Chereads / Kupikir Disini Tempat Seharusnya Diriku Berada / Chapter 22 - Selalu saja begitu

Chapter 22 - Selalu saja begitu

Sambil menikmati keadaan malam yang cukup sunyi, aku menikmati makananku dengan perlahan. Tanpa sadar waktu pun berjalan dengan cepat. Sepertinya ini sudah satu jam. Aku segera kembali untuk mengecek baterai smatphoneku, saat kubuka slidenya.

Ada banyak pemberitahuan yang masuk, saat koneksi wifi mulai masuk. Banyak notifikasi panggilan tak terjawab.

Sepertinya ada orang yang peduli padaku meski aku telah menghilang beberapa hari tanpa kabar.

Kubuka satu pesan. Disitu tertulis.

" raven, bolehkah aku tahu. Apakau kau lolos. "

Ada juga yang menulis.

" tetaplah semangat apapun hasilnya raven. "

Ada banyak pesan, namun kebanyakan berasal dari lingkungan teman sekolah dan circle ku.

Dan beberapa panggilan tak terjawab itu berasal dari osananajimiku yang berkunjung tapi tidak mendapatiku di rumah kakek nenek.

Aku tidak mungkin bercerita kalau sedang berpetualang ke dunia lain bukan, meski aku mengatakannya berpetualang tapi aku sendiri malah diberi tugas yang berat.

Kubalas beberapa pesan yang penting saja.

Intinya semuanya sama, kukatakan aku sedang berliburan di okinawa atau tempat yang jarang sinyal. Kubuat itu agar cukup masuk akal.

Tepat saat kubalas satu persatu, ada satu panggilan masuk. Tapi ini pukul 4 pagi lho, kenapa dia bangun pagi sekali.

Kuangkat teleponnya, dan kutaruh smartphoneku ke jarak yang aman, lalu terdengar suara.

" RAAAVEEENNN, KEMANA SAJA KAU SELAMA INI !!!!!! "

Suara ini kurasa memiliki desibel tinggi.

" CEPAT JAWAB AKU !!!! "

Karena semakin ku acuhkan malah dia akan semakin menjadi-jadi, jadi kujawab pelan.

" aku dengar kok, kau tidak perlu berteriak sekeras itu. kau bisa membangunkan seisi rumahmu "

" kenapa kau pergi begitu saja tanpa bilang apapun padaku ? "

" memangnya kau pengasuhku, wajar bukan bagi seorang laki-laki yang baru lulus SMA untuk jalan-jalan selama beberapa waktu. "

" tapi, setidaknya kabari aku sesuatu.. "

" iya-iya maaf. "

" meski aku baru saja mendapat pesan singkatmu, namun aku ingin mendengar hasilnya langsung, jadi bagaimana ? "

" baiklah, aku lolos di kyoto. "

" aku tahu kau lolos, tapi ketiga pilihanmu itu di kyoto semua kan, jadi dimana kau diterima ?. "

" aku ditolak di dua universitas negeri, jadi aku diterima di Universitas Swasta Dai Kyoto. "

" heh, jadi kau masuk disana ya. "

" aku tidaklah sepintar dirimu. Jadi bagaimana denganmu ? "

" aku juga diterima. "

" sudah kuduga kapasitas otak kita memang berbeda, dari dulu soal kecerdasan akademis kenapa wanita selalu unggul ya. "

" itu karena kau kurang belajar, berhentilah bermain game. "

" iya-iya, jadi kau masuk di tokyo utama ? "

" soal itu..., rahasia...  hehe. "

" kau ini terserahlah, aku lupa bilang selamat ya. "

" ya terima kasih. "

" kalau begitu kututup dulu. "

" tunggu sebentar, apa kau sudah pulang ? "

" tidak, aku berada ditempat lain. "

" eh, begitu ya. "

" dalam beberapa waktu lagi aku akan pulang kok. Tolong jaga kakek dan nenekku ya. "

" itu pasti. Anone raven aku ingin membicarakan sesuatu setelah kau pulang. "

" kenapa tidak kau katakan saja sekarang. "

" ini kejutan. "

" terserah lah, aku tutup bye. "

" tungg--- "

Panggillan pun kuputus dan kumatikan smartphoneku. Setidaknya sudah kupastikan kalau baterainya sudah terisi 100%.

