Yuki yang melihat Anastasia merasa penasaran dengan alasan kenapa Anastasia duduk melamun di sana sendirian.
Memang bisa dibilang Yuki sendiri tidak begitu mengenal Anastasia selain apa yang dikatakan Ryuu tentang gadis mungil itu kepadanya tetapi kemisteriusan Anastasia itu entah kenapa membuat Yuki menjadi ingin dekat dengannya.
Segera setelah melihat itu Ryuu pun menyadari apa yang terjadi dengan Anastasia sehingga dia melamun seperti itu. pada saat itu Ryuu melihat ke arah Yuki dan berkata:
"Yuki, apa aku boleh meminta bekal makanan yang kamu buat?"
Kata-kata dari Ryuu itu benar-benar mengejutkan Yuki tetapi dia bertanya-tanya kenapa Ryuu menanyakan hal yang semacam itu saat ini.
"Ya boleh, tetapi buat apa?"
Ryuu melihat ke arah Anastasia untuk mengisyaratkan apa yang dia maksud dengan kata-katanya itu.
Segera setelah itu Yuki tersadar dengan apa yang Ryuu mau lakukan, dia mau mengasih bekal makan siang itu kepada Anastasia yang melamun.
Ryuu sudah tahu dari awal kalau penyebab Anastasia seperti itu karena dia kelaparan tetapi Anastasia sendiri tidak mempunyai uang untuk membeli makan siang. Bukan hanya itu bahkan Ryuu tidak berpikir kalau Anastasia sudah sarapan tadi pagi sebelum dia ke sekolah.
Akhirnya Yuki memberikan bekal yang dia bawa dari tadi tetapi belum bisa memakannya itu kepada Ryuu.
"Baiklah ini, sekalian aku titip salam kepada Anastasia-chan ya?"
"Baik, aku akan segera menyusul segera setelah menyerahkan ini kepadanya."
Memang ini sedikit disayangkan karena orang yang pertama memakan bekal buatannya bukanlah Ryuu tetapi dia tidak merasa keberatan dengan itu.
Ryuu pun berjalan berpisah dengan Yuki dan Ramizel menuju ke Anastasia tetapi setelah beberapa langkah dia berhenti.
"Tenang saja Yuki, aku akan menjadi pertama yang mencicipi bekal buatanmu."
Setelah mengatakan itu Ryuu pun melanjutkan langkahnya menuju ke Anastasia yang sudah hampir di ambang batas kelaparannya sedangkan Yuki hanya terdiam, terkejut, tersipu, senang, dan tidak tahu apa lagi yang dia rasakan saat ini.
Setelah mendengar itu entah kenapa Ramizel merasa menjadi seperti tokoh sampingan antara kisah cinta mereka berdua, dia merasakan perasaan kesal sekaligus iri dengan mereka berdua.
Sambil menggigit ibu jarinya Ramizel menatap pasangan itu dengan tatapan yang penuh dengan keirian.
Setelah peristiwa singkat itu Yuki dan Ramizel pun segera pergi menuju ke kelas E sebelum bel sekolah benar-benar berbunyi.
Sementara itu Anastasia masih melamun di bawah pohon yang melindunginya dari sinar matahari itu sambil menahan laparnya. Sambil menatap daun-daun pohon di atasnya itu Anastasia mulai berpikir.
[Coba aja ada makanan yang tiba-tiba datang sendiri]
Dia menghela napas panjang-panjang sambil berharap sesuatu seperti itu dan tiba-tiba dia melihat sebuah kotak makanan yang ada di depan matanya.
"Ini makanan untukmu."
Sontak dia pun kaget mendengar suara yang sangat dia kenal itu ada di dekatnya.
"Kakak?!"
Anastasia tidak pernah sesenang ini ketika dia bertemu dengan Ryuu yang membawa makanan, saking senangnya dia sampai terharu karena memang kali ini dia sudah hampir pingsan menahan lapar.
"MAKANAN!"
Dengan cepat Anastasia segera mengambil kotak bekal itu dari tangan Ryuu dan membukanya, di sana dia pun seperti terpesona dengan isi dari kotak bekal itu.
"Kakak, apa aku boleh makan ini?!"
Di dalam kotak bekal itu terdapat masakan yang dibuat Yuki dengan kerja kerasnya. Melihat itu Ryuu mengambil satu buah sosis yang dibentuk seperti gurita dan memakannya untuk menghargai niat dan kerja keras Yuki.
"Kakak? Apa kakak cuman mau pamer makanan? Apa kakak gak kasihan denganku?"
"Cepat makan dan habiskan, Yuki sudah membuat itu dengan cintanya."
"Eh...? Kalau begitu aku gak bisa makan ini dong?"
Dengan berat hati Anastasia menyodorkan kotak bekal yang berisi makanan enak yang membuatnya ngiler tetapi Anastasia tahu kalau bekal itu harus dimakan oleh Ryuu, dia paham kalau bekal yang dibuat penuh cinta itu dibuat demi Ryuu seorang.
"Ini kakak makanlah..."
"Apa kau tidak makan?"
"Aku hanya menghargai perasaan kak Yuki. Kak Yuki membuat itu demi kakak jadi aku gak bisa makan itu."
"Aku sudah mendapat ijin dari Yuki kok, aku juga sudah jadi yang pertama mencicipi bekal itu lagipula aku dan Yuki tidak punya waktu buat makan siang."
"Gak punya waktu?"
"Ya, kami sedang menyelidiki pelaku yang mengirim surat cinta kepada Yuki."
