Bu Khoiriyah begitu terbuai dengan permainan Dimas, sehingga dia lupa jika hari ini dia semestinya mengajar murid-muridnya. Bukan bercinta dengan muridnya seperti ini.
Dirinya memaksa digauli oleh para pria disini karena kecantikan dan kelembutannya. Siapa yang tak terpesona dengan wajah manis Bu Khoiriyah, tentu semua akan terpesona. Siapapun itu latar belakangnya. Para pria pasti akan mencicipi tubuhnya. Termasuk dalam hal ini Dimas dan Ilham. Lelaki yang diberi pengajaran pada jam itu.
Bu Khoiriyah masih menggeliat merasakan nikmat yang begitu hebat. Nikmat yang belum pernah dirasakannya. Entah kapan dia bisa merasakan kenikmatan seperti itu lagi. Gairahnya begitu membara. Apalagi saat Dimas mendekatinya, dirinya sudah tak tahan bercinta dengannya dan bercumbu dengannya di saat itu juga.
Sementara hari sudah semakin siang sebentar lagi bel istirahat berbunyi. Namun pergumulan mereka belum menunjukkan kata usai dan terus berlanjut.
" Ah sudah dim, akhiri permainan ini, ah nikmat " racau Bu Khoiriyah kepada Dimas
" Stopin atau lanjut Bu" kata Dimas kepada bu Khoiriyah.
" Stop dim, stop stop" kata Bu Khoiriyah sekali lagi
" Beneran stop nih" kata Dimas sekali lagi.
" Iya stop" Kata Bu Khoiriyah setengah menghiba
Bu Khoiriyah tahu diri, dia harus mengakhiri permainan ini dan segera memulai pelajaran yang tertunda akibat permainan asmara yang ia lakukan bersama Dimas. Walaupun dia tadi menikmati, dia harus sadar dia harus menghentikan permainan yang menimbulkan kekacauan dalam dirinya tersebut dan di kelas ini tentunya.
Kelas saat itu sedang hening, karena semua mata tertuju pada adegan mesra antara Dimas dan Bu Khoiriyah. Mereka tampak menikmati adegan mesra mereka berdua. Seakan adegan tersebut adalah sesuatu yang biasa diantara mereka.
Dimas masih saja bergelut dengan Bu Khoiriyah. Stamninanya begitu tinggi saat ini. Apa yang membuat dia begitu bergairah? Apakah tadi pagi dia meminum suatu ramuan rahasia.
Dimas masih saja menggenjot Bu Khoiriyah sudah sangat kelelahan, nafasnya memburu karena permainan Dimas yang belum berhenti.sementara itu keringat deras terus mengucur di tubuhnya.
" Hentikan Dimas, ibu sudah sangat lelah," kata Bu Khoiriyah seraya memohon, agar Dimas menyelesaikan permainannya.
" Iya bu, bentar lagi" jawab Dimas sambil terus memainkan kemaluannya di dalam kemaluan Bu Khoiriyah.
" Tapi kamu harus hentikan sekarang Dimas, ibu sudah tak kuat" kata Bu Khoiriyah yang terus memohon.
" Iya bu, nanggung ini sebentar lagi mau keluar" jawab Dimas dengan begitu polosnya. Seakan saat ini Bu Khoiriyah adalah miliknya seorang.
Alfi, Wulan, dan Khairina yang dari tadi memperhatikan Dimas begitu kagum. Dia takjub dengan kemampuan Dimas menggauli Bu Khoiriyah selama itu dan dirinya tidak merasa kelelahan sedikit pun.
Akhirnya Dimas mengakhiri permainannya dengan Bu Khoiriyah dengan menyisakan cairan putih yang sudah menempel di kemaluan Dimas dan kemaluan Bu Khoiriyah. Cairan tersebut sangat banyak hingga hampir saja menetes. Bu Khoiriyah pun masih bermalas malasan di depan kelas sambil mengatur nafas yang tersisa. Dia sengaja membiarkan tubuhnya yang telanjang dilihat oleh murid yang lain karena dirinya merasa kelelahan. Tak berapa lama keluar dia mulai mengenakan seragam mengajarnya dan mulai tersenyum dan mendekati Dimas.
" Makasih Dimas," kata Bu Khoiriyah sembari mencium pipi Dimas.
Dimas pun terkejut oleh ciuman dari Bu Khoiriyah, dia tak menyangka jika dia mendapat ciuman mesra dari Bu Khoiriyah tersebut. Hatinya terasa berbunga-bunga .
