Di sebuah kantin, tempat anak-anak biasa berkumpul di pagi itu. Semua mata tertuju dua orang insan yang bercumbu. Ya saat itu di kantin itu telah ada adegan percumbuan antara Dimas dan Khairina, adegan tersebut disaksikan seluruh pengunjung kantin yang datang di pagi itu.
Di sisi lain, Lara yang cemburu berjalan begitu saja mendekati mereka berdua. Langkahnya seakan dipercepat, dia terus lari dan berlari tanpa meninggalkan jejak satupun, seolah gairah cemburunya sudah mengalahkan siapapun. Wulan dan Alfi yang ada di dekatnya juga tak mampu lagi untuk mencegahnya.
Dia berjalan menghampiri Dimas dan Khairina dengan begitu tergesa gesa. Nafasnya keliatan memburu, meskipun dia belum melakukan apa-apa.
Dimas pun masih mencumbui Khairina, sekarang khairina benar benar pasrah terhadap apa yang dilakukan Dimas padanya. Saat percumbuan itu terjadi lara tiba tiba datang menghampiri
" Eh ternyata ini, perlakuan kamu terhadap aku selama ini" tanya lara kepada Dimas.
" ti ti tidak lara, aku hanya ingin menanamkan sesuatu kepada Khairina" kata Dimas gugup.
" mau menanamkan apa hei" tanya lara sekali lagi.
" menanamkan benih cinta pada Khairina" kata Dimas lugas.
" katakan ,sekali lagi" kata lara dengan nada agak marah.
Kemudian lara menggeret Dimas menjauhi Khairina.
" Ayo sini," kata lara sambil menggaet Dimas.
" apa-apaan ini Ra" tanya Dimas heran.
Lara langsung melepaskan seragamnya. Ia melepaskan kancing bajunya satu persatu hingga terlihat gundukan payudaranya yang menonjol di hadapan semua orang. Kulit putihnya yang mulus sekarang menjadi pusat perhatian. rok panjangpun dia lepas. Sekarang dia hanya memakai jilbab yang hanya menutup kepalanya saja.
Lara mendekati Dimas yang terheran heran dengan kelakuannya, sebenarnya Dimas itu kekasihnya lara. Tapi lara harus tahu dia tak harus cemburu dengan keadaan seperti ini.
Lara seharusnya tahu siapa Dimas itu dan bagaimana aturan di sekolah ini. Ya aturan sekolah ini semua orang bisa bermesraan dengan siapa saja gak peduli pacarnya atau bukan, Lara harusnya udah tahu tentang itu.
" Kamu itu kenapa sih Ra" tanya Dimas dengan tiba tiba.
" Gak papa, pokoknya saya ingin kamu bersama aku hari ini, gak ada yang lain" kata Lara dengan sedikit sewot.
" Kamu kenapa?" Tanya Dimas lagi.
" Gak papa" kata Lara
" Kenapa sih kamu" Dimas bertanya lagi
" Aku tuh cemburu sama kamu" kini lara berterus terang mengungkapkan perasaannya.
" Oh" kata Dimas
Dimas kemudian mengelus kepala Lara yang masih terbalut kerudung dengan lembut. Perasaan Lara bercampur aduk antara haru dan senang. Ia menyadari betapa cintanya ia kepada Dimas.
Lara kemudian mencumbui Dimas, sekarang dia menyerahkan tubuhnya pada Dimas. Ia mau diapakan saja oleh Dimas.
Bibirnya yang lembut sekarang bersatu dengan bibirnya Dimas. demikian juga dengan seluruh tubuhnya, sekarang menempel dengan tubuhnya Dimas. Rasanya mereka tak bisa dilepaskan lagi.
Khoirina yang dari tadi belum menyelesaikan hasratnya sekarang hanya duduk terdiam. Dirinya masih saja telanjang seperti tadi seolah dia tak berusaha untuk mengenakan pakaiannya kembali. Seolah dia ingin telanjang di sepanjang pagi itu.
Khoirina merasa terpaku dengan kejadian barusan. Hasrat yang sempat terpendam dan ingin ia keluarkan sekarang terhalang lagi. Apalagi untuk saat ini semuanya terasa sia-sia, hilanglah semua harapannya.
Dia seperti tak mampu berkata-kata. Keadaannya begitu terpaku disaat itu. Membiarkan dirinya telanjang dan menjadi tontonan khalayak pada saat itu bukanlah kebiasaanya. Dan itulah yang terjadi saat ini.
