lara, Alfi dan Wulan sudah sampai di gerbang tempat mereka bersekolah. di gerbangnya sudah ramai orang berlalu lalang siswa siswi yang mau memasuki sekolah tersebut. Wulan saat itu memakai cadar seperti biasa, dan teman temannya hanya memakai jilbab biasa.
jauh di dalam sekolah, tepatnya di kantin sekolah. sudah dipenuhi murid murid yang biasa nongkrong di pagi hari, sambil menunggu bel masuk kelas berbunyi.
Dimas duduk di sebuah bangku kantin ditemani oleh, Ilham, Mutia, dan Zaki sedang bercengkrama, bersenda gurau sambil menunggu pesanan mereka tiba. ya waktu itu mereka membeli beberapa gelas es teh dan sepiring kentang goreng untuk dinikmati bersama.
mereka semua masih berpakaian lengkap, dan belum ada seorang pun yang melepas pakaiannya, kecuali ilham dan Mutia yang sedari tadi sudah bergumul dan bercengkrama di bangku kantin sekolah tersebut. di gerombolan tersebut tidak ada sosok Aldi entah di mana dia sekarang.
di pojok kantin, ada seorang gadis yang saat itu sedang sendirian. dia duduk sendirian sambil menikmati segelas teh manis dan sepiring kentang goreng yang ia nikmati sendiri. dia adalah Khairina. sosok tercantik di sekolah tersebut dan juga sosok teralim. belum ada lelaki untuk menyatakan cinta padanya maupun untuk menjamah tubuhnya kecuali pak Solikhin dan Dimas, itupun baru sekali.
Dimas yang duduk dengan Zaki, Ilham dan Mutia memandangi dengan serius ke arah Khairina yang sendirian itu. dia ingin menjamahnya sekali lagi saat seperti di kelas kemarin.
Dimas kemudian berjalan pelan menuju ke arah tempat Khairina yang lagi duduk sendirian itu. dia melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah hingga mencapai tempat di mana Khairina menikmati menu kantin sekolah tersebut.
teman-teman Dimas begitu heran dengan kelakuan Dimas tersebut, apa dia tak menyukai lara lagi atau itu memang hanya nafsu. tapi ah sudahlah, semuanya yang disini memang begitu. disini semua hubungan adalah dasarnya atas nafsu dan tidak benar benar mengatasnamakan cinta. walaupun ada perjanjian cinta antara mereka. namun itu semua itu tidak mengikat. dan mereka semua bisa berhubungan dengan siapa saja.
Dimas berjalan mendekati Khairina yang sekarang sedang menikmati menu dari kantin yang sudah pesan. dia melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah dan akhirnya sampai di tempat Khairina duduk.
sampai di tempat Khairina, Dimas lalu menyapa dia.
" pagi, Khair, tumben kok sendirian" sapa Dimas kepada Khairina.
" eh, ia pagi juga ada dim," tanya Khairina
Dimas gak berkata apa apa lagi, lalu dia menanggalkan seluruh seragamnya di depan Khairina, sehingga terpampanglah penisnya yang masih kecil tersebut di hadapan Khairina itu.
Khairina pun memperhatikan dengan seksama penis dari Dimas yang kecil dan imut. dan dia berkata dalam hatinya.
" duh lucunya penis ini, ingin aku emut" kata Khairina dalam hati.
khairina kemudian menggenggam penis yang kecil tersebut dengan tangannya. lalu memaju mundurkan secara berulang kali hingga menciptakan sebuah irama yang begitu khas dengan tempo yang sama saat Khairina memaju mundurkan penisnya tersebut.
tak puas dengan itu, khairina yang terkenal alim pun mulai menanggalkan seluruh seragamnya kecuali jilbab yang dia pakai. kemudian dia berkata kepada Dimas.
" rasanya tak adil jika hanya kamu yang telanjang, aku juga ingin telanjang disini," kata khairina dengan nada lembut dan begitu menyejukkan. suara lembut yang menyejukkan itu bisa memukau siapa saja termasuk Dimas yang sekarang sedang berada di hadapannya.
