Ara mencoba hidup di dunia yang berbeda. Ara mencoba melamar kerja di tempat lain dan tidak lagi bertemu dengan Ibu Rania. Satu bulan pertama, Ara masih mencoba mengingat kenangan indah ketika masih dekat dengan Ibu Rania. Kemudian Ara mencoba untuk mengganti dengan wanita lain. Ara mencoba menikmati keindahan hidup dengan Aisyah, calon tunangannya dan teman adiknya. Ara mencoba menghibur diri dan membuat komitmen untuk berjuang bersama Aisyah. Hanya satu bulan saja, Ara berusaha mengganti nama Rania dengan Aisyah dihatinya. Aisyah sangat cantik, sangat mempesona dan hampir semua lelaki sangat mendambakan wanita seperti Aisyah. Ara pun juga merasa sayang sekali jika dia melepaskan sosok Aisyah karena lesung pipitnya juga sangat menggoda. Jika Aisyah sangat cantik, pastilah dahulu, ketika Ibu Rania masih muda, sama cantik dengan sosok Aisyah. Hanya saja, karena Ibu Rania sudah berusia 40 tahun dan sudah kurang merawat diri, maka kecantikannya mulia memudar. Ara masih bisa merasakan keindahan Aisyah seolah adalah Ibu Rania ketika masih muda.
Pada bulan kedua, ketika Ara jauh dari Ibu Rania dan Ara juga mencoba melepaskan Aisyah. Maka hatinya mulai hampa. Tapi dia merasa hampa bukan karena jauh dari Aisyah. Aisyah selalu saja berusaha untuk bertemu dengan nya. Namun dia merasa hampa karena Ibu Rania yang semakin hari semakin jauh dari Ara. Ara semakin sulit untuk bertemu dengan Ibu Rania. Ibu Rania sering mengeblok Hp nya Ara. Dan setelah dilakukan investigasi ternyata suaminya Ibu Rania yang melakukan hal tersebut. Semua komunikasi terputus selama 2 bulan dan Ara merasakan sebuah kehampaan dalam hidupnya. Dia menjadi sosok yang kurang bergairah dalam hidupnya. Ara tidak mau berjuang untuk bisa berkomunikasi lagi dengan Ibu Rania , justru Ara melepaskan Ibu Rania begitu saja. Ara merasa yakin bahwa Aisyah sudah cukup untuk nya dan semua keluarga Ara sudah setuju terhadap Aisyah ,calon dokter. Adapun jika dia berjuang untuk Ibu Rania maka dia akan berhadapan dengan suami ibu Rania, dan berhadapan dengan ayah nya sendiri yang lebih memilih Aisyah daripada Rania. Kemudian dia pun akan berhadapan dengan calon mertuanya yaitu orang tua Aisyah. Semakin banyak batu kerikil yang menghambat dalam hubungan nya jika ingin mendapatkan Ibu Rania. Ara pun yakin, kalau Ibu Rania sendiri, akan sangat mudah mendapatkan suami baru, dan Ara mulai mencurigai bahwa Ibu Rania memiliki lelaki lain selain suaminya dan selain Ara. Pasti ada lelaki lain sehingga Ibu Rania bisa diam saja ketika Ara mencoba melepaskan hubungan antara Ara dan Rania. Ara mulai cemburu dan mulai takut kehilangan Ibu Rania.
Ara mulai menghitung -hitung bagaimana jika Aisyah menjadi istrinya, kemudian setelah menikah selama 6 bulan, tiba-tiba Ara merindukan sosok Ibu Rania dan meminta kepada Aisyah agar Ara boleh menikah lagi. Apakah Aisyah akan menberikan izin. Ara sudah mempersiapkan untuk tetap menikahi Ibu Rania tanpa sepengetahuan orang tua Ara. Mengapa?. Ara merasa hatinya sudah tidak bisa berpaling kepada siapapun dan meyakini bahwa cintanya hanya untuk Rania saja. Ara mulai galau, bagiamana dia meletakkan posisi Ibu Rania di dalam kehidupannya pada masa yang akan datang. Apakah Ibu Rania juga akan ikhlas kalau hanya menjadi istri simpanan atau istri siri nya saja. Bagaimana nasib anaknya bersama Ibu Rania kelak?..apakah Ada tega membiarkan ibu Rania memiliki anak dengannya namun secara hukum sebagai anak yang tidak mendapatkan legalitas ?. Ara mulai pusing dan belu. tahu harus bagaimana.
Tiba-tiba saja SMS masuk ke Hp nya. Ibu Rania memberikan pesan. Dia menyatakan akan mundur dari hubungan ini dan menyatakan tidak akan menggoda atau mengganggu rumah tangga Ara. Ibu Rania pun berjanji, seandainya nanti dia sudah menjadi janda pun, dia tidak akan mau diganggu oleh sosok Ara yang sudah menjadi suami orang lain. Ibu Rania berjanji tidak akan merebut suami orang. SMS itu membuat Ara ingin berbalik arah dan ingin memperjuangkan Ibu Rania. Ara menjadi sangat sulit memisahkan hatinya dengan hati Ibu Rania. Selama dua bulan, dia jauh dari Ibu Rania, dunia nya seperti gelap dan hampa. Kosong tanpa ada gairah. Itulah rasa yang sulit tergantikan. Ara bertekad untuk memperjuangkan kembali cintanya bersama Ibu Rania. Ara yakin bahwa Ibu Rania adalah jodohnya dan true love nya. Ara berdoa kepada Tuhan agar Ibu Rania mau menunggunya kembali. Ara berkomitmen hanya untuk Ibu Rania saja.
Ara lebih sering menyendiri dan merenungi nasib hidupnya jika tidak ada lagi Ibu Rania. Ara dibayang-bayangi dengan pertemuan masa lalunya ketika pertama kali berkenalan dengan Ibu Rania. Ara merasa nyaman dan penuh cinta. Ara ingin berjuang untuk bisa merasakan keindahan hanya bersama Ibu Rania saja. Ara berhenti mendekati Aisyah. Dan Ara mulai mencoba secara perlahan untuk meyakini bahwa Tuhan sudah memberika jodoh terbaik untuknya yaitu Rania. Ara menjadi malas sekali memikirkan mengenai percintaan nya karena Ara takut dengan kegagalan dalam berumah tangga dan Ara memutuskan akan mencoba bertahan dengan posisi sebagai Single saja. Ara hanya mencoba untuk memperbaiki diri agar mendapatkan jodoh yang sesuai dengan harapan nya dan bisa menjadi jodoh seumur hidupnya, bukan hanya untuk beberapa tahun saja. Ara mendapatkan banyak pembelajaran hidup dari rekan kerjanya yang sering sekali bercerita tentang kasus perselingkuhan dan perceraian. Ara merasa jalannya adalah jalan yang panjang. Walaupun hatinya sudah tertambat dengan Rania, namun proses untuk bisa menikah adalah proses panjang yang harus Ara perjuangkan.