Khoirina sedari gelisah dengan dirinya. Hasratnya yang tak terbendung membayang di jiwa tak bisa ditunda. Entah apa yang harus diperbuat untuk melampiaskan hasrat ini. Hasrat untuk bercinta dengan seseorang.
Khoirina memandang Dimas dengan wajah penuh kagum. Berharap dia melihat kearahnya walau sejenak. Keringat yang membasahi wajahnya membuat dia semakin tertegun dan semakin kagum padanya.
Dimas memang sosok yang sempurna di kelas tersebut. Dirinya yang tegak dan berwibawa membawa pesona sendiri bagi kalangan para siswi yang ada disana.
Khairina sebenarnya sudah lama mengharapkan cinta padanya. Tapi kenyataan memang berkata lain. Karena Dimas memang sekarang sudah memiliki kekasih. Dan khairina tahu tentang itu .
Tapi Khairina mencoba untuk bersabar. Berharap suatu saat nanti dia bisa mendekat ke Dimas entah bagaimana caranya. Berbagai cara akan ia tempuh untuk mendapat cinta kasih dari Dimas, apapun itu. Dia akan berjuang untuk mendapat cinta kasih Dimas karena Dimas yang dia sayang .
Tapi ia sadar itu tak mungkin dilakukan, karena Dimas punya kekasih yang benar benar ia sayangi dan dia cintai. Ia juga tak mau melepaskan dia. Apapun yang terjadi, Dimas sayang cinta kepadanya.
Tapi ahh, itulah cinta memang semua tampak indah dari awalnya dan membuatnya jadi berbunga bunga.
Tapi adalah Khairina hanya bisa menanti dan menanti. Tanpa ada suatu kejelasan. Semua jelas terasa hampa. Bila harus memulai, sebuah cinta ini
Sementara itu, Dimas masih bercumbu dengan Bu Khoiriyah di depan kelas disaksikan oleh murid murid yang lain. Keringat mereka bercucuran bercampur dengan peluh yang ada di sekujur tubuh. Nafas mereka pun semakin memburu beriringan dengan gairah nafsu mereka yang semakin membara
Mereka berdua seakan tak pernah lepas dan terus melanjutkan aktivitas mereka meskipun diri mereka berdua tampak begitu kelelahan. Mereka berdua seakan tak peduli dengan kehadiran para siswa yang ada disitu, dan tampaknya mereka berdua bangga dengan apa yang dilakukan.
Bu Khoiriyah tampak begitu puas dengan sodokan yang diberikan Dimas di lubang kemaluannya. Ia ingin merasakan lebih dan lebih lagi di tengah pelajaran yang ia ajar ini. Dia tak peduli dengan waktu pembelajaran yang akan berakhir. Yang penting dia bisa bersenang senang.
Bu Khoiriyah tampaknya tak peduli dengan statusnya saat ini sebagai guru di sekolah tersebut. Dia lebih mengutamakan nafsunya dari statusnya, kepuasan nafsu yang dia dapatkan membuat segalanya menjadi berubah.
Semua Dimas sangat puas dengan semuanya. Dia begitu puas bisa bersenang senang dengan Bu Khoiriyah yang notabene gurunya tersebut. Meskipun sikapnya sedikit banyak membuat iri orang di sekitarnya namun dia tidak peduli. Yang terpenting disini adalah dia bisa bersenang senang saat ini.
" Dim, masih pengen lanjutkah kamu apa sudah capek" kata Bu Khoiriyah yang seolah berbisik pada Dimas.
" Lanjut Bu, sepertinya saya sanggup untuk melayani Bu" kata Dimas barusan seakan memberi isyarat bahwa dia bisa bercinta sebanyak apapun.
" Baiklah Dimas, lakukan sampai kamu puas, layanin nafsuku sampai kamu benar benar puas" perintah Bu Khoiriyah seakan menguatkan semangat Dimas untuk melanjutkan aksinya.
Disini lain, masih di dalam kelas yang sama, Alfi dan Wulan tampaknya berbincang tentang aksi Dimas.walau tak tahu apa yang mereka bicarakan tampaknya mereka begitu bersemangat sekali. Sepertinya mereka ingin melakukan sesuatu yang tidak diketahui oleh siapapun.