Dimas tak menyangka, jika hari ini dia mendapat ciuman yang mesra dari Bu Khoiriyah. Itu adalah ciuman dari Bu Khoiriyah yang pertama kali. Memang ia sering bermain dengan Bu Khoiriyah, tapi untuk ciuman itu yang pertama.
Alfi begitu tertegun saat dia tahu saat Bu Khoiriyah menciumnya, dia tahu itu sebuah ciuman cinta bukan sebuah nafsu karena mencium Dimas tepat dipipinya. Alfi menganggap kejadian itu takkan terulang.
Alfi kemudian bertanya dalam hatinya. " Apakah Bu Khoiriyah benar-benar menyayangi Dimas?" Karena dia tahu, itu bukan ciuman biasa, tapi ciuman yang mengandung kemesraan, kemesraan diantara dua insan yang berbeda.
Alfi merasa iri dengan mereka berdua, meskipun selama ini dia dekat dengan Zaki, namun tidak sekalipun Zaki mencium pipinya, yang didapatinya dari Zaki adalah ciuman yang penuh dengan nafsu.
Bel istirahat telah berbunyi. Anak-anak pun mulai berhamburan untuk keluar. Mereka melewati pintu kelas untuk segera menuju ke kantin. Di kantin tersebut mereka ngobrol macam-macam dan tentunya sambil menikmati jajanan kantin yang terkenal enak.
Di kantin sekolah, tersedia berbagai macam menu yang mengenyangkan bagi para siswa. Menu yang disajikan bermacam-macam dan siswa boleh memilih sesukanya.
Alfi pun segera bergegas menuju ke kantin. Dia ke kantin ditemani oleh sahabatnya Wulan. Wulan menemani Alfi ke kantin membicarakan banyak hal. Terutama tentang hal asmara.
" Lan, kamu tahu nggak, apa yang dilakukan Bu Khoiriyah pada Dimas barusan?" Tanya Alfi pada Wulan.
" Bercinta seperti biasa, kamu kan juga tahu aku tadi bercinta sama Dimas, waktu pelajaran Bu Khoiriyah tadi." Jawab wulan.
" Bukan itu" kata Alfi
"Terus apa?" Tanya Wulan sekali lagi
" Bu Khoiriyah mencium pipi dari Dimas" kata Alfi
" Emang terus kenapa" kata Wulan.
" Itu bukannya berarti Bu Khoiriyah suka sama dimas." Kata Alfi seolah membenarkan.
" Hmmm benarkah, apakah Lara tahu tentang hal ini" kata Wulan
" Aku rasa belum" jawab alfi
" Semoga saja lara tidak tahu,karena aku khawatir jika lara tahu dan menjadi cemburu karenanya" jawab wulan dengan bijaknya.
" Benar, kamu tahu tidak ketika tadi pagi bercinta dengan khoirina di kantin sebelum pelajaran di mulai. Lara tiba-tiba saja menariknya dan menyuruh bercinta dengannya.terus kamu tahu perasaan khoirina? Tentunya ada perasaan tidak puas karena hasratnya belum usai" kata Alfi.
" Betul, kuharap lara tidak tahu kejadian di kelas tadi" jawab wulan.
Wulan pun melanjutkan ngobrolnya di kantin dengan Alfi hingga kedatangan Aldi pacar Wulan.
Aldi datang dengan mengejutkan Wulan yang ada di belakangnya. Dia mengejutkan Wulan dengan cara meremas payudara Wulan dari belakang dan Wulan pun dibuat kaget olehnya.
"Siapa ini, kok iseng banget" kata Wulan sedikit sewot, kemudian menolehkan pandangannya ke arah belakang.
" Aldi" kata Wulan dengan kagetnya.
Sementara itu Alfi senyum senyum saja melihat perlakuan Aldi tersebut. Dia menyadari betapa bahagianya Wulan dengan pacarnya tersebut.
Wulan pun segera menyuruh pacarnya untuk duduk disampingnya dan mengajaknya untuk ngobrol bareng bersama Alfi.
Aldi pun senang dengan ajakan tersebut. Akhirnya mereka bertiga nimbrung bareng dengan diselingi canda tawa diantara mereka.
Mereka bertiga ngobrol ngalor ngidul sambil menceritakan apa yang terjadi di kelasnya masing-masing. Tentunya juga mereka tidak membahas tentang Dimas yang diam diam disukai oleh Bu Khoiriyah gurunya tersebut