Chereads / Flat / Chapter 8 - Awal Dimulainya Hubungan Mereka part 5

Chapter 8 - Awal Dimulainya Hubungan Mereka part 5

Akhirnya mereka bertiga pun pergi ke tempat kerja sambilan Ryuu, sebuah toko buku yang terletak tidak terlalu jauh dari sekolah.

Anastasia yang pertama kali ke sana pun terlihat sangat antusias sehingga tampak matanya yang berbinar-binar melihat banyaknya buku-buku menarik yang ada di sana.

"Kak Ryuu, boleh aku lihat-lihat bukunya sebentar?"

"Ya, kamu bisa membacanya kapan pun."

Ryuu menunjuk ke suatu arah dengan tangannya.

"Tapi untuk buku yang ada di sana."

Anastasia pun menoleh ke tempat Ryuu menunjuk dan di sana sudah terdapat rak-rak buku dan juga kursi dan meja.

"Kalau kamu mau baca sesuatu yang menarik, aku sarankan cari saja di rak di sana."

Anastasia senang dengan itu tetapi toko ini bukanlah sebuah perpustakaan yang bukunya bisa dibaca seenaknya dia.

"Eh, apakah gak apa-apa maksudku ini toko buku kan?"

"Tidak apa-apa, pemilik toko ini memang adalah orang yang bisa dibilang aneh, dia selalu berkata 'Pemuda-pemudi belakangan ini tidak pernah tertarik untuk membaca buku' dengan wajah yang terlihat kesusahan padahal dirinya sendiri gak pernah nyentuh-"

Tiba-tiba muncullah paman-paman yang memiliki rambut pendek yang berwarna abu-abu dengan mata sipit, dia terlihat membawa sebuah kardus besar dari suatu ruangan.

"Hoi siapa bilang tidak pernah nyentuh ha?!"

Anastasia dan Yuki pun terkejut dengan suara keras dari paman itu.

"Ryuu, siapa paman itu?"

Walaupun Yuki sudah pernah kemari, ini adalah pertama kalinya dia melihat paman itu yang merupakan pemilik toko ini.

"Perkenalkan dia adalah paman Taizou, dia pemilik toko buku ini."

Taizou pun menaruh kardus besar yang dia bawa ke lantai dan berjalan mendatangi Ryuu dan yang lainnya.

"O~h jadi kamu ya si Yuki, ya~h masa muda ya...aku tidak menyangka kalau akan ada wanita yang suka dengan Ryuu.", kata Taizou sambil berjalan menuju ke Ryuu dan yang lainnya.

Yuki yang mendengar itu pun tersipu malu, wajahnya tampak memerah dan dia pun menyembunyikannya.

Taizou pun mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Mulai sekarang jaga hubungan kalian baik-baik ya?"

Yuki yang tengah menutupi wajah merahnya itu pun perlahan membuka matanya untuk membalas salam dari Taizou tetapi dia terkejut, entah kenapa Taizou malah mengulurkan tangannya kepada Anastasia yang sekarang terlihat bingung.

"Eh...Aku?"

"Ya, kamu Yuki kan?"

Anastasia pun menatap ke arah Yuki yang juga tampak kebingungan karena Taizou yang salah mengira, dia pun merasa tidak enak dengan Yuki yang sekarang tengah mengeluarkan straight face yang terlihat seperti mengeluarkan kata e~h karena saking tidak terduganya ini.

Tetapi meskipun seperti itu Anastasia masih terlihat tenang, dengan wkspresi datarnya dia pun menjelaskan siapa dia sebenarnya.

"Maaf tapi namaku Anastasia."

Anastasia berjalan menuju Yuki.

"Dia adalah kak Yuki."

Taizou menoleh ke arah gadis berambut putih yang sekarang tengah syok itu.

"Ah...maaf-maaf, aku telah salah sangka, aku pikir kamu adalah temannya, hahahahahah!"

Yuki pun menerima damage yang besar dari kata-kata itu, itu semakin menjelaskan kepadanya kalau dia sebenarnya tidak cocok dengan Ryuu dan Anastasia lah yang jauh lebih cocok dengannya.

"Paman, lagipula kenapa paman bisa salah sangka dengan Mochi? Bukannya paman sendiri sudah tahu kalau Yuki itu sudah SMA tahun ini?"

"Ya...h bagaimana ya, habis entah kenapa Anastasia memiliki aura membosankan seperti dirimu."

Anastasia merasa kesal dengan kata-kata yang diucapkan oleh pemilik toko yang seenaknya mengatai dirinya membosankan, kekesalan itu tampak jelas di wajah Anastasia yang biasanya berekspresi datar saja.

"Kakak, boleh aku memukul paman ini?" kata Anastasia sambil menunjuk ke Taizou.

"Tenanglah Mochi, jangan marah begitu nanti pipimu yang kenyal itu turun lho."