Saat hendak beres-beres terdengar suara.

" tuan, saya telah selesai menghitung dan membungkus semuanya. "

Sang kasir yang telah bekerja keras telah menunjukkan hasilnya.

Aku segera berjalan kesana dan menanyakan sesuatu.

" berapa totalnya ? "

" totalnya 20 juta yen. "

Kuberikan kartu debit lagi. Dalam sekali gesek semua barang ini terbayar lunas.

" terima kasih telah berbelanja, tapi tuan dengan apa Anda akan membawa semua ini ? "

" soal itu, bisa pinjam kereta dorongnya. "

" tentu saja boleh, apa saya perlu membantu juga ?. "

" tidak perlu nee san beristirahat saja, ini semua sudah sangat melelahkan. "

" terima kasih banyak atas perhatian tuan, tapi saya masih punya tenaga lebih, tenang saja. "

Nee san berkaca mata ini memanglah pekerja keras.

" jika Anda memaksa saya tidak akan menolak, namun jika nee san membantu saya siapa yang akan menjaga toko selama buka ? "

" soal itu... "

" lebih baik nee san disini saja. "

" begitu ya, saya mengerti. Mohon maafkan saya. "

" sudah kubilang tidak apa-apa, saya izin pergi dulu. "

" silahkan tuan. "

Aku segera pergi ke arah mizue namun yang kulihat mizue malah memperhatikan trafic light yang berganti warna seperti anak kecil.

" mizue bisa bantu aku ? "

" tentu apa itu ? "

Mode penasarannya menghilang dan berubah menjadi ke mode dingin lagi.

" soal itu, dilarang memakai sihir atau otoritas. Bantu aku mendorong beberapa benda. "

" itu hal mudah, kekuatan fisikku juga termasuk dalam kelas tertinggi. "

" lakukan saja seperti yang kulakukan, aku tidak ingin kita membuat keributan. "

" muuu, baiklah. "

Aku mengambil dua kereta dorong dan kucontohkan kepada mizue bagaimana caranya.

Kami pun mengangguk ke arah kasir sebelum keluar toko, lalu kami berjalanmenuju tempat di gang sempit seberang jalan supermarket ini.

Ada alasan aku memilih tempat ini, pertama karena letaknya dipinggir jalan raya namun saat malam hari benar-benar sepi. Yang kedua ada gang kecil yang biasanya kugunakan untuk bersembunyi saat dikejar anjing kompleks tetangga. Jadi kutaruh saja semua belanjaan kami disana.

Tiba-tiba mizue bertanya.

" jadi kenapa kau menaruhnya disini ? "

" pertanyaan bagus, anggap saja ini tempat teraman bagi kita untuk teleport. "

" jadi begitu, aku mnegerti. "

" satu alasan lain, karena  tempat ini dekat dengan rumahku. "

" eh, jadi kau tinggal disekitar sini, enaknya aku juga ingin, ayo mampir dulu raven. "

" aku masih belum bilang kalau aku ingin pulang dan juga kakek dan nenekku akan kaget setengah mati jika aku membawamu ikut bersamaku. "

" muuu, tidak seru. "

" nanti ada saatnya, ayo segera bereskan belanjaan ini. "

" akan lebih cepat jika pakai sihir. "

" sihir dilarang. "

" muuu... "

Kami pun terus mengulangi semua kegiatan ini hingga jam 5 pagi, matahari mulai terbit secara perlahan.

Tepat saat cahaya matahari hendak menyentuh aku dan mizue, aku menteleport kami kembali dunia lain.

Dalam beberapa detik keberadaan kami menghilang dari bumi.

Pagi hari di benteng barat, aku telah bersiap ke ibukota Erchanthard. Setidaknya semua persiapan ini kulakukan sendiri.

Sebelum berangkat aku telah menuliskan kepergianku di dalam surat yang kutaruh dikamarku.

Kutarik tali kuda dan aku pun segera berangkat dengan kecepatan tertinggi, sampai digerbang benteng timur –para penjaga mulai menghadangku untuk menanyakan ada hal apa..

