"jadi.... kamu sengaja merencanakan ini Ryuji???" tanya Safira tenang
senyum kecut tergambar diwajah Ryuji "mengapa kamu melakukan semua itu pada Safira??" Ryuji membalasnya dengan pertanyaan balik yang sontak membuat Ayumi terbelalak tak percaya.
Ayumi merasa semua telah ia rencanakan dengan sangat matang dan rapi tidak mungkin Ryuji mengetahui hal itu
"Ayumi ..... kau tau Safira adalah istriku jika dia terluka maka sesungguhnya aku lebih tersiksa. menjalin persahabatan dengan Silvi aku tahu bukan Ayumi yang bisa cepat menerima pertemanan dengan orang asing tapi kamu melakukanya pasti ada sesuatu hingga kamu berbuat hal diluar kebiasaanmu. shooting tayangan di TV kamu selalu ingin menunjukan pada dunia bahwa kita sangat dekat, pesta barbequ yang meriah hingga Safira terbakar api cemburu, gaun pesta yang kupesan khusus menjadi cacat diwaktu yang sama seorang wanita yang bukan termasuk pengusaha atau pejabat bisa datang ke pesta ulang tahun tuan Lu hanya untuk menarik benang gaun Safira, tidak berhenti disana kamu bahkan menyuruh seseorang menerbitkan artikel yang bahkan kamu sendiri tidak tahu kebenaranya." Ryuji meluapkan apa yang ada dalam hati dan fikiranya dengan sangat lantang.
Ayumi meneteskan air matanya bibirnya yang tipis perlahan bergerak " bersama denganmu, berdiri disampingmu selama lebih dari 15 tahun tapi kamu bahkan tak pernah memberi kesempatan agar aku mengatakan perasaanku padamu." kata Ayumi
"Apa maksudmu???" tanya Ryuji menatap tegas kearah sahabat kecilnya.
"kamu bahkan tak bisa merasakan cinta yang mengalir dari lubuk hatiku." Ayumi menarik ujung bibir tipisnya membentuk senyum kecewa.
ketiga orang yang lain tak berani bersuara Jacky, Safira dan Silvi mereka hanya mematung saling menatap satu sama lain dan mendengar setiap kata yang terucap dari Ryuji dan Ayumi.
"maaf... maafkan aku, bertemu dan bersamamu lebih dari 15 tahun membuatku menganggapmu seperti seorang adik, gaya mu yang selalu tinggi dan tak pernah menghiraukan setiap lelaki itu membuatku lupa kau tetap seorang wanita, yang paling membuatku tak menyadari perasaanmu adalah karena kau tau betul seperti apa aku." kata Ryuji kembali menundukan kepalanya lemas
"karena semua yang kau katakan itulah aku ingin memberi tahumu bahwa hanya kamu yang bisa memiliki aku !!!" pekik Ayumi dengan tangis yang semakin menjadi.
Jacky tak bisa menahan lagi, ia geram melihat keduanya yang kekeh merasa benar dengan ego masing - masing.
"Hentikan !!!! kalian semua salah !!! Ryuji harusnya kau tidak terlalu baik dengan teman wanitamu, dan kau Ayumi kau tahu Ryuji hanya mencintai Safira harusnya kau bisa mengendalikan perasaanmu !!"
"hmmm tidak ..... aku yang salah, Ryuji tak pernah memperhatikan aku meski aku sahabatnya, tapi aku malah jatuh cinta padanya. sekarang katakan saja apa hukuman untuk ku."kata Ayumi tegar
keheningan menyelinap saat Ayumi menanyakan hukuman untuknya.
Ryuji beranjak dari tempat duduknya dan berkata "aku memaafkan mu...."
Ryuji menggandeng tangan Safira mengajaknya meninggalkan restoran bergaya eropa itu
"baiklah aku menerima hukumanku, kamu memang pria yang tahu bagaimana cara menghukum paling baik. lusa aku akan pergi ke Paris dan tidak akan kembali lagi." teriak Ayumi sembari tersenyum manis kearah orang - orang di hadapanya.
****
Safira masih terngiang setiap perkataan Ayumi, apa yang dilihatnya tadi tidak lain adalah seorang wanita biasa yang sedang patah hati. namun sejauh ia memandang Ayumi terlalu kuat menjadi seorang wanita ia masih tersenyum saat hatinya tersayat.
Safira menatap wajah Ryuji yang damai terpejam berbaring di sampingnya. ia masih tak percaya Ryuji memberikan hukuman terberat untuk Ayumi bahkan pria yang tetap terlihat menawan saat terpejam ini membiarkan sahabat kecilnya pergi ke Paris.
"kamu belum tidur Safira???" kata Ryuji tetap dengan mata terpejam
Safira tercekat "ka... kamu belum tidur Ryu??" menatap Ryuji memastikan.
Tak ada jawaban dari bibir Ryuji, matanya terbuka dan menarik tubuh Safira yang duduk bersandar di punggung tempat tidur agar berbaring dalam pelukan hangat tubuhnya.
"Ryuu.... mengapa kamu membiarkan Ayumi meninggalkan Jepang??? bukankah dia sahabatmu sejak kecil??? kamu akan menyesal nanti...!" kata Safira
tanpa membuka mata Ryuji menarik tubuh Safira dalam pelukan yang lebih erat dan berbisik "tidurlah sudah malam"
"katakan dulu alasanmu " rengek Safira dengan suara manja
Ryuji memutar balik tubuh Safira yang memunggunginya hingga saling berhadapan "karena yang pergi Ayumi, bukan Safira. jika Safira yang ada di pelukanku ini pergi maka aku sendiri yang akan menghalanginya dengan berbagai cara." Ryuji menutup kalimatnya dengan kecupan di kening Safira mesra.
