Safira benar - benar membuktikan perkataanya, ia pergi ke bandara tepat pukul 2 siang setengah jam sebelum jadwal keberangkatan Ayumi ke Paris.
"Ayumi !!!" pekik Safira
Ayumi menoleh melihat wanita bertubuh mungil berlari kearahnya membawa paper bag berukuran besar ditanganya.
"hemmm kamu benar - benar datang, aku sungguh tersanjung." kata Ayumi menyambut Safira
"huft .... bukankah aku sudah bilang aku akan datang, ini ..... bawa ini sebagai pengingat kami disini." Safira mengatur pernafasanya sembari mengulurkan paper bag yang dibawanya pada Ayumi.
Ayumi menerima pemberian Safira tanpa melihat apa isinya ia langsung memberikan tas kertas itu pada managernya. "terima kasih.... kamu adalah satu- satunya musuh yang memberi kenang- kenangan pada sainganya." senyum kecut Ayumi kembali tergambar jelas diwajahnya yang cantik.
"ini adalah pelajaran untukmu !"
"Whaow itu kalimat yang terdengar seperti ejekan atas kekalahan ku."
"sudahlah aku tidak ingin berdebat denganmu, cepatlah pergi pesawatmu sedang bersiap lepas landas." kata Safira dengan tatapan yang penuh arti.
Ayumi berbalik tanpa mengucapkan selamat tinggal tapi Safira kembali memanggilnya "Ayumi!!!!"
Ayumi menoleh
"Setidaknya ucapkan selamat tinggal padaku..." pekik Safira
Ayumi melangkah mendekati Safira mengulurkan tanganya, belum sempat berkata Safira menarik tangan Ayumi dan membuatnya dalam pelukan meski demi hal itu ia harus berjinjit.
"Ayumi ..... kali ini aku bukanlah musuhmu tapi istri dari sahabatmu, ku harap jika ada kesempatan lagi kita bertemu dalam status pertemanan." Safira kemudian melepas tubuh tinggi Ayumi dan melihat senyum tulus Ayumi untuk pertama kalinya.
Ayumi meninggalkan Safira dengan langkah kaki pasti untuk meninggalkan Negara dimana ia dilahirkan.
****
Ryuji sedang gelisah di rumahnya, ia memarahi semua orang yang ada dihadapanya Nyonya Mo, Silvi, dan juga Jacky.
"Bagaimana kalian bisa tidak tahu kemana Safira pergi???? apa kalian sudah lupa kejadian mengerikan terakhir yang dialami Safira saat dia keluar sendiri??" teriak Ryuji
"Ryuji ... kuharap emosimu tidak mengalahkan logika mu, Safira bukanlah benda mati dia bisa kemanapun dia mau dan dia juga bukan orang bodoh yang tidak bisa bersiasat." kata Jacky yang duduk santai di sofa ruang tamu rumah Ryuji
yaaa diantara semua orang yang ada disana memang hanya Jacky yang berani mengungkapkan pendapat dan kritikannya pada Ryuji, melihat keberanian Jacky Silvi yang duduk menunduk mulai mencuri pandang pada dokter muda yang tampan itu.
belum sempat menanggapi seseorang membuka pintu dan memasuki rumah dengan lemas. itu adalah Safira ia sedikit terkejut sesaat setelah memasuki rumah
"kenapa???? kenapa kalian terlihat tegang??" tanya Safira
tak ada jawaban yang didengar yang ada pelukan Ryuji yang dalam sekejap membelenggu tubuh kecilnya.
"hey katakan padaku ada apa??" Safira kembali bertanya
"kakak ipar suamimu sepertinya sedang merindukanmu" kata Jacky menggoda
"Safira kemana saja kamu seharian ini??? kata nyonya Mo kau meninggalkan rumah sejak pagi ??? dan kamu juga mengapa tidak mengajak Silvi???atau setidaknya kamu menghubungiku!" Ryuji mengomel menunjukan kekhawatirannya pada Safira yang teramat.
Safira mendorong tubuh Ryuji kuat kemudian ia melepas mantel tebalnya dan meletakan pada tiang gantung. "hey tuan Tanaka apakah anda begitu terobsesi padaku??? ayolah aku bukan tawanan yang kemana - mana harus dikawal, cukup sulit buatku mengelabuhi anggota geng mafiamu yang terus membuntutiku. belum lagi Silvi juga punya kehidupan sendiri mana mungkin aku terus memintanya bersamaku!" kata Safira mengabaikan Ryuji dan duduk di sebelah Silvi
"Sayang ..... kamu tahu mengapa aku melakukan semua ini padamu....!" Ryuji merengek dan berlutut dihadapan Safira mengimbangi tingginya yang sedang duduk
"yaaa aku tahu, tapi tetap saja aku bosan di rumah dan ingin menikmati hariku tanpa terus dibuntuti." Safira membuang muka
wajah Ryuji berubah mendung.... hatinya dipenuhi perasaan bersalah dalam kepalanya ia terus berfikir tindakanya beberapa hari ini mungkin sudah melukai perasaan Safira istrinya, ia terus mengutuk dirinya yang kini karena tingkahnya malah membuat Safira jengkel dan marah padanya.