" mohon maafkan saya kroos sama, Anda mau kemana ? "

" katakan saja aku pergi ke ibukota, aku membawa perintah penting. "

" dimengerti, pasukan buka gerbang. "

Gerbang pun terbuka dan kuda ku langsung kupaksa untuk berlari secepat mungkin, tepat saat aku keluar dari benteng. Matahari mulai terbit.

Akupun membuka mata, setelah selesai membersihkan diriku sendiri, aku segera pergi ke kamar kross untuk mebangunkan si tukang malas itu.

Seperti biasa pintu kamarnya tidak terkunci, kudorong saja pintu itu. saat masuk tidak kutemukan keberadaannya, bahkan kasurnya sudah tertata rapi. Kurasa telah terjadi hal buruk.

Saat menoleh, aku melihat surat yang ditaruh di meja kecilnya. Kubuka lalu kubaca, disitu tertulis.

" aku akan pergi ke erchanthard, bisa tolong urus bawahanku. Aku benar-benar butuh bantuanmu. Aku mendapat perintah langsung dari panglima heavenly. Terima kasih. "

Saat membacanya aku seakan tidak percaya, seorang panglima akan percaya kepada orang sepertinya. Tapi kapan dia mendapatkannya ?.

Didalam kepalaku terdapat tanda tanya besar, namun satu hal yang kupastikan kross sama sekali tidak berbohong. Bahkan dia mengucapkan kalimat yang hanya katakan pada saat penting saja. Sepertinya ada situasi darurat yang membuatnya harus bekerja cepat, aku akan mengawasi belakangmu, pergi saja kroos.

Situasi pasukan parthia, mereka telah bergerak sejauh 60 km, pasukan mereka akan menyerang ke utara.lalu ke perbatasan barat. Dalam sapuan besar.

Sesosok wanita berpakaian ketat sedang memantau pasukan besar itu dengan teropong khusus.

Dia menulis beberapa poin penting didalam kertas kecil yang dia bawa.

Tiba-tiba dibawah kakinya bayangannya mulai melebar dengan sendirinya. Muncullah sesosok wanita lain yang memakai pakaian ketat tentu. Mereka berdua terlihat seperti ninja yang pernah kulihat disuatu doujin, lupakan saja itu.

Wanita yang baru muncul mulai mengatakan sesuatu.

" sepertinya mereka akan menggunakan taktik tipuan. "

" sisa pasukan penyerang balbados kan ?, jumlah mereka sekitar 40.000 orang. "

" sisi utara kita benar-benar rapuh. "

" tugas kita hanya melaporkannya pada raven sama, kita tidak boleh melakukan hal yang tidak perlu. "

" meski begitu, apa mereka bisa bertahan. "

" kuharap bisa, jika tidak kita hanya perlu memusnahkan agressor sampai tidak bersisa. "

" aku akan menunggu saat itu. "

" tentu saja karena kita unit pemusnah bagi raven sama, kita adalah ciptaannya yang bertujuan untuk memuluskan perjalanan raven sama. "

Saat kembali, aku dan mizue berada di tempat kami berada sebelumnya.

" sepertinya dimensi itu benar-benar jauh. "

" mungkin akan butuh 2 milyar tahun cahaya untuk kita sampai disana jika pakai metode biasa. "

" aku mungkin akan bosan menunggu. "

" sekrang, simpan saja semua bahan masakan yang sudah kau beli mizue. "

" tentu saja, tunggu sebentar raven. "

" oke. Aku akan mempersiapkan beberapa hal. "

Ku pilah-pilah barang-barang yang telah kubeli.

Setelah menyelesaikannya, kami pun telah siap untuk pergi.

" jadi kita akan pergi kemana raven ? "

" karena aku tidak suka menjadi terakhir, ayo ke desa keempat. "

Mizue menyentuh pundakku. Dan kami pun berteleport kesana.

Sampailah kami di perbatasan desa itu, seperti perkataan mizue sapi perah. Itu beanr adanya, kondisi bangunan disini benar-benar rapuh.