"Kakak juga sama menyebalkannya yaudah kalau begitu aku mau lihat-lihat buku di sana siapa tahu ada yang menarik, ayo kak Yuki!"

Anastasia menarik tangan Yuki.

Mendengar itu Taizou pun teringat tentang apa yang ada di dalam kardus yang ia bawa tadi.

"Ah ngomong-ngomong tentang buku yang menarik, aku punya beberapa di kardus ini yang mungkin bisa membuat kalian tertarik."

Anastasia dengan tatapan yang penuh rasa ingin tahu pun terus menerus menatap ke arah kardus besar yang ada di lantai itu.

"Buku yang menarik..."

Taizou yang melihat Anastasia tertarik pun merasa senang karena sangat jarang ada anak muda yang tertarik dengan hal seperti ini terutama di jaman modern ini.

"O~ apa kamu tertarik gadis muda? Kalau kamu tertarik kamu bisa mencari buku kesukaanmu sambil aku menatanya ke rak."

"Oh ya kalau gak salah ini sudah waktunya ya?"

"Waktunya? Apa maksud kakak?"

"Setiap bulan selalu ada pergantian buku baru di sini jadi buku yang lama dibersihkan dan diletakkan di gudang buat dikasih ke panti asuhan."

"He~h itu bagus tapi kenapa?"

Taizo pun bersedekap dan membusungkan dadanya dengan ekspresi wajah yang bahagia dengan mulut yang tersenyum lebar.

"Karena aku suka melihat wajah bahagia anak-anak! Melihat mereka mempelajari sesuatu yang baru dan tertarik dengan suatu hal baru adalah sebuah hadiah untukku!"

Taizou adalah orang yang baik, itu adalah sesuatu yang ada di pikiran Yuki dan Anastasia yang tidak menyangka akan hal ini.

Ryuu pun menaruh tas sekolahnya ke meja yang ada di sana dan berjalan menuju ke kardus besar yang tadi.

"Kalau begitu aku saja yang melakukannya, paman pasti capek kan habis ngambil kardus-kardus ini."

"Aku merasa senang tapi apa kamu bisa melakukannya sendiri? Di belakang masih ada banyak lho!"

Pada saat ini Yuki merasa kalau ini adalah kesempatannya untuk membuktikan bahwa dirinya itu adalah pasangan yang bisa diandalkan kepada Ryuu dan juga membuktikan bahwa dirinya adalah seorang pacar yang pantas kepada Anastasia dan juga Taizou.

"Kalau begitu aku akan membantu juga!"

Taizou senang dengan semangat Yuki tetapi dia khawatir karena tujuan dia kesini juga bukan untuk bantu-bantu toko buku kecil ini tetapi untuk mencari sesuatu yang menarik.

"Apa kamu tidak apa-apa gadis muda?"

"Tidak, aku sudah terbiasa menyusun buku di perpustakaan pribadi di kamarku sendirian jadi aku sudah terbiasa dengan ini."

"Tidak maksudku kamu kemari karena mau membaca buku yang menarik kan?"

"Y-ya...tapi sebagai pa-pacar Ryuu a-aku juga..."

Wajah Yuki pun memerah karena tidak kuat menahan rasa malunya mengatakan hal yang tidak biasa dia katakan ini.

Anastasia pun merasa kalau ini sangat menarik melihat seorang gadis yang biasanya pendiam dan dingin bisa bereaksi seperti ini, dia tidak tahu kenapa dan bagaimana Yuki bisa menjadi seperti ini tetapi ini mungkin apa yang dia cari selama ini.

Anastasia yang biasanya mempunyai ekspresi yang datar itu pun mulai sedikit tersenyum.

"Ini menarik..."

"Anastasia-chan, apa kamu baru saja tersenyum?"

"Tidak, itu hanya imajinasi kak Yuki saja."

Anastasia mendekati kardus besar yang berisi buku-buku itu.

"Kalau begitu aku mau bantu-bantu juga sekalian."

Pada saat itu di dalam otak Yuki berpikir "Apakah dia mau bersaing denganku?"

Tentu Yuki sama sekali tidak tahu menahu tentang Anastasia sebelumnya tetapi dia tahu kalau seorang penyendiri biasanya tidak mudah tertarik untuk membantu orang lain yang dia tidak pedulikan, mereka hanya peduli dengan orang yang dekat ataupun yang spesial bagi mereka.

Ryuu pun mengambil Cutter dan mulai membuka kardus berisi buku-buku itu.

Di dalam kardus itu terdapat satu buku yang menyedot perhatian Ryuu, buku itu terlihat tebal sehingga membuat orang yang melihatnya menjadi malas untuk membuka isinya.

"Uwah buku apa ini?", kata Ryuu sambil mengambil buku yang tebal itu.

Anastasia dan Yuki pun juga ikut mengeluarkan satu persatu buku dari kardus yang besar itu.

