Chereads / Aira & Shopia / Chapter 2 - Scwein Bersaudara

Chapter 2 - Scwein Bersaudara

Suasana lorong sekolah SMA Nusantara dipenuhi oleh para siswa baik itu laki-laki maupun perempuan, Aira langsung menaiki satu persatu anak tangga sekolah tersebut.

Dia tidak sendirian menaiki tangga tersebut, ada juga siswa lainnya yang menaiki tangga tersebut. Setelah menaiki anak tangga yang berjumlah puluhan tersebut, akhirnya Aira sampai di dua yang menjadi tujuannya.

Dia langsung berjalan ke arah kanan menuju ke tempat kelasnya, yakni 10 F yang merupakan kelas paling ujung kanan lantai tersebut.

Lorong lantai dua bagian kanan juga dipenuhi para siswa yang kebanyakan adalah siswa kelas satu sedangkan lorong sebelah kiri adalah siswa kelas dua.

Aira berjalan dengan tenang dan santai di lorong kelas satu tersebut, sesekali dia menghindari orang yang berada di depannya dan melewatinya sampai akhirnya dia sampai di depan pintu kelasnya.

Aira langsung masuk ke dalam kelas tersebut yang sudah dipenuhi oleh banyak siswa yang satu kelas dengannya. Dia langsung berjalan menuju ke kursinya yang berada di bagian belakang dekat jendela.

Sampai di bangkunya, dia langsung meletakkan tasnya di atas meja, langsung duduk dan mengeluarkan smartphonenya untuk melihat video di YouTube tentang pemrograman yang sudah dia download sejak lama tapi belum dia lihat sebelumnya.

Dia memasang earphone di kedua telinganya dan menonton video tersebut sampai dia langsung berhenti ketika guru pengajar pertama masuk ke dalam kelasnya.

Guru pengajar pertama tersebut adalah bu Nanik yang merupakan guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelas kelas 10 F.

Bu Nanik merupakan guru paling muda di sekolah ini dan merupakan guru idaman para siswa laki-laki dan guru laki-laki karena memiliki wajah yang cantik, putih dan rambutnya hanya di panjangin sebahu.

Walaupun dia memiliki tubuh yang sedikit lebih pendek dari standar perempuan dewasa negara Indonesia, tapi hal itu tidak terpengaruh akan ketertarikan bagi kaum adam karena dengan wajahnya itu sudah menutupi kekurangannya bahkan ditambah nilai plusnya adalah bagian di atas perutnya dan dibawa leher sangat menggoda iman para kaum adam.

"Selamat pagi semuanya"

"Pagi Bu..."

"Anak-anak, sebelum mulai pelajaran, ibu ingin memberikan sebuah pengumuman yang spesial pada kalian"

"Apa itu Bu?"

Semua siswa kelas 10 F kecuali Aira terlihat penasaran akan apa yang disampaikan oleh wali kelasnya tersebut.

"Jangan bilang kalau Bu Nanik sudah punya pacar atau sudah dilamar dan lebih parahnya sudah menikah?"

"Eh!? Yang benar Bu?"

"Jangan tentang itu Bu, hati aku belum siap menerimanya"

"Sial, lelaki mana yang berani mengambil hati bidadari aku ini? Langkahi dulu mayat ku"

"Ya nanti akan aku langkahi mayatmu, hahaha"

"Sialan kau!"

Suasana kelas menjadi sangat ramai sehingga membuat guru yang mengajar di kelas yang bertetangga dengan kelas 10 F menjadi terganggu dan langsung berjalan dengan perasaan marah dan saat tiba di pintu kelas 10 F dia langsung memukul pintu tersebut dengan keras sehingga membuat kaget orang yang ada di kelas tersebut.

"Jangan berisik!! Ini sekolah bukan pasar! suara kalian menganggu pelajaran kelas sebelah!!"

Seorang guru yang memakai kacamata, berbadan gendut, menatap dengan sangat marah pada siswa kelas 10 F karena telah menganggu pelajarannya. Namun ekspresinya langsung berubah saat melihat Bu Nanik yang merupakan idola guru dan murid laki-laki di sekolah Nusantara.