Bahkan banyak warganya kekurangan pangan. Sebelum memasuki tempat ini saja sudah membuatku pusing.

" kau tidak apa-apa ? "

Mizue tampak khawatir padaku.

" aku hanya sedikit tidak tega, lebih baik kita kedesa kelima dulu. "

" oke. "

Pundakku disentuh mizue sekali lagi dan kami berteleport ke desa kelima.

Di desaini, ada beberap penjual serta toko kecil yang buka.

Saat kami masuk ke gerbang desa setidaknya ada satu penjaga, namun tubuhnya benar-beanr kekurangan gizi. Dan dia tidak mengindahkan kedatangan kami. Dan pandangannya hanya terus menatap kedepan.

Semua orang hany tertunduk diam kebawah, seperti mereka tidak berani melihat hari sesok yang cerah. Jadi ini kondisi yang disebut ekstrim itu ya.

Kamipun berjalan ke arah pedagang buah, sepertinya Cuma dia yang setidaknya memiliki ekspresi.

" permisi, apa aku boleh menanyakan sesuatu ? "

" tentu saja tuan, Anda boleh bertanya apapun. "

" apa yang sebenarnya terjadi ? "

" belakangan ini desa kami baru saja dijarah bandit, jadi kami benar-beanr kekurangan pangan. "

"lantas kenapa barang dagangan mu masih utuh ? "

" semua dagangan saya merupakan hasil dari kumpulan barang sisa yang mereka tinggalkan, meski kami mendapat uang pun mereka semua akan mengambilnya. "

" jadi begitu, lantas kenapa jika dijarah hanya tersisa orang-orang kurang gizi saja disini ? "

" semua pria sehat dibunuh sedangkan para wanita diambil untuk dijual dan mereka gunakan untuk bersenang-senang. "

" jadi begitu, lantas kenapa kau masih bisa tenang setelah melihat semua hal ini terjadi. "

" karena, hal inilah yang ditugaskan kepada saya, akhirnya saya bisa bebas. Terima kasih tuan. "

" tia mengambil belati kecil di sakunya, dan dia menusukkannya di kepalanya sendiri. Dia mati seketika.

Namun ekspresi wajahnya benar-benar bahagia. Aku tidak tahu dengan apa yang terjadi. Namun, itulah jalan hidupnya. Aku tidak berhak untuk mengubahnya.

" sepertinya kita tidak perlu berlama-lama lagi disini, ayo kembali ke desa keempa tmizue. "

" oke. "

Pundakku disentuh mizue dan kamipun kembali ke desa keempat. Setidaknya kali ini aku sudah terbiasa menghadapinya.

Saat memasuki desa, orang-orang tampak acuh. Dantidak peduli dengan keadaan sekitar mereka, seakan kehilangan harapan. Mereka hanya hidup dalam kekosongan dan kemiskinan, dipikiran mereka hanya ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Itulah setidaknya firasat yang kurasakan.

Aku pun segera mencari tempat untuk duduk sambil memantau keadaan sekitar.

" lingkungan ini sangat cocok untuk berkembangnya iblis. "

" kupikir itu benar. "

" kau tidak penasaran kenapa penjual itu bunuh diri ? "

" tidak, aku sudah tahu jawabannya. "

" perbedaan antara kita adalah aku merasakannya dan kau pernah melihatnya. "

" aku hanya berpikir ini masih belum jelas. "

" aku akan terus mengikutimu. "

" terima kasih mizue, ayo kita tetap disini sampai malam. "

" oke. "

Sepanjang waktu berlalu kondisi yang kulihat hanyalah orang-orang yang putus asa, tidak ada percakapan diantara sesama penduduk desa. Aku seakan terlihat seperti dokter yang sedang menguji coba oabt penenang kepada pasienku.

Mizue juga tampak memeprhatikannya, kurasa dia juga sdar ada suatu keanehan. Meski dia sudah melihat jalurnya, namun lebih baik kita tidak bertindak sekarang, segalanya perlu perhitungan yang matang.

Tanpa sadar matahari yang terik tenggelam dan diganti dengan kemunculan awan mendung. Sepertinya beberapasaat lagi akan turun hujan.

