Albin menundukkan wajah sambil memainkan kuku-kuku di jarinya. Dia memejamkan mata rapat-rapat sambil menarik napas panjang.
"Jo, mereka mereka bilang darah Albino mahal. Apa maksudnya? Kenapa mereka maksa aku? Apa salahku? Bukan salahku kalau aku Albino, kan? Andai bisa, aku juga nggak mau. Orang tuaku aja nggak mau aku ada." Albin terisak.
"No," Jovan menggelengkan kepalanya, "Nggak usah denger mereka. Mereka itu penjahat, Al.
Mungkin aja mereka terlibat sindikat perdangangan manusia. Banyak orang-orang seperti itu. Kadang-kadang korban mereka para asisten rumah tangga yang polos dan nggak ngerti apa-apa. Udahlah. Nggak udah dipikirin."
"Aku mau tahu kenapa aku dibuang. Apa salahku?" Albin terisak. Tubuhnya terguncang.
"Albin, kamu mau cari orang tuamu? Aku bisa bantu, tapi berhasil atau nggak, aku nggak bisa janji apa-apa. Kalau nggak ada petunjuk sama sekali, ya ... nggak bisa juga. Kamu punya nggak?"
"Nggak tahu. Nanti aku tanyakan Mama. Dulu Mama bilang nggak ada apa-apa kecuali nama Albin, sih. Nanti aku tanyakan lagi. Makasih udah mau bantu, ya?"
"Selalu, Al. Seseorang yang udah bawa kebahagiaan buat aku nggak boleh sedih. Gimana kamu bisa bagi kebahagiaan ke aku kalau kamu sedih terus?"
"Jadi kamu lakukan itu untuk kamu sendiri?" tanya Albin.
"Bisa dibilang seperti itu mungkin. Aku sedih lihat kamu sedih. Aku juga senang lihat kamu marah, terus ya, aku lebih bahagia lagi kalau lihat kamu tersenyum." Jovan mengalihkan pandangannya dari jalanan sambil tersenyum manis memandangi wajah Albin.
Mata Albin mengerjap beberapa kali. Kata-kata Jovan membuat dia sedih. Kata-kata itu sangat manis, tapi mengetahui perasaannya adalah cinta sepihak membuatnya merasa hampa.
"Kenapa? Kamu mau bilang sesuatu?" tanya Jovan. Dia menangkap sesuatu di dalam mata Albin.
"Nggak papa, cuma bingung aja. Kenapa kamu segitunya mau ngajak aku nikah. Atau lebih tepatnya, kamu segitu bangetnya mau punya anak. Kamu aneh, orang kebanyakan mau seks doang, bukan mau anak. Kamu malah terbalik."
"Kamu mau ngeseks sama aku?" tanya Jovan tiba-tiba. Senyumannya terlihat tidak biasa.