****
Hari masih pagi Safira diam - diam pergi ke kantor agensi model dimana Ayumi bernaung
"permisi nona.... apakah saya bisa menemui nona Ayumi?"
wanita di balik meja resepsionis membungkuk dan menjawab " tunggu sebentar nona saya tanyakan pada managernya dulu."
"bilang saja Safira ..." Safira terlihat terlihat sedikit tergesa - gesa
wanita itu menekan beberapa tombol pada pesawat telepon dan berbicara perlahan.
"nona silahkan anda naik ke lantai 5 manajer nona Ayumi menunggumu di depan pintu lift" kata wanita muda sembari menunjukan jalan
tak menunggu lama Safira bergegas ketempat yang ditunjukan, saat keluar dari lift ia melihat seorang pria tampan dengan kemeja biru menyapa
"ikuti aku..." katanya
Safira tak membuka bibirnya dia hanya melangkah ragu di belakang pria kurus yang berjalan tegap di depanya.
"tunggu di ruangan ini, sebentar lagi dia akan datang." katanya lalu pergi meninggalkan Safira seorang diri ditemani foto - foto Ayumi yang berukuran besar.
Seorang wanita bertubuh tinggi proporsional memasuki ruangan itu dan menyapa "Nyonya Tanaka??? aku sangat tersanjung anda datang kemari." kata Ayumi yang tampil beda dengan celana hitam ketat dan mantel bulu brang desainer kenamaan Paris yang hanya di jual 5 pcs di dunia.
"Ah..... kamu mengagetkanku Ayumi, dan tolong jangan panggil aku seperti itu terdengar sangat jauh rasanya." kata Safira tersenyum hangat
"bukankah kita memang tidak dalam hubungan yang dekat nyonya???" Ayumi duduk di sebuah sofa berwarna hitam berbentuk telur yang di pajang di pojok ruangan.
"tapi kurasa kita sering terlibat konflik terkait suatu hubungan jadi ... bukankah itu cukup untuk membuktikan bahwa kita memiliki hubungan dekat??"
Ayumi tersenyum sinis "Apa maksut kedatanganmu kemari??? apa kamu ingin mengolok ku atas kemenanganmu??? atau kau ingin memamerkan kisah cintamu semalam???" tanya Ayumi menyudutkan
"jangan salah sangka, aku kemari ingin mengatakan sesuatu."
"katakanlah !!!" lugas Ayumi memerintah istri bos besar itu.
Safira berjalan mendekati Ayumi "Kamu tidak perlu meninggalkan Jepang, Ryuji telah memaafkanmu jadi kalian bisa berteman kembali seperti sedia kala. aku berjanji tidak akan menaruh curiga padamu." kata Safira
"ha.... ha...ha.... kamu terlalu naif Safira, apa kamu yakin akan bisa mempertahankan hubunganmu dengan Ryuji jika aku ada disini??? apa kamu percaya aku tidak akan melakukan hal yang lebih buruk lagi padamu jika aku tetap berada disini??? atau apa kamu tidak takut Ryuji akan mempertimbangkan cintaku??? terlebih sekarang dia sudah tahu perasaanku padanya." Ayumi terus menyudutkan Safira namun wanita itu kembali menunjukan statusnya dihadapan musuh yang telah ia kalahkan
"Aku tidak yakin, aku tidak percaya dan aku takut tapi aku juga merasa kamu tak memiliki keberanian untuk bertindak lebih jauh lagi karena kamu tahu betul bagaimana Ryuji Tanaka."
"kamu ....! hah.... sudahlah aku akan tetap pergi ke Paris besok pagi, dan aku tidak mengharapkan kedatangan kalian dibandara untuk melepas kepergianku. satu lagi Cintai Ryuji sebagaimana dia mencintaimu karena kamu tak pernah tahu dia telah banyak menderita karenamu, dia sangat mencintaimu." kata Ayumi memperingatkan.
"aku akan selalu mencintainya, tapi mengapa kamu mengatakan hal itu??? kamu tidak mengetahui betapa besar cintaku padanya, jadi mana bisa kamu mengatakan hal seperti itu. Ryuji adalah suamiku, aku tahu semua tentang dia termasuk cintanya padaku. kamu mengatakan itu seakan aku tak mencintai Ryuji dengan benar." Safira mulai terpancing dan suaranya mulai meninggi
"Jadi kamu merasa sudah cukup benar mencintai Ryuji??? heh... sedangkan kamu tak tahu sejak kapan ia mencintaimu, bagaimana caranya mencintaimu, dan seberapa banyak dia menahan luka saat memperjuangkan cintamu.! bahkan saat sudah menjadi istrinya kamu tak cukup layak bersanding denganya, mana ada seorang istri yang tak tahu apa saja yang dilakukan suaminya sejak membuka mata hingga memejamkan matanya " Ayumi beranjak dari tempat duduknya, menatap tajam Safira. mereka bertarung dalam tatapan mata yang mengerikan menciptakan suasana tegang diantara mereka.
"katakan padaku apa yang tak ku ketahui !!!!" kata Safira.