Suasana kelas saat itu tampak seperti biasanya. Para siswa duduk sambil mendengarkan penjelasan dari guru tentang pelajaran hari itu. Mereka semua mendengarkan dengan seksama dan tak ada yang buyar konsentrasinya.
Saat itu adalah waktunya Bu Khoiriyah. Seorang guru tercantik yang mengajar di kelas itu. Guru tersebut mengajar dengan sabar dan menerangkan pelajaran dengan sejelas-jelasnya.
Para murid memperhatikan dengan serius penjelasan Bu Khoiriyah. Tak ada satupun dari mereka yang melengos maupun mengerjakan hal lain. Semua terpaku dengan penjelasan Bu Khoiriyah.
Bu Khoiriyah terlihat cantik kali ini, dan semua siswa suka. Apakah melihat kecantikan wajahnya dibalik cadar yang dikenakannya. Apalagi dengan gaun biru yang saat ini ia kenakan. Membuat kecantikannya semakin terpancar.
Dimas memandangi Bu Khoiriyah dengan tatapan yang begitu aneh, entah apa yang dipikirkannya. Bu Khoiriyah menyadari pandangan Dimas tersebut dan membalasnya dengan senyuman bibir yang tersirat tanpa mengungkapkan satu katapun.
Sebuah senyuman yang tersirat yang mengisyaratkan jika dia ingin bermain-main lagi dengan Dimas, entah sebuah permainan apa? Tentunya ini adalah suatu rencana yang matang.
Bu Khoiriyah menerangkan materi pelajaran kali ini dengan panjang lebar dan jelas sehingga murid murid begitu asyik mendengarkan penjelasan materinya. Ia menjelaskan dengan sejelas-jelasnya sehingga semua murid paham.
Kemudian di tengah pelajaran ia memanggil Dimas yang kala itu sedang terbengong memandanginya.
" Dimas, silahkan maju ke depan?" Pinta Bu Khoiriyah.
Dimas masih belum tersadar dari lamunannya. Bu Khoiriyah pun memanggilnya sekali lagi.
" Dimas, Dimas, Dimas," panggil Bu Khoiriyah secara perlahan.
Dimas pun tersadar dari lamunannya dan segera menjawab panggilan dari Bu Khoiriyah.
" Ia Bu, ada apa? Jawab Dimas.
" Silakan kamu maju ke depan" perintah Bu Khoiriyah
Dimas pun segera maju ke depan.
Setelah sampai di depan kelas Dimas pun bertanya lagi kepada Bu Khoiriyah.
" Ada apa kok saya disuruh maju ke depan?" Tanya Dimas.
" Oh itu, sekarang kamu silahkan buka semua seragam kamu" pinta Bu Khoiriyah.
" Semua Bu?" Tanya Dimas lagi.
" Ya semua" kata Bu Khoiriyah..
" Baik Bu" jawab Dimas
Dimas pun melepaskan seragam yang dikenakannya satu persatu sehingga tak menyisakan sehelai benangpun yang melekat di tubuhnya. Dimas telanjang dengan disaksikan Bu Khoiriyah dan semua teman sekelasnya.
Kemudian Bu Khoiriyah perlahan-lahan menurunkan badannya lalu tangannya meraih ke kemaluan Dimas yang belum begitu menegang dan mengocoknya. Dimas pun merasa keenakan dengan perlakuan Bu Khoiriyah tersebut dan ingin menumpahkan cairan yang ada di dalam kemaluannya tersebut tapi ia tahan.
Dimas begitu menikmati kocokan dari Bu Khoiriyah di penisnya dan berkali kali itu ia harus menahan nikmatnya. Tak lama berselang Bu Khoiriyah pun membuka cadarnya dan mempertontonkan bibirnya yang imut dan belum dipoles oleh pewarna bibir merk apapun sehingga menampilkan warna bibir alami seperti layaknya warna bibir seorang gadis.
Dengan bibir yang begitu tersebut, Bu Khoiriyah kemudian memajukan mulutnya ke arah penis Dimas yang sudah menegang kemudian memasukan penis tersebut kedalam mulutnya. Dimas pun merasakan kenikmatan yang sejadi jadinya. Dimas merasa mulut Bu Khoiriyah begitu nikmat sehingga ia memajukan tubuhnya untuk menyeimbangi permainan dari Bu Khoiriyah.
Bu Khoiriyah pun menikmati permainan dari Dimas dan terus menerus mengulum penis tersebut di mulutnya. Ia pun menikmatinya sambil terus menjilati penis tersebut. Sambil terus menjilati penis Dimas dia memandangi wajah Dimas sambil tersenyum. Dimas pun tersenyum padanya.