" baiklah" jawab Dimas singkat.
sekarang khairina pun telanjang bulat di hadapan Dimas, dan terpampanglah kecantikan kulitnya yang selama ini menjadi rahasia di seluruh warga sekolah. dan sekarang dia memperlihatkannya di khalayak umum ini.
sekarang, secara tak sengaja seluruh orang di kantin melihat ke arah mereka berdua. mereka mengalihkan pandangan mata mereka ke arah Dimas dan khairina. terutama lagi ke arah Khairina yang selama ini belum pernah memperlihatkan kemolekan tubuhnya di hadapan khalayak ramai ini. karena dia memang terkenal sebagai perempuan yang alim dan solihah, dan semua warga sekolah setuju tentang itu.
Khairina tak menyadari bahwa aksinya kali ini diperhatikan oleh seluruh pengunjung kantin termasuk, Ilham, Mutia dan Zaki yang dari tadi sudah berada dihadapan mereka. payudaranya yang tidak begitu besar namun ideal dengan ukuran tubuhnya dan ditambah lagi dengan kulitnya yang putih mulus membuat siapa saja menjadi terpesona dengan dia.
Khairina pun langsung melanjutkan aksinya kepada Dimas, tanpa memperhatikan orang-orang yang menatapnya, ia kemudian memasukkan kemaluan Dimas tersebut ke mulutnya yang lembut tersebut. Dimas pun merem melek ketika penisnya dioral oleh Khairina. dia begitu meresapi setiap gerakan mulut yang dilakukan oleh Khairina di penisnya.
tak berapa lama kemudian, Alfi beserta rombongannya yaitu, Wulan dan lara tiba di kantin tersebut. mereka bertiga tidak menyadari jika ada pertunjukan asmara antara Dimas dan khairina. mereka berjalan dengan santainya ke arah kasir kantin dan memesan makanan . Alfi, Wulan dan lara sama sama memesan es teh manis dan untuk cemilannya mereka memesan kentang goreng. lalu mereka bertiga duduk di bangku yang kosong menunggu pesanannya datang. mereka bertiga ngobrol tentang berbagai macam hal atau sesuatu yang memang ingin mereka ceritakan. mereka terus ngobrol kesana kemari hingga mereka sadar bahwa pandangan orang orang di kantin ini menuju ke arah satu titik.
mereka pun mengalihkan pandangan matanya ke arah tersebut. kemudian mereka menyadari bahwa Dimas sedang bercumbu dengan Khairina. dengan posisi penis Dimas sedang di sepong oleh khairina. lara yang memperhatikan itu terlihat begitu cemburu. dia ingin mendatangi Dimas namun aksinya dicegah oleh Alfi.
" tunggu,mau kemana kamu lara" tanya Alfi kepada lara
" mau ke Dimas, enak aja perempuan itu main nyosor aja ke pacar aku" kata lara.
" kamu cemburu ya," tanya Wulan.
" iya," saut lara dengan nada sewot
"cie cemburu ni yeh" Kata Wulan meledek lara.
" iya gue cemburu" balas lara kepada Wulan
" ehem ehem yang lagi cemburu nih" kata Wulan lagi.
" ihhh, kalian itu" kata Lara sekali lagi dengan cemberut.
" ya sudah sana-sana temuin pacarmu" kata Wulan mengingatkan.
"Ok" seru lara tampak bersemangat.
Lara pun segera bergegas mendekati Dimas yang kala itu sedang mendekati Khairina. Semangatnya begitu berapi-api, entah dia memang begitu semangat atau ada perasaan cemburu yang membahana didalam hatinya pokoknya saat itu perasaannya memang tidak karuan.
Sementara itu, Khairina begitu pasrah dicumbui oleh Dimas. Tubuhnya begitu lemas sekaligus puas atas perlakuan Dimas kepada dirinya. Dia begitu menikmati momen momen langka yang tak mungkin terulang di saat yang akan datang. Dia begitu menikmati momen itu walaupun dia sadar jika Dimas bukan kekasihnya.