"Mohon maafkan saya, pak Harto, saya tidak akan membiarkan murid kelas saya menjadi ribut lagi"

"Eh.. itu...ya...saya juga ingin minta maaf karena tidak menyadari kalau ada Bu Nanik disini"

Pak Harto langsung pergi ke kelasnya dengan terburu-buru dan melihat tingkahnya yang gugup saat berbicara tadi dengan Bu Nanik membuat para siswa kelas 10 F berusaha untuk menahan tawanya agar tidak terlalu keras.

"Tuh kan, dimarahi pak Harto, kalian jangan berisik lagi, nanti pak Harto marah lagi"

"Siap Bu"

"Dah ibu langsung aja, kamu silahkan masuk"

Saat itu seorang siswa cantik dengan wajah putih seputih salju, mata biru, berambut panjang hitam berkilau, tubuh seperti model internasional, membuat siswa kelas 10 F menjadi hening melihat siswa perempuan itu berjalan menuju ke depan dan berdiri di tengah-tengah bersama dengan Bu Nanik yang berada di sampingnya.

Mereka berdua terlihat seperti ibu dan anak karena memiliki wajah cantik dan kulit putih.

"Anak-anak, kita mendapatkan keluarga baru, perkenalkan nama kamu pada semuanya"

Perempuan itu menganggukkan kepalanya dan mulai mengeluarkan suara yang terdengar merdu.

"Perkenalkan nama saya, Sophia Mayweather, kalian bisa memanggil aku dengan Sophia atau Phia, aku berasal dari Inggris, aku berada di kota ini karena pekerjaan ayahku sebagai fotografer, dan aku baru pertama kali ke Indonesia, salam kenal dan mohon bantuannya"

"Seperti yang dikatakan oleh Sophia tadi, dia adalah siswa pindahan dari Inggris, apa kalian ada yang ingin ditanyakan?"

"Saya Bu"

"Ya, silahkan Yudis"

"Sophia, kamu baru pertama kali ke Indonesia tapi bahasa Indonesia kamu sangat lancar, apakah di sekolah kamu sebelumnya ada pelajaran bahasa Indonesia juga"

"Tidak ada, aku bisa bahasa Indonesia karena ibuku berasal dari negara Indonesia dan lahir di kota ini, ibuku yang mengajarkan aku bahasa Indonesia sejak kecil"

"Ada lagi?"

Semua siswa, terutama siswa laki-laki berebutan untuk bertanya dengan pertanyaan yang hampir sama semua, yakni, nomor WhatsApp, Instagram, channel YouTube, tiktok, dan lainnya, bahkan ada yang menanyakan tentang status.

Lebih parah lagi ada yang menyatakan cinta, siswa yang menyatakan cinta itu langsung di jitak kepalanya oleh para siswa laki-laki yang dekat dengannya.

Shopia menjawab satu persatu pertanyaan dari para siswa tersebut sampai akhirnya di hentikan oleh Bu Nanik karena akan dimulai pelajarannya.

"Untuk duduk kamu ada di..."

"Disini Bu! hei kamu pindah sana, biar Sophia yang duduk disini"

"Huhh... kenapa tidak kamu aja yang pindah!"

Dua siswa yang berbeda gender itu langsung cekcok dan Bu Nanik mengabaikan hal tersebut karena dia melihat kursi yang masih kosong.

"Ah, kamu bisa duduk di samping Aira, disana"

Sophia melihat arah jari telunjuk Bu Nanik dan saat itu dia sedikit terkejut karena orang yang berada disana adalah siswa yang mengantar dirinya ke ruang kepala sekolah.

Shopia tidak menyangka kalau dia akan sekelas dengan siswa tersebut. Aira sendiri juga sebenarnya terkejut saat melihat Shopia yang masuk di kelas namun dia langsung bersikap seperti biasa.

Pandangan para murid langsung melihat ke arah Aira yang hanya bersikap acuh akan pandangan tersebut. Para siswa laki-laki terlihat sangat kesal karena Aira dapat duduk dengan siswa perempuan yang cantik.

"Halo...kita berjumpa lagi"

Aira hanya menganggukkan kepalanya secara singkat..

"Kamu mau duduk disini atau yang bagian samping jendela?"