" Gimana, kamu suka nggak Dimas" tanya Bu Khoiriyah kepada Dimas.
" Ia Bu Dimas suka dengan permainan Bu Khoiriyah dan rasanya nikmat sekali." Jawab Dimas.
Bu Khoiriyah pun melanjutkan permainannya.
Lalu tak lama kemudian. Bu Khoiriyah melepaskan gaun yang melekat ditubuhnya. Sehingga memperlihatkan tubuhnya yang mulus tanpa sehelai benangpun yang melekat di tubuhnya.
Payudara yang tidak begitu besar namun serasi dengan bentuk tubuhnya terlihat begitu menggairahkan. Begitu pula puting warna coklatnya bergelantungan diantara payudara tersebut.kulit Bu Khoiriyah begitu mulus sebagai tanda kecantikan wanita yang tak terbantahkan. Dan beliau memang begitu cantik.
Dimas langsung menggelayuti puting Bu Khoiriyah yang lembut itu dan mengecupnya. Bu Khoiriyah begitu keenakan ketika putingnya dijilat oleh Dimas. Dia meringis berkali kali.
Alfi yang sedari tadi duduk di bangkunya, begitu memperhatikan adegan demi adegan yang dilakukan oleh Dimas dan Bu Khoiriyah. Hasratnya ingin melakukan itu tapi Zaki pacarnya ada di kelas lain. Sehingga dia ingin melakukannya tapi tak bisa.
Alfi pun menahan hasratnya untuk bercinta sampai jam istirahat nanti. Dia tahu keinginannya harus dibendung dan dia harus menahan hasrat asmaranya sekarang dia hanya bisa melihat Dimas sahabatnya bercinta dengan Bu Khoiriyah tapi dia sendiri harus menahan hasratnya.
Di depan kelas Bu Khoiriyah memeluk Dimas dengan erat. Seakan dia tak mau melepaskan pelukan itu. Dan dia ingin hangatnya pelukan dari Dimas tersebut.
Dimas pun merasakan hal yang sama. Dia ingin merasakan pelukan dari Bu Khoiriyah sebagai dia ingin merasakan pelukan dari Lara kekasihnya.
Dimas masih memeluk erat Bu Khoiriyah. Cumbuan demi cumbuan dia curahkan untuk melontarkan hasrat di jiwa. Dia rasa bawa dia tahu tapi ingin dia pendam perasaan itu.
Dimas juga menjelajahi puting dari Bu Khoiriyah yang begitu menggoda dan Bu Khoiriyah hanya mengerang keasyikan.
" Ah, enak Dimas... Teruskan permainan ini
Ah sangat enak" racau Bu khoiriyah di saat jari-jemari Dimas menjelajahi puting payudaranya.
" Hehehe, enak Bu. Aku teruskan ya Bu" Dimas tersenyum licik melihat wajah dari Bu Khoiriyah yang meringis keenakan saat putingnya dijelajahi olehnya.
" Iya Dimas, teruskan, buat aku sampai tak berdaya seperti yang kau lakukan pada pacarmu tadi pagi." Kata Bu Khoiriyah sambil meracau.
" Iya bu, siap siaplah, ibu akan kubuat berdaya" kata Dimas.
Dimas pun langsung melanjutkan aksinya. Kali ini lebih dahsyat dari yang tadi. Dimas menjelajahi seluruh tubuh Bu Khoiriyah yang mulus dengan mulut dan lidahnya. Dia ingin mengecapi seluruh bagian dari dari tubuh Bu Khoiriyah tersebut.
Bu Khoiriyah pun merasa keenakan, hasratnya seakan dibawa ke alam mimpi . Berkali-kali ia meringis keasyikan merasakan permainan dari Dimas ini. Kali ini dia merasa begitu nyaman sekali.
Dimas pun terus memberikan kecupan kecupan yang bertubi tubi pada Bu Khoiriyah. Hasratnya yang begitu tinggi begitu memuncak di hati. Dia ingin melampiaskannya di saat ini.
Sementara, disisi bangku siswa khoirina yang tadi hasratnya belum terselesaikan ingin maju menghampiri. Tapi masih ada rasa was-was di hati. Kemudian menahan hasrat itu dan duduk di bangkunya dengan begitu tenang.
Tapi kenyataan tak bisa ditolak, hasratnya memang tertunda saat itu dan dia tak bisa menahannya. Akankah dia maju ke depan untuk memenuhi hasratnya.