" ayo pergi dari sini. "

" aku ikut. "

Kami berdua memakai jubah kami dan penutup kepala untuk melindungi dari hujan yang akan datang. Saat kami sampai di gerbang luar desa, disana ada banyak mayat yang terlihat dibunuh oleh para bandit.

Dan dibiarkan tergeletak dijalanan begitu saja, tentu saja kami tidak mengindahkannya. Dan terus berjalan untuk mencari tempat berteduh. Saat hendak memasuki hutan, aku mendengar suara langkah kaki yang terdengar sangat pelan.

Suara itu semakin dekat. Kurasa dia kan sampai dalam hitungan tiga,dua,satu. Aku dan mizue menoleh ke arah kanan bersamaan.

" kenapa kalian memasuki hutan, jika mencari tempat berteduh lebih baik kau ikut aku nak. "

Muncullah seorang nenek yang sedang membawa ranting.

" kau siapa nek ? "

Tanyaku padanya.

" aku warga desa ini, ayo ikut aku. Jika kalian masuk kedalam hutan akan sangat berbahaya karena ada banyak hewan buas. Tenang saja bahkan para bandit itu tidak berani memasuki hutan saat malam. "

" begitukah, aku akan ikut. "

Bersama denganku mizue hanya diam saja dan ikut.

Sepanjang perjalanan, nenek itu berjalan cukup lambat karena beban yang dibawanya, jadi aku menggantikannya untuk mengangkat ranting-ranting pohon itu.

" oh, terima kasih atas bantuannya. "

" itu sudah wajar, apa kau tinggal sendirian nek ? "

" tidak, aku bersama cucu kesayanganku. "

" lantas kenapa dia tidak ikut mencari ini bersamamu nek ? "

" sebentar lagi kau akan memahaminya nak... "

Aku pun hanya diam, beberap saat aku melihat sebuah gubuk kecil yang berada di dekat sungai.

" itu gubuk ku, ayo masuk. "

" terima kasih. "

" Zie, nenek membawa tamu. "

" benarkah nenek, selamat datang. "

Terdengar suara dari seorang.

Saat aku melihatnya, kurasa aku baru merasakan apa yang dimaksud dengan perjuangan hidup itu.

" mohon maafkan saya tuan atau nyonya saya tidak bisa menyambut kalian dengan baik. "

Aku hanya diam saja saat terus melihatnya berbicara.

Pandangan yang kulihat pertama kali, dia seorang gadis yang tidak punya rambut, matanya buta, serta dia kehilangan kedua tangannya. Bagaimana dia bisa menikmati apa yang disebut hidup.

" nenek akan menyiapkan beberapa hal, kalian berdua duduklah terlebih dahulu. "

" tidak usah repot nek, kami akan mempersiapkan beberapa hal juga. "

" kalian itu tamu, kami sebagai tuan rumah juga harus memuliakan tamu. "

Aku sama sekali tidak bisa membalasnya sifatnya benar-benar sama seperti nenekku.

" anu tuan atau nyonya, maafkan saya terlambat memperkenalkan diri, namaku adalah Ziemlich Agatha. Bolehkah saya tahu nama Anda sekalian ? "

" tidak perlu bersikap sopan, namaku Ichibei Raven Romanova. "

" nama Anda cukup panjang juga, apa Anda bangsawan ? "

" mirip seperti itu. "

" begitukah, saya selalu ingin berbicara dengan orang seperti Anda, terima kasih telah menyempatkan waktu bersamaku. "

" aku akan menyempatkannya meski sesibuk apapun diriku, tenang saja. "

" terima kasih banyak ichibei sama, Anda sangat baik hati. "

" sekarang giliranku, namaku adalah Mizue. Salam kenal. "

" eh, Anda bersama nyonya ya, salam kenal juga mizue sama, pasti Anda wanita yang cantik ya, suara Anda sangat merdu. "

" aku tidak seperti yang kau bayangkan. "

" meski begitu, Anda mau berbicara dengan saya, itu sudah menujukkan kalau Anda itu orang baik. "

Mizue pun hanya diam saja. Kurasa bahkan dewi iblis pun akan kaget jika diblang sebagai orang baik.