"Sepertinya aku duduk di tempat kamu sekarang ini, kalau boleh"

Aira langsung berpindah di kursi dekat jendela dan Shopia langsung duduk di kursi yang sebelumnya diduduki oleh Aira.

Pelajaran bahasa Indonesia yang sempat tertunda pun dimulai oleh Bu Nanik. Para siswa langsung mengeluarkan buku pelajaran, buku tulis dan alat tulis sedangkan Shopia yang belum punya punya buku pelajaran hanya mengeluarkan buku tulis dan alat tulis.

Secara tiba-tiba sebuah buku pelajaran bahasa Indonesia muncul di atas mejanya dan dia langsung melihat kalau buku tersebut berasal dari Aira.

"Kamu dapat menggunakannya, aku tidak perlu"

"Eh.. tidak bisa begitu, kita gunakan bersama-sama".

Aira tidak menjawab hal tersebut dia mengeluarkan buku lainnya dari dalam tasnya yakni buku tentang pemrograman komputer.

Shopia yang melihat hal tersebut hanya bisa terdiam dan bingung. Dia akhirnya menerima buku pelajaran tersebut untuk digunakan sendiri karena si pemilik tidak menggunakan buku pelajaran tersebut.

Pelajaran berlangsung dengan cepat sampai tidak terasa sudah berganti dua

pelajaran.

Shopia juga menggunakan buku pelajaran milik Aira saat jam pelajaran kedua yang katanya tidak digunakan juga. Aira terlihat asyik dengan buku pemrograman komputer.

Beberapa saat kemudian suara bel istirahat berbunyi sehingga para guru langsung menghentikan pelajarannya dan keluar kelas menuju ke ruang guru yang berada di lantai satu.

Para siswa juga langsung keluar kelas namun mereka tidak ke ruang guru tapi menuju ke kantin sekolah yang juga berada di lantai satu.

Kantin sekolah Nusantara lumayan besar sehingga banyak penjual yang menjual berbagai makanan khas Indonesia, seperti bakso, nasi goreng, ayam goreng, ikan goreng, mie ayam, dan lainnya. Hampir semua makanan khas Indonesia ada di kantin sekolah tersebut. Begitu juga dengan minumannya.

Beberapa orang siswa menghampiri meja Aira dan Shopia. Mereka bermaksud untuk mengajak Shopia untuk ke kantin, tapi tidak mengajak Aira tentunya.

Shopia yang melihat kalau Aira tidak di ajak mengambil inisiatif untuk mengajaknya, namun Aira menolaknya karena dia tidak sedang ingin ke kantin.

"Sudahlah, Shopia, tidak usah ajak dia, kita aja yang ke kantin"

Shopia hanya merasa bingung akan sikap teman-temannya yang begitu sinis dan menunjukkan ketidaksukaan pada Aira.

Dia hanya menganggukkan kepalanya dan pergi bersama teman-teman barunya tersebut, meninggalkan Aira sendirian di dalam kelas.

Aira tidak mempermasalahkan hal tersebut karena ini sudah menjadi hal yang sehari-hari.

Dia terlalu sibuk bekerja sehingga jarang untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang satu kelas dengannya sehingga orang-orang tersebut merasa kalau Aira adalah siswa yang sombong, menutup diri dan tidak ingin bergaul dengan mereka.

Sebenarnya Aira juga sempat berpikir kalau dia tidak akan melanjutkan sekolah ke SMA setelah lulus SMP tapi pemikiran tersebut langsung dibuangnya karena bagaimanapun juga dia butuh ijasah SMA agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus.

Lowongan kerja semuanya mensyaratkan minimal lulusan SMA/SMK, sangat sedikit yang menerima lulusan SMP.

Dia telah membuat prinsip akan terus bekerja walaupun tubuhnya remuk atau patah, kalau perlu menjual organnya untuk mendapatkan uang sampai adiknya dapat hidup dengan mandiri ataupun mendapatkan pasangan yang bisa menjamin kehidupannya lebih baik dari saat ini.

Aira kembali mengambil smartphonenya dan menonton kembali video tentang IT. Baru saja akan memasang earphone di telinga, dia sudah mendengar suara yang memanggil namanya dengan nada yang sangat dibencinya.

