Dua pasang mata itu masih terus memandang satu sama lain, dan Melani masih terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Fahri.
"Hhh? Kok elo malah diem begitu? Kenapa elo terpesona sama ketampanan gue?" tanya Fahri dengan percaya diri.
Wajah Melani sudah berubah menjadi lebih masam, merasa kesal karena Fahri seperti sedang mempermainkan dirinya. Kantong belanja yang masih ada ditangannya, sudah ia angkat tinggi lalu diarahkan pada wajah Fahri.
Bunyi hantamannya tidak terlau keras, tapi mampu membuat Fahri mengerang sakit. Mungkin karena ujung dari kantong belanja milik Melani terlalu tajam, dan ia pun melepaskan pinggang Melani dengan segera.
"Gorila! Elo kenapa jadi ngamuk lagi sih, ach… perih nih kena mat ague!" Ucap Fahri sambil ia menutup satu matanya, berjaga-jaga siapa tahu Melani akan menyerang kembali dirinya.
"Mau sekalian gue bikin buta mata lo, dan jangan ganggu gue lagi!" Melani yang masih dalam perasaan kesal, segera berlalu meninggalkan fahri.