Sementara itu Dimas dan Lara yang bercumbu dengan mesranya. Mereka seakan tak peduli dengan orang orang sekitar. Orang orang sekitar juga cuek dengan mereka. Karena mereka menganggap hal yang lumrah bagi mereka.
Tapi mengapa dengan Khairina begitu istimewa?
Ya, karena ada alasan sederhana disini. Khairina adalah seorang gadis suci yang belum menjalin hubungan dengan siapapun, jadi saat dia bercinta dengan Dimas. Mereka menganggap itu adalah hal yang luar biasa.
Ya itulah yang menjadi beban Khairina, seorang gadis suci di tempat seperti itu. Dia merasa sendiri di dalam kesunyian dan tanpa ada yang mau memahami arti dirinya ini.
Disini dia merasa terpuruk. Hatinya resah dan gelisah, bergemuruh di dalam jiwa. Tautan hatinya seakan patah. Tak tahu harus mengulang dari mana dan harus berbuat apa.
Entah apa gerangan yang membuat begini. Segala duka ini, segala kesedihan ini adalah nestapa. Membara selalu di jiwa. Tentang duka lara.
Sementara itu, Dimas dari tadi berkasih mesra dengan Lara. Bercumbu dan bercinta tanpa ada yang peduli, sementara jam sekolah sudah menunjukkan waktu belajar akan segera tiba.
Dimas masih saja bercumbu, sementara Alfi dan lainnya sudah meninggalkan mereka dan segera menuju ke kelas. Dimas seakan saat itu dimabuk oleh asmara, ia benar benar buta dengan suasana. Yang membuat semua seakan tak berharga.
Khairina, sama seperti yang lain. Dia juga sudah meninggalkan kantin dan menuju ke kelas. Tentunya dia juga sudah berpakaian rapi seperti sebelumnya dan siap mengikuti pelajaran di kelas.
Sekarang jam 7 tepat, Dimas pun mengakhiri percintaannya. Lara sudah bersiap menuju ke kelas. Demikian juga dengan Dimas. Mereka berpisah di kantin sekolah. Dimas sudah memakai pakaiannya dengan lengkap demikian juga dengan lara. Dia juga sudah berpakaian lengkap dan sekarang sudah kembali ke kelas masing masing.
Dimas pun segera kembali ke kelas, meskipun telat tapi dia harus mengikuti pembelajaran di kelas. Karena itu semua untuk masa depannya. Dia berjalan menuju koridor koridor untuk kembali ke kelasnya itu. tentunya dia berjalan dengan langkah yang sangat santai dan tidak dibuat buat.
Sementara di kelas, anak anak bercanda dengan ringan, saling melemparkan tawa dan senyum diantara mereka. Bahkan di dalam kelas tersebut ada yang mulai bercinta. Mereka adalah Mutia dan Ilham. Ilham dari tadi sudah meraba raba bagian sensitif dari tubuh Mutia tapi masih dalam pakaian yang lengkap. Ilham juga menyentuhkan kemaluannya yang sudah terbuka sedikit celananya ke tangan Mutia. Mutia tentu saja menyambutnya dengan gembira. Entah kapan lagi mendapatkan suasana seperti itu walaupun sepertinya semua sering terjadi.
Alfi dan Wulan menyaksikan keadaan tersebut di bangkunya. Dia tertawa tersenyum simpul dengan mereka. Seakan mereka sudah di mabuk asmara.
" Cie cie yang sudah mesra mesraan, dari tadi ngapain aja." Kata Alfi kepada Mutia dan Ilham.
" Ih biarin, kamu cemburu ya, belum bermesraan dengan si dia" kata Mutia menimpali.
" Hhahaha, tentu saja tidak, nanti istirahat kan bisa" jawab Alfi agak sewot.
" Iya istirahat bisa" Wulan ikut menimpali.
" Hahahaha, iya ya nanti ada waktu istirahat" Ilham tertawa melihat kelakuan mereka.
Sementara Dimas sudah berada di kelas dan sekarang menuju ke bangkunya ke Khairina
" Maaf ya yang tadi, aku agak mengecewakanmu" kata Dimas kepada Khairina
" Gakpapa, aku yang salah, seharusnya aku yang sejak awal tidak bercinta denganmu jadinya malah begini" Khairina mencoba menjelaskan.
' iya makasih " kata Dimas
Dan kelas pun kembali seperti semula