Chereads / gadis remaja sudut kota jingga / Chapter 36 - chapter 36

Chapter 36 - chapter 36

pagi menjelang, udaranya masih terasa sejuk dan Alfi sudah terbangun dari tadi pagi. tanpa mengenakan apapun di tubuhnya dia mem video calling grup semua sahabat-sahabatnya. mulai dari, Dimas, Ilham, aldi Zaki, Wulan, lara, dan Mutia.

tampaklah buah dadanya yang besar itu menjadi tontonan untuk teman-temannya tersebut.

" waduh pagi pagi ada panggilan grup, ada apa ini?" tanya Dimas dari balik telpon.

" iya ada apa ini" sahut Ilham yang ingin tahu.

" gak ada apa-apa kok, cuma ingin menghubungi kalian aja" jelas Alfi.

" hahaha kirain ada apa di," kata Dimas sambil tertawa ngakak dan lepas.

" hei fi, apa kamu gak malu telanjang di depan semua orang seperti ini?" tanya Wulan di balik telpon yang masih menggunakan baju tidurnya.

" enggak, kan aku telanjangnya di depan kalian bukan orang lain" Kata Alfi.

" oh iya ya" sahut lara yang sedari tadi diam saja memperhatikan.

" eh nanti siang mau gituan lagi di kantin sekolah gak," kata Ilham.

" kamu gituan aja sama Mutia" sahut Dimas yang disambut dengan gelak tawa oleh yang lain-lain.

" iya, aku nanti gituan sama Ilham, kalian jangan ikutan." jawab Mutia sambil tersenyum malu.

" iya iya aku gak ikutan, tapi mau lihat" kata Aldi sambil tertawa lebar dan keliatan giginya yang putih bersih itu.

" emang kamu mau liat apa cayank" saut Wulan pacar Aldi

" liat itu" jawab Aldi

" gak mau liat punyaku" saut Wulan lagi

"mau" saut Aldi

begitu percakapan online antar sahabat itu, hingga akhirnya mereka menghentikan percakapannya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Alfi sekarang sendirian di kamar itu masih dalam keadaan telanjang bulat. lalu ayahnya membuka kamarnya dan memasukinya hingga bergumul mereka berdua dengan perasaan yang penuh dengan cinta.

sementara di tempat yang lain, Lara yang sudah berseragam lengkap dengan jilbabnya, sekarang sedang mengemut penis ayahnya yang juga sudah berseragam kerja lengkap dan itu disaksikan sendiri oleh istrinya

Lara begitu semangat menjilati buah zakar ayahnya tersebut, hingga ayahnya dibuat merem melek oleh dirinya. sementara ibu lara memperhatikan dengan seksama kejadian tersebut.

" ayo nak teruskan, jilat penis papa nak" kata ayah lara menyemangati dirinya.

lara tidak menjawab, dia masih sibuk untuk memainkan penis ayahnya di mulutnya. permainannya begitu indah. seolah dia memang pemain yang handal untuk hal ini. dan hal ini memang udah biasa karena sehari-harinya ia selalu bercumbu dengan Dimas pacarnya waktu di sekolah,. sama ayahnya mungkin sudah beberapa kali tapi tak pernah terhitung.

pertama kali lara bergumul dengan ayahnya. ketika ia bermesraan dengan Dimas di rumahnya. waktu itu sebenarnya orang tua lara sedang pergi ke luar kota beberapa hari. sehingga tinggallah sendiri di rumah. karena dirinya yang merasa kesepian itulah akhirnya lara mengajak Dimas ke rumahnya tanpa pengetahuan ayahnya tersebut. sudah beberapa Dimas ke rumah lara dan disitu juga bergumul dan bercengkrama sambil telanjang bulat di tempat manapun yang ia suka. di hari ketiga bertepatan Dimas kesana dan sedang menyodok kemaluan lara. ayah lara mendadak pulang karena suatu sebab. sehingga dia tertangkap basah mesum dengan seorang pemuda di depan orang tuanya ayahnya begitu marah padanya. lara begitu kaget, dia ingin minta maaf. tapi entah kenapa setelah melihat gundukan dibalik celana ayahnya ia malah jadi bernafsu dengan ayahnya. dan mengelus gundukan itu dengan jari jemarinya. ayahnya yang semula marah menjadi terangsang dan terbitlah nafsunya. dan itulah awal percumbuan lara dengan ayahnya.

