Fahri sudah berganti pakaian, mengenakan hodie berwarna putih, dengan celana hitam panjang yang cukup besar. Ia melewatkan makan malamnya, memang sengaja ia lakukan karena terlalu kesal dengan keluarganya yang terlalu harmonis.
Duduk pada balkon yang berada pada sisi kamarnya, menikmati pemandangan malam yang terlalu kelabu.
"Bahkan tidak ada bintang dan bulan yang menghibur. Lo benar-benar sangat menyedihkan..." Keluh Fahri dengan mendengus kesal.
Pintu kamarnya terdengar terbuka, ia hanya sedikit menoleh agar bisa mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. "Mmm… kayanya gue tahu nih siapa yang bakalah datang." Ucap Fahri dan kembali menatap pada langit malam.
Axelle melihat Fahri berada di balkon, ia pun menyusul adiknya yang tampak tidak peduli dengan kehadirannya. "Kenapa kamu enggak ikut makan malan?" tanya Axelle bersikap sopan da formal.
"Hh..! Kenapa juga elo harus peduli dengan kehidupan gue?" Fahri membalasnya dengan sikap yang ketus.