Apa yang dibicarakan oleh mereka berdua, sungguh tak ada yang tahu. Tapi suasana saat kelas saat itu sunyi, pandangan mereka tertuju pada permainan asmara antara Bu Khoiriyah dan Dimas.
Alfi tampaknya membicarakan tentang pacarnya Zaki, begitu juga dengan Wulan yang membjcarakan tentang pacarnya Aldi. Mereka berdua tampak membicarakan tentang pacar mereka berdua tapi berkaitan apa?
Sebuah misteri masih tersimpan disini. Yaitu kisah mereka berdua, kisah cinta yang tak pernah ada. Mereka berdua sepasang insan yang dilanda asmara.
Tapi secara di dalam kelas yang masih ada pergumulan antara Dimas dan Bu Khoiriyah itu, tiba tiba Wulan yang biasa berpakaian tertutup lengkap dengan cadarnya itu dengan sengaja melepaskan seragam yang dikenakannya itu dan kini mulai mendekati Dimas. Sekarang dia hanya menyisakan kerudung dan cadarnya tersebut. Dia berjalan ke Dimas dengan gaya yang sexy. Tentu saja ini membuat cemburu Khairina, yang sejak awal menaruh hati pada Dimas.
" Dim, ayo sini sama aku" kata Wulan dengan gaya sexy nya
" Bentar, aku mau melanjutkan aksiku dengan Bu Khoiriyah" kata Dimas yang gak mau menyudahi permainannya tersebut itu.
Wulan lantas dengan sabar terus membelai lembut Dimas sambil Dimas terus memanjakan Bu Khoiriyah. Terkadang juga coba menyodorkan buah dadanya untuk dimainkan sama dimas.
Dimas langsung menyambut dengan gembira. Dia pun langsung meremas remas payudara Wulan dengan perasaan yang begitu ceria. Dia tak menyangka hari ini dia bisa meremas payudara Wulan. Seorang perempuan bercadar yang ada di kelas tersebut.
Wulan pun dengan senang hati payudaranya di remas oleh Dimas, bahkan dia sengaja mengijinkan dia untuk meremas payudaranya yang ranum itu. Karena dia ingin memperlakukan dimas sebagaimana mestinya.
Dimas begitu bersemangat untuk meremas remas buah dada dari Wulan yang sangat ranum itu. Ia tak menyangka memperoleh kesempatan yang langka, dirinya saat itu menjadi begitu buas.
" Ah terus Dimas" racau Wulan yang keasyikan ketika buah dadanya diremas remas oleh Dimas.
Dimas terus saja meremas buah dada dari wulan yang begitu ranum itu. Wulan merasa keenakan dengan remasan dari tangan Dimas didadanya dan dia merasa keasyikan sekali.
Khairina yang berada dibangkunya menjadi sangat cemburu. Dia berkali kali mengalikan pandangan agar tak melihat kejadian itu. Tapi hatinya tak juga kuasa untuk melihatnya. Dirinya bagaikan diterpa dalam suatu dilema yang berkepanjangan.
Alfi yang tadi duduk dibangkunya hanya tersenyum senyum saja. Melihat kelakukan Khairina yang begitu gelisah dia coba membantunya namun diurungkannya niat itu.
Tapi Alfi berpikir untuk membantu Khairina adalah lebih baik, jadi dia mendekati Khairina. Alfi kemudian memegang kepala Khairina kemudian mencumbunya. Khairina agak kaget juga namun dia berusaha mengikuti kemauannya.
Dan akhirnya dengan agak canggung Khairina mulai mengikuti mengikuti permainan dari Alfi. Bibirnya didekatkan dengan bibir Alfi dan lidahnya pun saling memagut. Matanya merem melek menikmati kecupan Alfi di bibirnya.
Dimas yang dari tadi menggenjot Bu Khairiyah jadi berhenti sejenak. Sekarang pandangannya tertuju pada permainan panas antara Alfi dan Khairina. Seolah mereka pasangan sejenis yang ada di kelas tersebut.
Tak disangka setelah melihat permainan mereka berdua, gairah Dimas semakin memuncak dan dia jadi semangat untuk menggenjot Bu Khairiyah lagi dan lagi. Dan ini yang membuat Bu Khairiyah terbang ke awan karena perbuatannya