keesokan harinya sasa kembali ke aktivitas biasanya tetapi kali ini setelah pulang kampus dia tidak bekerja melainkan menemani andin ke rumah sakit sekaligus sasa menjenguk mamahnya andin yang dirawat di rumah sakit.
"sa lo mau pulang dulu atau langsung ke RS aja? "tanya andin saat keluar dari kampus
" langsung ajalah din kasihan nyokap lo sendirian kan"jawab sasa.
setelah sampai di RS sasa langsung mengikuti andin ke ruang rawat mamahnya andin
"assalamualaikum" ucap mereka serempak saat memasuki ruang rawat
"waalaikumsalam" jawab mamah andin yang sedang berbaring sambil menonton tv
"mamah gimana keadaanya?" tanya andin sambil mencium tangan mamah nya
"mamah gak papa sayang udah sembuh kok" kata mamah andin
"tante maap ya sasa baru jengukin tante" kata sasa
"iya sayang gak apa apa kok tante cuma kecapek an aja.....tante udah gak betah disini tante mau pulang aja" kata mamah andin
"gak bisa gitu dong mah dokter kan belum bolehin mama pulang" kata andin dan hanya di balas raut sedih mamahnya andin
"tante jangan sedih dong nanti kita bicara ke dokternya ya" bujuk sasa
"yaudah andin sama sasa ke ruang dokternya dulu ya " kata andin mengalah
merekapun meninggalkan ruang rawat mamah andin dan berjalan keruang dokter
"sa kamu duluan aja ya aku mau bayar dulu administrasinya" kata andin dan hanya di balas anggukan dari sasa.
sasa pun berjalan keruang dokter yang di tunjukan perawat tadi
/tok tok tok/
"masuk" jawab suara di dalam yang membuat tubuh sasa menegang
'suara itu'batin sasa
"sa ngapain lo berdiri disini kenapa gak masuk?" tanya andin membuyarkan lamunan sasa
"ehhhh nggak kok ayo masuk" jawab sasa setenang mungkin
meskipun ragu tapi sasa memaksakan kakinya untuk melangkah ke ruang tersebut
"permisi dok" kata andin memulai pembicaraan dan sang dokter pun mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang datang
"lo...." kata andin terkejut.
tetapi arkan tidak memperhatikan andin ya dokter itu adalah Arkan Arka Pratama dia masih sibuk meyakinkan dirinya bahwa yang di hadapanya adalah orang yang selama ini di rindukanya di impikanya dan di dambakanya berdiri di hadapanya.
"hello dr.arkan ..." kata andin membuyarkan fokus arkan pada sasa
"oh iya ....silahkan duduk" kata arkan masih belum pulih dari keterkejutanya.
andin pun duduk dan melirik sasa yang hanya mematung di tempatnya tatapanya kosong
"sa....sini duduk dulu" kata andin menepuk kursi kosong di sebelahnya
"i...i..iya" jawab sasa gugup lalu duduk dan menundukan kepalanya
"eh ...dr.arkan saya mau tanya apakah ibu saya yang dirawat di ruang 36 apakah sudah bisa pulang?" tanya andin
"iya beliau sudah sehat dan diperbolehkan pulang tetapi harus banyak istirahat" jawab arkan masih mencuri pandang ke arah sasa
"kalau begitu terimakasih dok dan saya mau membayar uang perbaikan motor saya yang kemarin" kata andin.
mendengar itu sasa terkejut dan langsung menegakan kepalanya
'apakah arkan yang menolong andin kemarin dan andin suka sama arkan'batin sasa
"gak usah di ganti" jawab arkan
"hmmmm.....terimakasih kalu begitu kenalin nama saya andin dan ini teman saya sasa" kata andin
"arkan" jawab arkan
"kalau begitu kami pamit dulu terimakasih sekali lagi" kata andin sambil berdiri dan diikuti sasa
"tunggu sa...." kata arkan sebelum sasa benar benar meninggalkan ruanganya
"kalian saling kenal" tanya andin
"boleh saya bicara sebentar dengan sasa" tanya arkan
"sepertinya tidak ada yang perlu kita bicarain lagi" akhirnya sasa membuka suara
"tapi sa...." ucap arkan dengan wajah sendu
"sepertinya kalian perlu bicara...sa aku tunggu kamu di ruang mamah ya " kata andin sambil berbalik pergi
"tapi din...." ucap sasa terhenti saat andin bebalik dan mengangguk menandakan dia baik baik saja
"ayo ikut aku kita bicara di dalam" kata arkan menarik tangan sasa dan sasapun hanya mengikuti nya.
"duduk sa " kata arkan setelah sampai di sopa ruanganya
"kamu mau bicara apa sama aku" tanya sasa datar
"sa aku rindu sa" jawab arkan
"jika tidak ada hal penting maap aku harus pergi" kata sasa sambil berdiri
"aku mohon sa jangan pergi lagi kamu harus denger penjelasan dari aku dulu" kata arkan sambil megang tangan sasa
"apa lagi yang harus di jelaskan hah semuanya udah selesai diantara kita tidak terjadi apa apa masalalu hanyalah mimpi buruk bagiku" kata sasa mulai menangis dan tidak bisa mengontrol emosinya.
bagaimana sasa bisa melupakan masa lalunya cinta pertamanya saat dia masih duduk di bangku smp,bagaimana dia bisa melupakan bahwa orang tua kekasihnya sendiri sangat membecinya dikarenakan kesalahan yang tidak diperbuatnya sama sekali.dia di tuduh mencelakai kakeknya arkan karena dia berada disana ketika kakeknya arkan meninggal dan neneknya pingsan padahal itu bukan ulahnya tetapi dia di jebak dan dia dituduh pembunuhnya oleh semua orang dan dia pun di usir dari kampung itu dan lebih parahnya lagi sang kekasihnya yaitu arkan tidak mempercayainya sama sekali dan menuduhnya juga.hanya keluarganya lah yang percaya kepadanya dan akhirnya merekapun pindah dan disanalah sasa bertemu alga yang perlahan lahan mulai menyembuhkan sedikit demi sedikit luka di hatinya.