Safira memang istri dari pengusaha kaya raya asal Negri sakura bernama Ryuji, mereka telah menikah, tinggal di rumah yang sama dan tidur di kamar yang sama. Namun kenyataanya hingga usia pernikahan mereka menginjak bulan ke 4 tak pernah terjadi sesuatu diantara mereka, satu - satunya hal yang pernah terjadi adalah ciuman mesrah dibawah pengaruh alkohol jika tidak dibantu minuman setan itu nungkin ciuman mesrah diantara mereka tidak akan pernah terjadi.
Ryuji selalu bangun lebih awal dan meninggalkan rumah sebelum Safira bangun dari tidur dan dia pulang dimalam hari saat Safira dalam pelukan dewa mimpi, bahkan Ryuji jarang sekali pulang kerumah dengan alasan pekerjaan diluar kota sampai di luar Negri. menyadari waktunya tak terlalu banyak untuk istrinya maka ia menugaskan Yurin menjaga Safira, Yurin bukan orang biasa dia adalah atlit karate, pelatih taekwondo dan pernah mempelajari kung fu china, dia termasuk dalam tim khusus perusahaan Tanaka karena kemampuanya diluar skill administrasinya mengingat dia juga seorang Master ekonomi lulusan universitas ternama Amerika.
"Yurin.....Yuriiiin...." teriak Safira menggema keseluruh ruangan rumah megah itu.
tak ada jawaban dari Yurin asistenya.
Safira mengendap endap menuruni anak tangga, matanya menyisir semua sudut rumah
"tak ada Yurin, tak ada nyonya Mo dan pelayan yang lain pasti sedang berada di pafiliun mereka.
Safira mempercepat langkah kakinya menuju gerbang depan rumah Ryuji. Ia menaiki taxi yang sedang terparkir didekat jalan masuk perumahan orang- orang kaya Jepang.
Safira pergi ke beberapa tempat tanpa Yurin dia merasa lega mendapatkan kebebasan dan jauh dari bayangan Ryuji beserta karyawan yang mengaku tim khusus gak jelas itu "pikir Safira"
"Nona apakah ini milik anda?" seorang lelaki bertubuh kurus menunjukan sebuah jepit rambut cantik yang diambilnya dari jalanan.
"Maaf bukan." jawab Safira lugas
"Nona saya adalah turis, saya tidak menemukan guide sedangkan teman saya sudah menunggu saya disuatu tempat, apakah nona tidak keberatan mengantar saya ke tempat ini" pria itu menunjukan alamat yang dikirim melalui pesan singkat oleh temanya.
Awalnya Safira tak menghiraukan pria tersebut tapi melihat wajah memelas dan putus asa pria itu Safira pun iba dia menyetujui mengantarkan pria itu ke alamat yang ditunjukanya.
***
"Bagaimana bisa Safira keluar rumah dan kalian tidak tahu? ada berapa banyak pelayan dirumah ini?? apa kalian semua tidur??" Ryuji murka setelah ia tahu Safira tak berada dirumah saat ia pulang dari kantor, wajahnya merah padam tubuhnya menegang dan kepalan tanganya diap menghajar siapa saja yang berani menatap matanya.
"....." tak ada yang berani menjawab dan bersuara dihadapan Ryuji yang sedang kesetanan.
"Yurin..... cari dia ditempat yang sering ia kunjungi!"
"Tomo.... hubungi pusat informasi minta mereka melacak sinyal terakhir HP Safira." perintah Ryuji. Merekapun segera melaksanakan tugas yang dititahkan oleh bos besarnya.
Segelas air meluncur di kerongkonganya mendinginkan hawa panas dalam dirinya, setelah menghabiskan air mineral dingin itu Ryuji membanting gelasnya kelantai hingga pecahanya tersebar di permukaan lantai ruang tengah istananya untuk meluapkan kemarahan yang sudah meletup letup didadanya. Jika terjadi sesuatu pada Safira dia tak akan memaafkan dirinya sendiri, dalam benaknya Ryuji berjanji akan membunuh siapapun orang yang berani mencelakai istrinya.
kriiiing.... kriiiing....
HP Ryuji berdering kencang Ryuji segera mengangkatnya panik..
"Ryuji... tolong aku .... tolong aku" suaranya parau menggigil terdengar dari ujung telefon
"Safira dimana kamu???"pekiknya
"Aku tak tahu... tapi aku bisa melihat kemerlap lampu pertokoan... dan aku seperti ada dibelakang sebuah bangunan proyek yang terbengkalai..... "
Safira berhenti berbicara dan digantikan teriakan histerisnya, mendengar teriakan Safira dada Ryuji seperti dihimpit batu karang besar yang membuatnya tak bisa bernafas. Ryuji bergegas mencari Safira ke tempat yang sekiranya sama dengan ciri-ciri tempat yang disebutkan oleh Safira.