"benarkah??? gue merasa aneh seorang andini menyukai pria saat pertama kali bertemu"ucap sasa setelah andin menyelesaikan ceritanya
" entahlah....mungkin ini takdir"kata andin tidak melepaskan senyumnya
"oh ya ngomong ngomong siapa namanya dari yadi kau menyebutkan 'pria itu' siapa namanya dan bekerja dimana?" tanya sasa penasaran
"astaga bodohnya lo andin" kata andin sambil memukul mukul kepalanya
"jangan bilang lo jadi dungu gara gara terlalu kagum denganya" tebak sasa tepat sasaran
"ahhhh....sa gimana ini guekan masih ingin bertemu lagi denganya" rengek andin
"sudahlah din nanti kita bicarakan lagi dosennya sudah ada" kata sasa saat melihat dosenya memasuki ruangan
akhirnya merekapun mengikuti pelajaran dengan serius.setelah jam kuliahnya bubar andin dan sasa langsung pergi ke parkiran karena mereka terbiasa pulang bersama meskipun rumah mereka tidak searah.
"din bukanya itu motor lo yah?" kata sasa saat melihat motor andin bersama seorang pria yang mungkin umurnya tidak jauh diatasnya.
akhirnya merekapun mendekati orang itu untuk memastikan apakah benar motor andin atau bukan dan menerka nerka siapa pria itu.
"maap dengan ibu andin" ucap pria itu setelah andin dan sasa berdiri di hadapanya
"ibu ibu ...gue masih muda" ketus andin dengan wqjah dingin
'loh...kok andin ketus gitu ya bukanya katanya dia ingin menemui lagi orang ini ...apa bukan dia orangnya ya'dialog sasa di dalam hati
"maaf mbak andin ..." ucap pria itu lagi terpotong
"gue bukan mbak lo panggil aja gue andin" kata andin membuat pria itu jengkel dan mukanya memerah karena kesal
"maaf mas bukanya ini motor temen saya yah kok bisa sama mas" kata sasa yang membuat pria itu mengalihkan pandanganya.
"perkenalkan nama saya andi saya dimintai tolong oleh teman saya untuk mengantarkan motor ini kepada mbak...eh maksudnya andin" ucap andi
"ohhh makasih" kata andin sambil mengambil kunci motornya
"kamu gak mau nanya apa tentang pria tadi" bisik sasa dan membuat andin tersenyum simpul
"emmm...andi yah, boleh tau nama yang menyuruh nganterin motor saya siapa" tanya andin
"dia arkan teman saya" katanya membuat sasa mengernyitkan alisnya
'mungkinkah arkannn....ah masa ia sih dia'monolog sasa di dalam hati
"boleh saya minta Nomor teleponya saya mau berterimakasih gak enak kalau lewat kamu" katanya lagi dan langsung di setujui andi
setelah memberikan no arkan andi pun pamit pergi.andin dan sasa pun pergi ke kafe untuk makan siang
"gue penasaran deh apa gue telepon sekarang aja yah" tanya andin
"terserah" jawab sasa terlihat cuek padahal dalam hatinya penasaran juga
dan andin pun memutuskan untuk meneleponya
"gak di angkat" kata andin
"coba lagi lah" timpal sasa
📞"halllo...dengan siapa"
📞"ini yang kamu tolong tadi di jalan"
📞 "ohhh...ada apa apa motornya belum nyampe"
📞"udah kok...aku mau berterimakasih "
📞"ohhh....jangan gr dulu gue cuma kasihan"
"ihhhhh....sombong amat nih cowok" gerutu andin saat teleponya dimatikan sepihak oleh arkan
"kenapa lo" tanya sasa
"masa gue bilang terimakasih dicuekin" ucap andin kesal
"lagian lo sejak kapan mudah akrab sama orang yang baru di kenal" tanya sasa
"entahlah....yok ah pulang lo kan harus kerja" ajak andin sambil berdiri dan diikuti sasa