" jadi Ziemlich Agatha itu namamu ya ? "

" Anda boleh memanggil saya Zie, itu nama panggilan yang diberikan oleh nenek. "

" begitu ya, boleh aku tanya sesuatu ? "

" tentu saja apapun itu. "

Saat aku hendak mengatakan sesuatu, mizue tiba-tiba berdiri.

" aku akan membantu nenek itu, kalian bisa menikmati waktu kalian berdua. "

" oke. Masakkan yang terbaik "

" tentu saja, semua ini akan menggunakan bahan yang premium. "

Mizue pun pergi kebelakang.

" soal yang kutanyakan, kenapa kondisimu bisa seperti ini ? "

" ah, soal itu aku sendiri tidak tahu. Yang kutahu dari nenek, saat kedua orang tuaku pergi saat umurku baru 6 bulan, aku terjebak dalam kebakaran, yang mneyebabkan diriku menjadi seperti ini. "

Entah kenapa aku tiba-tiba menjadi sedih.

" tapi Anda tidak perlu terlalu khawatir, itu bukanlah kesalahan siapapun. saya tidak membenci takdir saya, meski saya tidak bisa melakukan apapun, saya akan selalu mencoba untuk bersyukur. Hehe. "

Senyuman polos dari gadis yang belum melihat indahnya dunia, aku benar-benar tidak tega melihatnya. Seakan mengikuti kesedihanku, langit mulai gerimis. Penerangan kami menggunakan 2 lilin saja. Dan kulihat atap gubuk ini sudah bolong-bolong. Mereka telah hidup dalam jurang kemiskinan yang sangat parah.

" gawat, apa sudah mulai hujan. Ayo segera pindah ke dalam ruang tengah tuan ichibei. Tempat ini akan segera basah. "

Meski dia berkata seperti itu, tapi berdiri saja sudah kesusahan.

" tidak apa-apa jangan khawatir. "

Kujentikkan tanganku, kugumamkan [Restoration]

Atap gubuk ini mulai menjadi normal kembali seperti baru, serta kutambahkan penghalang anti dingin serta kunaikkan hawa panas disekitar sini agar orang-orang yang berada didalam tidak terasa kedinginan.

" aneh, bukankah biasanya tempat ini selalu bocor, apa nenek baru saja memperbaikinya, padahal akus sudah bilang tidak perlu karena nenek harus menjaga kesehatannya. "

" kurasa ada orang lain yang memperbaikinya, hehehe. "

" apa itu Anda tuan, terima kasih banyak. "

Dia mencoba menundukkan kepalanya dari tempat dia duduk.

" tentu saja bukan aku, mungkin saja itu orang lain. "

" hehehe, ternyata memang benar Anda orang baik. terima kasih atas segalanya. "

Aku kembali terdiam.

" ini cukup aneh, hawanya tidak terasa dingin bahkan lebih terasa hangat, padahal diluar hujan bukan tuan ?. "

" terkadang iklim berubah-ubah setiap hari, itu wajar. "

" saya tidak mengerti dengan beberapa hal yang Anda katakan, namun kurasa itu hal bagus. "

Sial, aku menggunakan bahasa bumi lagi.

" hei, apa kau pernah menyesal dilhairkan seperti ini ? "

" jujur saja, dulu saya memang sempat tidak terima dengan apa yang terjadi dengan diri saya, namun tetap bersikap seperti itu tidak akan mengubah apapun, karena dengan adanya saya saja sudah membuat nenek saya senang, jadi hidup saya itu sungguh berharga bagi nenek, itulah yang selalu nenek katakan."

" meski kau tidak bisa melakukan apapun ? "

" karena saya yakin dikehidupan saya selanjutnya, sesuatu itu akan berubah. Jadi waktu yang ada sekarang akan saya nikmati dengan baik entah seberapa buruk itu. "

" terima kasih atas semua jawabanmu itu. "

" saya hanya mengucapkan hal yang aneh, Anda tidak perlu berterima kasih pada saya. "

" namun, kau sudah menunjukkan suatu hal yang penting tentang keberadaan itu sendiri."