Melani masih menatap kesal pada Fahri, ketika pria asing itu pergi dan meninggalkan mereka berdua. Dengan segera Meani melepaskan rangkulan tangan Fahri, serta menjaga jarak aman darinya.
"Hei… bukannya elo bilang teri… ma… ka… sih… gitu?" tanya Fahri dengan nada mengejek.
"Untuk apa?" Melani balik bertanya. "Elo telat menit, dan gara-gara elo gue harus berhubungan sama pria aneh barusan."
"Cuman lima menit, dan elo udah marah. Wait… kita ini cuman pacaran bohongan kan. Kenapa gue ngerasa elo jadi agresif?" tanya Fahri dan menatap dari ujung kaki Melani hingga ujung rambutnya.
"Wah… elo juga dandan. Katanya ini cuman pura… duh tiba-tiba gue merinding." Lanjut Fahri masih dengan mengejek.
"Stop, enggak usah mikir-mikir yang aneh. Gue ini orangnya on time, kalau elo enggak telat kaya tadi… gue engak akan ketemu sama pria aneh yang barusan. Itu yang pertama." Melani berusaha menjelaskam, sedangkan Fahri hanya mengerutkan keningnya.
"Pertama..?"