setelah kejadian itu, setiap pagi saat akan berangkat ke sekolah lara selalu mengemut ayahnya secara singkat dan itu selalu disaksikan oleh ibunya. seolah olah itu menjadi kegiatan rutin di pagi hari, disamping sarapan untuk menambah energi di kala dia bersekolah.

sementara di tempat lain, Wulan sudah bersiap-siap berangkat ke sekolah. sebagai seorang anak dari pemilik pondok dia selalu berangkat ke sekolah diantar oleh ayahnya naik mobil. dia duduk paling depan disamping ayahnya yang mengendarai mobil tersebut. sambil menumpang mobil. Wulan memainkan kemaluan ayahnya yang sudah dikeluarkan dibalik celananya sejak mobilnya mulai dilajukan dan ia melakukan itu sampai ke gerbang pintu sekolahnya.

Wulan sangat begitu suka duduk disamping ayahnya saat berangkat sekolah. karena di saat itulah ia bisa bercumbu dengan ayahnya dengan bebas tanpa ada yang mengganggu, meskipun hanya sekedar mengelus kemaluan ayahnya saja.

laju mobil berjalan pelan, melewati jalanan yang macet di pagi itu. sementara tangan Wulan masih setia di gundukan kemaluan ayahnya yang bertambah waktu bertambah besar. ayahnya mengemudikan mobil mengikuti mobil di depannya karena jalanan di sampingnya begitu padat sehingga dia tidak bisa mendahului kendaraan lain, disamping itu dia menikmati permainan dengan anaknya tersebut.

Wulan juga suka jika mobil yang dikemudikan berjalan begitu pelan, karena dia bisa lama bermain dengan kemaluan ayahnya dan bisa menikmati kemaluan ayahnya tersebut tanpa harus terburu oleh waktu.

di tempat Alfi yang sekarang sudah berada di jalan dengan sepeda motornya melewati macetnya jalan raya di pagi hari. dia begitu sigap meliuk liukkan sepeda motornya yang melewati mobil-mobil dan truk truk yang lewat. tampaknya Alfi begitu terburu karena tadi pagi ia bercumbu dengan ayahnya begitu lama. tapi karena itu dia menjadi gesit ketika berkendara.

di tempat lain, Mutia, Ilham, Dimas dan Zaki sudah sampai di sekolah. mereka berempat segera menuju kantin untuk bercengkrama di pagi itu dan tentunya sambil memesan jajanan kantin.

kantin sekolah tersebut sudah ramai dengan anak-anak yang ingin jajan dan juga ingin berkencan. tak jarang mereka terbiasa bertelanjang bulat di kantin tersebut sambil bagian tubuhnya dijelajahi oleh pacarnya.

demikian juga dengan Mutia dan Ilham yang sejak duduk di kantin tersebut sudah melepaskan seluruh seragamnya, kecuali jilbab yang dikenakan Mutia masih dipakainya. Ilham pun menjamahi payudara Mutia dengan lembut dan Mutia pun menyentuh dengan lembut kemaluan dari Mutia.

Zaki dan Dimas yang dari tadi terdiam saja menyaksikan mereka berdua hanya bisa menelan ludah. dan akhirnya dengan inisiatif sendiri Dimas mulai merabai tubuh Mutia dengan tangannya sendiri dengan lembut. Zaki yang dari tadi hanya melihat sekarang dia malah ikut-ikutan. dia mulai merabai tubuh dari Mutia tersebut.

di sisi lain Wulan sudah sampai di gerbang sekolah. tentunya dengan kerudung panjang dan cadarnya, Tak lupa rok panjang yang selalu dipakainya sebagai identitas bahwa dia anak pondok.

dia segera turun dari mobil dan tak lupa mencium kening ayahnya tersebut. dia melihat keadaan sekolah tersebut sudah ramai dengan para siswa termasuk lara yang berpapasan dengannya dan juga Alfi yang baru saja sampai.