tak terasa waktu berjalan begitu cepat sekarang sasa sudah kuliah sambil bekerja paruh waktu di sebuah mini market sebagai kasir.sasa sengaja menyibukan dirinya agar pikiranya tidak selalau terbayang bayang oleh alga.dan orang tuanya pun mengerti dan tidak melarangnya tetapi dengan syarat jangan terlalu lelah.
"bun sasa pamit dulu yah mau kuliah dan mungkin pulangnya agak malem soalnya sambung kerja."kata sasa saat di meja makan
" iya jangan lupa makan"kata bunda
"siap bunda...ayah kemana bun?" tanya sasa
"oh ayah ada tugas keluar kota mendadak tadi subuh baru berangkat mau pamit sama kamu kamunya tidurnya nyenyak banget ayah gak tega banguninnya katanya titip salam aja" jelas bunda dan sasa pun hamya tersenyum dan menghabiskan susunya
"bun sasa pamit dulu ya assalamualaikum" sasa berdiri dan mencium tangan bundanya
"waalaikumsalam hati-hati di jalan" kata bunda mengingatkan dan sasapun hanya mengangguk.
sasapun berangkat menggunakan kendaraan umum karena motor pemberian ayahnya sedang di service.sasa dikasih motor sama ayahnya pada saat sasa lulus SMK sebagai hadiah kelulusanya.
setelah sampai di kampus sasa langsung masuk ke kelasnya dan menemukan Andin sedang senyum senyum yang membuat sasa bergidik karena jarang sekali andin sahabatnya yang dingin bisa tersenyum
"kamu sakit din" tanya sasa sambil memegang jidat andin dengan punggung tanganya
"enggak" jawabnya santai sambil terus tersenyum
"lah terus ngapain lo senyum senyum gitu bikin gua ngeri aja,seorang andin si perempuan es bisa senyum senyum gila" kata sasa sambil mengeleng gelengkan kepalanya.
sasa memang sangat humoris dan banyak bicara bila bersama orang orang terdekatnya sedangkan terhadap orang asing dia hanya bicara seperlunya saja.dan begitu pula dengan andin dia juga sangat dingin terhadap orang lain selain sasa dan sasa pun sangat mengerti andin begitupun sebaliknya
"ah lo mah gitu sa.....dusuk dulu dpnk gak pegel dari tadi berdiri terus" kata andin sambil menarik tangan sasa untuk duduk
"jadi apa nih yang menyebabkan seorang Andini Putri Susanto bisa sebahagia ini" tanya sasa setelah duduk.
Flash back#
seperti biasa Andin selalu memilih untuk mengendarai motornya untuk pergi ke kampus sebenarnya papahnya sudah membelikannya mobil tetapi dia tidak ingin memakainya karena dia tidak mau banyak teman yang hanya mau memanfaatkanya.sehingga dirinya menyembunyikan fakta bahwa dia keturunan keluarga Susanto yang mempunyai perusahaan yang sangat besar.awalnya andin juga tidak memberi tahu sasa tapi setelah mereka lulus dia menceritakan semuanya dan sasa pun bisa memakluminya.
pada saat dia berangkat dia milih jalan pintas yang teramat sepi karena dia tidak ingin terkena lampu merah karena menurutnya itu sangat menyebalkan baginya yang suka kebut kebutan.
"aduh aduh kenapa nih motor kok oleng gini sih ahhhjj....(brakkkkk)" teriak andin saat motornya jatuh dan dia secara refleks meloncat dari motor
"ahhh syukurlah refleks gue cepet" katanya sambil mengelus ngelus dadanya yang masih kaget
"atraksi yang luar biasa" tiba tiba dia mendengar ada suara serak dan dalam yang berbicara di belakangnya dan ia pun menolehkan wajahnya dan melihat pria tampan yang berada di belakangnya dan dia pun mulai memasang wajah dinginya
"ngapain lo....pergi sana gue gak punya barang berharga yang bisa loe rampok" kata andin dengan ketus
"ikut gue" ucap lelaki itu tak kalah dingin sambil menarik tangan andin
"heh lo mau ngapain gue,jangan macam macam yah lo" kata andin sambil menarik tanganya setelah di depan mobil laki laki itu.
"masuk" kata laki laki itu setelah membuka pintu mobilnya
"gak gak mau" ucap andin kekeh
akhirnya pria itupun mendprong tubuh andin kedalam mobilnya meskipun andin memberontak tetapi lelaki itu berhasil
"loe diem aja lo mau ke kampus kan?" tanyanya masih dengan nada dingin
"motor gue" kata andin putus asa
"nanti ada orang yang akan nganter motor lo ke kampus" kata pria itu.
dan andin pun hanya diam sepanjang perjalanan begitupun lelaki itu.setelah sampai di depan kampusnya
"lo dari mana bisa tahu kampus gue" tanya andin wajahnya sudah agak melunak dan tidak sedingin tadi
"bukanya jalan yang lo lewati menuju kampus ini dan lagi pula gak ada lagi kampus lagi di sekitar sini" katanya cuek
"makasih" kata andin sambil tersenyum karena terpesona dengan pria di sampingnya yang irit bicara banyak bertindak tipenya sekali
"hmmmm" dia hanya bergumam sebagai jawaban
andin pun turun dari mobil lelaki itu dan kembali memasang wajah dinginya tetapi setelah melihat sasa masuk kelas dia jadi senyum senyum gak jelas