata. Wanita itu hanya bisa pasrah dan bergerak sesuai dengan perintah Hans.

Hans melirik kearah sekitarnya, sejak dia turun dari mobil dan masuk kedalam restoran dia bisa merasakan ada yang mengikutinya. Hans tidak tahu itu siapa tetapi ada kemungkinan seseorang membuntutinya dan untuk melihat wanita yang hari ini ia temui.

Entah itu Jessica atau mungkin Wanda, atau wanita-wanita gila lainnya. Hans selalu berjaga-jaga dan bersikap waspada saat mengiring wanitanya keluar dari restoran.

"Dia akan baik-baik saja, Hans." Tuan William memberikan nasihat pada Hans, "kirim dia untuk tinggal di rumah bibimu untuk sementara waktu ini."

"Terima kasih paman Will, aku akan baik-baik. Aku perlu mempersiapkan semua urusan pernikahan ini." Wanita itu menolak dengan sopan, dia harus tetap tinggal di negara S. Wanita ini hanya tidak tahu sedang melibatkan diri dengan hal apa.

"Tidak, pergilah dahulu ke Negara F. Lalu kau bisa pulang kembali besok." Hans melirik spion mobilnya, ada sebuah mobil yang tampaknya mencurigakan bagi Hans.

Hans memesan sebuah tiket pulang pergi ke Negara F dari Negara S. Setidaknya itu negara terdekat dengan Negara S, jadi wanitanya itu tidak akan kesulitan dengan perjalanan pulang pergi yang merepotkan itu.

Hans baru lega setelah memastikan wanitanya itu berangkat dengan pesawat yang dia pesan. Tentu setelah penyamaran sedemikiran rupa.

Saat berpamitan dengan ayahnya, Hans tampaknya melihat seseorang yang dia kenal. Seseorang yang seharusnya tidak ada di negara S. Mungkinkah kebetulan orang itu ada di negara S?

Hans tidak mengambil pusing dengan dugaan acak itu. Yang terpenting permasalahan pernikahanya hari itu telah selesai. Hans dan ibunya kembali ke Negara I pada sore hari.

[1] Floppy hats semacam topi pantai yang lebar