Anastasia terlihat terkejut mendengarnya.
"Surat cinta? Eh? Bukannya kak Yuki dan kakak..."
Ryuu tanpa mengatakan apapun meninggalkan Anastasia dengan bekal yang telah dibuat Yuki yang masih terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja Ryuu katakan.
"Kakak...apa dia..."
Ryuu mengeluarkan tangannya yang semula dia masukkan ke saku celana dan mendekankannya ke mulut, mulutnya pun terlihat bergerak seperti berbicara sesuatu.
Setelah beberapa saat bengong, Anastasia pun memutuskan untuk langsung makan makanan dari kotak bekal. Memang pada dasarnya Yuki memang bisa melakukan apapun kalau dia serius sehingga walaupun sebelumnya dia hampir tidak pernah masak sendiri dia bisa membuat makanan yang sangat enak dan lezat.
Dengan lahap Anastasia langsung memakan bekal yang dibuat dengan penuh cinta dari Yuki, dia akhirnya bisa bertahan hidup setidaknya untuk hari ini.
Pada saat itu ada seorang pria misterius yang mendekati Anastasia.
"Hei kamu..."
Setelah beberapa lama Ryuu pun bergabung dengan Yuki dan Ramizel, dia melihat Yuki dan Ramizel yang sekarang tengah berdiri di lorong bagian kelas E, dia pun mendekati mereka berdua.
"Apa kalian berdua sudah menemukan pelakunya?"
"Kami sudah berbicara dengan ketua kelas dan beberapa orang di kelas E tapi ada satu siswa yang katanya keluar saat pelajaran tapi dia tidak hadir sekarang."
Ramizel melihat kemungkinan kalau orang yang sekarang sedang absen itu adalah pelakunya tetapi entah kenapa instingnya mengatakan hal lain.
Ramizel memegang dagunya sambil memikirkan tentang hal ini dengan serius, dia sangat ingin tahu apa sebenarnya itu.
"Ehm! Kalau begitu kalian berdua duluan ke kelas D, aku harus menyelidiki sesuatu."
Yuki tidak tahu apa yang Ramizel mau selidiki tetapi dia memutuskan untuk tidak bertanya dan menyerahkan Ramizel kepada urusannya sendiri.
"Baiklah kalau begitu aku dan Ryuu ke kelas D dulu."
"Ya, sampai ketemu nanti."
Ryuu dan Yuki pun meninggalkan Ramizel dan pergi ke kelas D sedangkan Ramizel masih berada di tempatnya terdiam sambil berpikir. Tiba-tiba di belakangnya terlihat Ajeng yang berjalan mendatangi Ramizel.
"Sedang memikirkan sesuatu?"
"Kak Ajeng ya? Kenapa kakak ada di sini?"
"Hanya melihat-lihat keadaan, jadi apa ada sesuatu yang sekarang mengganjal di pikiranmu?"
Ajeng pun bersedekap dan menyandarkan punggungnya ke tembok.
Seperti biasaya dia sangat terkenal diantara para murid-murid baik laki-laki maupun perempuan, mereka memandangi Ajeng dengan tatapan kagum.
"Ya, sebenarnya ini tentang suatu masalah."
"Tentang Stalker ya?"
Ramizel pun menyeringai melihat Ajeng sudah tahu tentang Stalker, dia sudah tidak kaget kalau Ajeng akan tahu tentang itu karena dia juga sudah tahu seperti apa Ajeng.
"Seperti biasanya kakak memang serba tahu, jadi apa kakak sudah tahu pelakunya?"
"Tentu saja aku sudah tahu itu, sangat mudah menebak siapa pelakunya tapi aku tidak punya alasan untuk memberitahu kalian."
"Seperti biasanya kakak memang selalu kaya begitu, tapi ya sudahlah kalau kakak beritahu semua maka semuanya akan menjadi tidak menarik. Jadi apa kakak sedang tidak punya kerjaan?"
Ajeng menghela napasnya dalam-dalam.
"Sebenarnya aku punya, tetapi Laura sudah melakukan pekerjaan yang seharusnya kulakukan sehingga tidak ada lagi pekerjaan untukku, dia benar-benar gila kerja."
Ini memang salah satu masalah bagi Ajeng, teman baiknya yang berambut pirang itu memang terlihat seperti tipe seorang yang Carefree, tidak serius, dan sering mengabaikan pekerjaan tetapi kenyataannya dia sangat berkebalikan. Laura sangat sering mencuri pekerjaan Ajeng dan membuat Ajeng tidak punya pekerjaan lain yang bisa dia kerjakan.
"Aku harap dia bisa mengendalikan kebiasaannya itu, aku tidak bermaksud menyalahkannya tetapi aku tidak punya sesuatu untuk dikerjakan lagi."
"Mau bagaimana lagi, itu salah satu cara kak Laura menunjukkan kasih sayangnya kepada kakak."
"Ngomong-ngomong akan aku beri tahu satu hal kepadamu, jangan percaya begitu saja dengan orang yang tidak mencurigakan."
Ramizel saat ini belum tahu dengan yang dimaksud oleh Ajeng tetapi dia tahu kalau Ajeng tidak main-main dengan ini.
"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu, aku punya hal lain yang harus aku lakukan."
Ajeng pun pergi dari sana, sedangkan Ramizel sekarang masih memikirkan tentang sesuatu yang Ajeng telah katakan kepadanya dan juga sesuatu yang mengganjal itu benar-benar membuatnya penasaran.
"Ya baiklah kalau begitu aku sekarang aku juga harus bergerak."