"maafkan aku sayang aku tahu aku salah baiklah aku tidak akan mengekangmu lagi kamu boleh melakukan semua hal yang kamu sukai. tapi kumohon maafkan aku" Ryuji masih bersujud didepan Safira memohon ampunan istrinya tapi ia mendengar gelak tawa pecah Jacky dan Silvi.
"kenapa kalian tertawa??? apa ada yang lucu??? tanya Ryuji
"Apakah adegan ini tidak cukup lucu?? seorang CEO perusahaan kelas dunia meringkuk memohon ampunan sang istri yang sedang mengerjainya..... ha... ha...ha..."
"Harusnya aku mengabadikan momen ini, aku akan memamerkan pada teman- temanku di Indonesia bahwa Safira telah benar- benar menaklukan seorang Ryuji Tanaka" sahut Silvi
Ryuji masih tercengang melihatnya kemudian
"Aaach.... aku belum puas kenapa kalian mengacaukanya !!!" kata Safira kesal
"tunggu apa maksud semua ini???" tanya Ryuji
"tadi siang Silvi menghubungiku untuk menemui Safira di sebuah mall tapi karena aku sedang ada operasi kecil aku tidak bisa kemudian Safira menelfonku marah- marah, dia mengeluhkan pengawasan geng mafia yang ku kirim untuk menjaga keamananya. saat aku menjelaskan kakak ipar berinisyatif untuk balik mengerjaimu kami hanya tim pendukung saja." jawab Jacky santai dengan sisa tawa yang melekat di bibirnya
Ryuji mendekap erat tubuh Safira dan menciuminya brutal didepan Jacky dan Silvi, membuat keduanya sungkan.
"hey.... karena kamu telah mengerjaiku maka aku akan memberimu hukuman." Kata Ryuji
"hukuman???? kamu sudah menghukumku dengan menciumiku dihadapan mereka membuatku malu.! bantah Safira
"malu????? kamu istriku aku mau mencium mu atau memelukmu itu wajar bukan."
"tapi bukan dihadapan manusia kurang kasih sayang seperti mereka !!" Spontan Safira menunjuk Silvi dan Jacky yang melongo menyaksikan adegan mesra sepasang suami istri.
"Safira !!!!" pekik Silvi
Slvi dan Jacky menghunuskan tatapan mata mengintai pada Safira, wanita itu tersenyum nakal dan bersembunyi di balik tubuh kekar suaminya.
"Ryuji kamu mau membelanya???" tanya Jacky
"kurasa kali ini aku berada di pihak kalian ...." Jawab Ryuji melirik Safira
Safira berusaha berlari meninggalkan ruang tamu tapi sayang dia kalah cepat dengan gerak tangan Ryuji yang mendekapnya di belakang....
"mau kemana kamu????"
"tidaaak.... lepaskan aku... oke oke aku salah aku minta maaf." Safir meronta agar terlepas dari dekapan Ryuji tapi tangan Ryuji melingkar semakin erat di perut istrinya
"kamu harus menerima hukumanmu..." bisik Ryuji
"katakan apa hukumanku....??? aku akan melaksanakan hukumanku dengan baik....!!!" tantang Safira
"oke.... hukuman mu adalah ....
cari destinasi wisata untuk kita berlibur .." kata Ryuji
Jacky dan Silvi sepertinya kecewa dengan hukuman yang di berikan Ryuji untuk Safira tapi mereka mana bisa berbuat banyak selain terdiam mendengar perkataan Ryuji.
Safira terdiam sesaat..... ia memutar otak mencari dimana tempat yang ingin ia kunjungi tentunya dengan destinasi wisata yang indah.
"Indonesia !!!!! kita berlibur ke Indonesia ..... bagaimana??" usul Safira yang masih tergantung dalam dekapan Ryuji
"haaaaah itu sih kamu mau pulang kakak ipar....." Jacky menunjukan sikap keberatanya
"kamu ingin pulang???" tanya Ryuji membalikan tubuh Safira hingga wanita munggil itu berhadapan dengan dada bidang Ryuji.
"hmmmmmm kalau dibilang pingin pulang ... ya.... itu juga salah satu alasannya mengingat sudah hampir 9 bulan aku di Jepang, tapi selain alasan itu.... Indonesia memiliki banyak destinasi wisata alam yang sayang untuk dilewatkan. banyak pulau yang indah dimana di pulau itu terdapat resort - resort bertema kembali ke alam. aku janji akan mengajak kalian ketempat paling indah di Indonesia selama kita berlibur."
kompak Jacky dan Ryuji menjawab " okey..... "