"Ar-chan!!!"

Orang itu langsung berlari dan duduk di samping Aira dengan cepat. Aira hanya bisa menghela nafas panjang dan tetap memasang earphone di kedua kuping.

Orang yang datang tersebut adalah, Laura Melody Nareswara seorang siswa perempuan yang sangat terkenal di sekolah Nusantara karena kecantikannya, tubuhnya, kepintaran, dan keahlian bela dirinya yakni Wushu.

Dia sering dipanggil oleh negara menjadi perwakilan Indonesia saat ada turnamen internasional Wushu.

Namun dibalik kehebatannya tersebut dia adalah seorang wibu tingkat akut. Dia merasa kalau dirinya adalah seorang tokoh utama dalam manga ataupun anime romantis sehingga tingkah lakunya dibuat-buat seperti tokoh heroine di manga ataupun anime romantis tersebut.

Aira mengenal Laura karena dia adalah tetangga satu kampung namu beda RT. Ayahnya adalah teman dekat ayah Aira sehingga Aira dan Mita sering bermain ke rumah Laura begitu juga dengan Laura yang sering bermain di rumah Aira.

"Ar-chan, ayo ke kantin, aku lapar"

"Kenapa harus dengan aku? Kamu bisa pergi sendirian kesana atau dengan teman-teman kamu, tidak harus dengan aku"

"Muuuu...aku ingin dengan Ar-chan"

"Tidak mau, aku sibuk!"

"Heee.. ayolah Ar-chan, kita ke kantin, aku udah lapar ini, ayolah, ayolah, ayo..."

"Iya-iya! Berhentilah menggoyang tubuhku"

Laura langsung menarik tangan Aira dengan cepat setelah dia memasukkan earphone di dalam tasnya.

Hanya berjalan beberapa menit menuruni tangga dan berjalan ke arah kiri, akhirnya mereka sampai di kantin sekolah yang memiliki tempat yang lumayan besar dan di tempat tersebut sudah banyak para siswa dengan berbagai aktivitas seperti makan, ngobrol ataupun hanya sekedar ngobrol sambil minum.

Saat Laura datang ke kantin tersebut, semua mata yang kebanyakan adalah siswa laki-laki, memandang ke tempat Laura berada. Mereka terpana dengan kecantikan yang dimiliki oleh Laura.

Namun beberapa saat kemudian mereka langsung merasa kesal karena ada Aira yang berada di sampingnya dengan tangan yang dipegang oleh Laura.

"Ah disana ada yang kosong"

Laura segera berjalan sambil menarik tangan Aira yang merasa dirinya adalah seekor monyet yang dikalungkan dengan kalung besi yang ada rantai untuk menarik-narik dirinya.

"Kak Laura, disini aja jaga tempat, biar aku yang pesan makanan"

"Oke"

Aira sebelum pergi mengarahkan telapak tangan ke depan Laura yang langsung di letakkan juga telapak tangan dirinya di atas telapak tangan Aira.

"Guk"

"Kamu kira dirimu anjing! Aku minta uangnya".

"Hahaha, iya, iya, aku cuma bercanda aja"

Laura langsung menyerahkan uangnya sebesar 50 ribu rupiah dan sekaligus menyebutkan makanan dan minuman yang ingin dipesannya.

Aira langsung pergi ke tempat bakso untuk memesan dua bakso untuknya dan Laura, lalu dia menuju ke tempat penjua minuman untuk memesan jus strawberry untuk Laura dan es cappucino.

Saat dia akan kembali, Aira melihat di tempat Laura berada sudah ada empat siswa laki-laki. Namun mereka bukan siswa lelaki biasa di sekolah ini, karena mereka adalah para siswa lelaki yang dipuja-puja oleh siswa perempuan di sekolah Nusantara bahkan di sekolah lainnya.

Para siswa tersebut dikenal dengan sebutan F4 Nusantara, nama kelompok yang diambil dari nama kelompok dalam sebuah drama Taiwan jadul.

Empat orang siswa itu selain memiliki wajah tampan dan postur tubuh yang disenangi oleh para perempuan juga memiliki kelebihan masing-masing, yakni ace sepakbola, ace basket, ace taekwondo, dan kekayaan.