"Ah...itu? itu buku cerita rakyat yang aku dapat dari temanku, dia iseng-iseng menulis buku itu dan entah kenapa dia berikan padaku, yaudah daripada berdebu aku bawa saja kesini sekalian."

Ryuu membuka buku itu dan melihat isinya, di sana terdapat bahasa yang sama sekali tidak Ryuu mengerti.

Buku itu adalah sebuah buku bergambar yang dibuat dengan sangat bagus, bahkan setiap-setiap gambar di sana terlihat seperti sebuah lukisan yang cantik dengan tulisan yang ada di lembaran sebelah kanan dari bukunya.

Di sana Ryuu melihat ada seorang bayi yang ada di dalam sesuatu seperti mentimun.

"Apa ini? Momotaro?"

Ryuu pun melihat ke arah tulisan yang ada di sebelah kanan lembaran buku itu yang terlihat seperti penjelasan tetapi memang seperti yang diduga Ryuu sama sekali tidak tahu bahasa apa itu.

"Paman, bahasa apa ini?"

"Itu? entahlah aku juga sama sekali tidak mengerti."

"Buku ini yang membuat teman paman kan? Dia berasal dari mana?"

"Dia berasal dari Indonesia jadi aku pikir itu bahasa Indonesia tapi...yah pada dasarnya dia memang orang yang aneh jadi mungkin dia pakai bahasa lain kali."

Yuki pun menghampiri Ryuu dan melihat isi dari buku itu.

"Bagaimana Yuki, apa kamu tahu?"

Yuki tahu tentang bahasa Indonesia sedikit-sedikit karena dia juga pernah mempelajarinya tetapi dia sama sekali tidak mengerti tentang bahasa ataupun huruf yang terdapat di sana.

"Hmmm...tidak sama sekali."

Bahkan Yuki yang dijuluki Jenius pun tidak tahu tentang ini, Ryuu pun menutup buku itu dan meletakkanya, dia mengambil buku-buku lain di dalam kardus itu dan menumpuknya sebelum akhirnya menata satu persatu.

Taizo berjalan meninggalkan Ryuu dan yang lainnya.

"Baiklah kalau begitu akan aku serahkan semuanya kepada kalian, aku akan istirahat dulu, punggungku sakit."

"Baiklah."

Akhirnya sekarang hanya tinggal mereka bertiga yang ada di sana menata buku-buku yang ada di dalam kardus.

Setelah beberapa lama, akhirnya mereka berhasil menata semua buku-buku yang ada di sana.

"Huft akhirnya selesai."

Setelah mereka selesai, Yuki duduk di kursi untuk beristirahat sebentar begitupun Anastasia.

"Baiklah kalau begitu aku akan membawa ini ke gudang dulu ya?"

Ryuu pun mengambil kardus yang berisi buku-buku lama untuk membawanya ke dalam gudang penyimpanan.

"Kak Ryuu, biar aku bantu bawa."

Anastasia mengambil salah satu kardus yang agak kecil ukurannya untuk dibawa.

Semangat persaingan sepihak yang dilakukan Yuki pun membara, dia tidak mau kalah dengan Anastasia yang entah kenapa mau membantu Ryuu seperti ini.

"Kalau begitu aku juga ikut bantu!"

"Gak perlu kok, kak Yuki di sini saja jaga toko, biar aku dan kak Ryuu saja yang bawa ini ke gudang."

Apa yang dikatakan Anastasia itu ada benarnya menurut Yuki, dia pun menuruti apa yang dikatakan Anastasia untuk mengawasi toko buku itu sementara mereka berdua pergi mengantarkan buku ke gudang.

"(sigh) Ya sudahlah kurasa aku akan jaga toko."

Anastasia pun berjalan menghampiri Ryuu dengan membawa kardus di tangannya dan mereka berdua pun berjalan bersama.

Tiba-tiba Anastasia berhenti dan menatap ke arah Ryuu.

"Oh ya kakak."

Yuki yang mendengar itu pun menoleh ke arah mereka dan berusaha menangkap apa yang mereka bicarakan.

"Ada apa Mochi?"

"Aku mau juga kerja sambilan di sini sama kakak."

"E~h?!"

Mendengar itu Yuki sama sekali tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, dia sebagai kekasihnya Ryuu benar-benar tertinggal beberapa langkah dari Anastasia yang dengan beraninya mengatakan hal itu.

Dia dari awal memang sudah menyangka kalau Anastasia memang mempunyai tujuan tertentu ketika mendengar dia mau datang kemari tetapi dia tidak menyangka kalau gadis pendiam tanpa ekspresi itu bisa seagresif ini.

"Tch! Anastasia-chan sudah selangkah di depanku!"

Tentunya Yuki juga tidak akan membiarkan dirinya kena tikung oleh seorang gadis SMP yang tidak naik kelas, dia juga tidak akan menyerahkan Ryuu begitu saja dengan mudah karena baginya Ryuu sudah menjadi sosok spesial seperti seorang pahlawan yang telah membebaskannya dari dalam sangkar.