Kelebihan yang terakhir itu dimiliki oleh pemimpin kelompok tersebut dan hanya itu kelebihanya dan itu juga kekayaan milik orang tuanya yang merupakan direktur yayasan sekolah ini.

Walaupun mereka dipanggil sebagai F4 tapi bagi Aira mereka hanyalah sekumpulan orang bodoh yang hanya berlaku seenaknya saja. Aira menyembut mereka dengan 4 Scwein bersaudara.

Saat aku mendekat mereka berlima, salah satu 4 Scwein bersaudara itu, yang memiliki badan sedikit berotot dan besar, langsung menatap Aira dengan tatapan tidak suka bahkan mengancam untuk tidak mendekat.

Aira tidak peduli akan hal tersebut karena dia tidak takut pada siapapun itu kecuali pada Tuhan. Siapa juga yang berani melawan Tuhan, yang tinggal mengucapkan sesuatu sesuai keinginan maka akan langsung terjadi.

"Sepertinya kak Laura sudah mendapatkan teman, jadi saya tidak perlu menemani kak Laura lagi?"

"Eh.. tidak, kamu tetap harus menemani aku"

"Tapi sepertinya aku tidak melihat ada tempat yang kosong"

"Eh?"

Laura langsung melihat tempat dia duduk dan memang benar, bahwa tidak ada tempat duduk yang tersisa. Sedangkan Aira melihat tatapan menusuk dan kebencian dari 4 Scwein tersebut, namun Aira mengacuhkannya karena tidak ada untungnya mengurusi mereka.

"Hmmm...iya juga..."

"Kalau gitu aku kembali saja ke kelas"

"Eh tunggu...ah disana ada bangku kosong, kita kesana aja, maaf ya semuanya, aku harus pergi dulu"

4 Scwein itu hanya menganggukkan dengan senyum dan melihat target sasaran untuk bersenang-senang telah pergi. 4 Scwein tersebut melihat dengan tatapan tajam ke Aira karena merusak rencana mereka.

Aira bersikap acuh akan tatapan tersebut dan pergi ke tempat yang kosong bersama Laura.

"Fuhhh...kamu menyelamatkan aku"

"Menyelamatkan?? Apa maksud kamu, aku tidak mengerti?"

"Ya, tadi aku diajak oleh mereka untuk datang ke sebuah pesta bawah tanah di suatu tempat, aku terus menolak tapi mereka terus memaksa sampai akhirnya kamu datang menyelamatkan aku, Ar-chan"

Aira hanya menganggukkan kepalanya dan dia juga merasa senang karena berhasil membawa kabur dari para Scwein tersebut.

Para Scwein tersebut memang memiliki perilaku yang negatif, mereka sering melakukan pesta bawah tanah secara rahasia dan beredar kabar juga dalam pesta tersebut juga ada pesta dan pesta sex.

Namun itu semua bagi Aira hanyalah sebuah kabar yang belum teruji kebenarannya sehingga dia tidak terlalu peduli, tapi tidak ada salahnya untuk waspada.

"Kak Laura lebih baik jangan terlalu dekat-dekat dengan mereka, banyak kabar buruk yang beredar tentang mereka, ini saran dari aku"

"Aduhhhh...manisnya, Ar-chan ternyata peduli dengan aku, sini aku peluk"

"Apaan sih!? aku sudah besar jadi tidak perlu memperlakukan aku seperti itu"

"Hahaha"

Beberapa saat kemudian makanan bakso dan minuman sudah tiba, Aira juga memberikan uang kembalian Laura yang lupa dikasih tadi.

Saat melihat uang kembalian hanya tersisa 17 ribu, Laura merasa bingung.

"Mengapa uang kembalian 17 ribu?"

"Karena kak Laura yang traktir sehingga uangnya segitu"

"Eeee, kok bisa???"

"Aku kan tadi tidak ada keinginan untuk ke kantin sampai akhirnya ditarik paksa oleh kak Laura, jadinya aku pikir ini kamu ingin traktir aku"

"Ck, kalau masalah untuk berhemat kamu selalu punya banyak cara"

"Hahaha, aku anggap itu sebuah pujian"