Jnas turun dari pesawat ia sekarang berada di Juanda International air Port Surabaya, untunglah dirinya bisa berbahasa inggris, jadi dia tidak sulit untuk berkomunikasi, Jnas memesan taksi dan langsung ke tempat alamat Elif yang di berikan ruqia, jantung Jnas berdegup sangat kencang, ia tak sabar ingin segera melihat Elif, ia tak tahu Elif di rawat di rumah sakit mana karena ia tak mengenal Indonesia sama sekali.
Jnas mencocokkan alamat yang ruqia tulis dengan nama rumah di depannya, Jnas melangkah masuk ke halaman rumah itu, Pintu gerbang bercat putih yang tampak megah itu terbuka lebar, seorang satpam keluar dan menyapa Jnas.
" Maaf tuan cari siapa ?"ucap mang Kardi
Jnas hanya mengerutkan alisnya tak mengerti. "is it true here is Elif's house ?" ucap Jnas dalam bahasa inggris.
" maaf teh tuan, saya tak paham tuan bicara apa? apanya yang hos hos " kata mang Kardi bingung, Jnas menggaruk-garuk kepalanya dan punya ide, ia mengeluarkan handphone nya dan menulis sesuatu di Google terjemah lalu menyuruh mang Kardi itu untuk membacanya.
" Apakah benar disini rumah Elif ? " tulis Jnas di handphone nya, mang Kardi manggut-manggut mengerti.
" oh nona Elif , ya disini teh rumahnya nona Elif, tapi dia ada di rumah sakit sekarang " kata mang Kardi, sekali lagi Jnas bingung ia apa yang di ucapkan mang Kardi tapi tak lama kemudian seorang bocah anak kecil sekitar umur sembilan tahun muncul di hadapan mereka dengan berseragam merah putih, mungkin anak itu baru datang dari sekolahnya.
" ada apa mang Kardi ?" Tanya bocah itu sambil melihat Punggung Jnas.
" eh Den Rico, ini nih den ada tamu, bicaranya itu mamang kagak ngerti bilang hos hos gitu den" kata mang Kardi sambil garuk garuk kepalanya.
Rico melihat pria yang berdiri di dekat mang Kardi, ia terperangah dan berseru.
" are you Jnas?" ucap Rico, ia bisa berbahasa inggris karena orang tuanya memasuk kan dirinya di kursus kebahasaan sama seperti kakaknya Elif.
" syukurlah ada yang paham dengan bahasa ku, ya aku Jnas apakah kamu Rico adik Elif ?" kata Jnas sedikit lega.
" Bagaimana kakak tahu nama saya, ayooo masuk dulu " kata Rico sambil mengajak Jnas untuk masuk ke dalam rumahnya.
" Elif selalu menceritakan tentang keluarganya, pasti aku tahu kamu, oh ia terima kasih Rico, kapan kapan aku akan masuk ke dalam, tapi bisakah kamu antarkan aku langsung ke rumah sakit tempat Elif sekarang"
" iya kak, tapi aku harus ganti baju dulu dan mari kakak harus istirahat di dalam, pasti kakak lelah " kata Rico sambil meninggalkan Jnas yang masih berdiri.
Jnas melangkahkan kakinya mengikuti adik Elif ke dalam rumah. ia melewati ruang tamu yang luas dan melewati sebuah lorong yang dinding kanan kirinya terdapat sebuah foto keluarga, Rico membawa Jnas ke ruang keluarga yang luas dan nyaman.
" kak tunggulah disini Rico harus ganti baju dulu, kalau kakak mau lihat-lihat rumah silahkan" ucap Rico dalam bahasa inggris
Jnas hanya tersenyum dan mengacak rambut Rico, ia melihat wajah bocah di depannya ini sedikit mirip dengan Elif, Jnas tersenyum.
setelah Rico masuk ke kamarnya, Jnas berjalan kembali menuju lorong yang terang itu, Jnas penasaran dengan foto-foto yang terpajang disana.
Jnas memperhatikan dengan seksama pada setiap foto di bingkai itu, Jnas mengusap foto Elif ia sangat merindukan gadis itu, ia juga melihat foto-foto keluarga dan foto Elif semasa kecilnya, ia tersenyum melihat foto Elif yang cantik dan imut.
perhatian Jnas teralih ke salah satu pintu di lorong itu, meski pintu itu terbuka sebagian, Jnas bisa melihat isi ruangan itu, sesuatu di ruangan itu membuat Jnas terkejut dan membuat dirinya memasuki ruangan itu.
ruangan itu penuh dengan foto dirinya dan juga Elif sewaktu di turki dan beberapa foto dirinya saat sendirian, tubuhnya gemetar, ia tak percaya apa yang telah di lihatnya, se gitu cintakah Elif terhadapnya.
di sudut lain tergantung sebuah biola hadiah pemberian darinya, dan di sebelah biola itu tergantung baju kaos tentara miliknya, ia tak pernah tahu kapan Elif mengambil kaos tentara miliknya, hatinya berdesir, ia mengambil kaos itu dan terlonjak kaget dengan suara anak di belakangnya.
" Itu punya kak Elif !" ucap Rico berkacak pinggang.
cepat-cepat Jnas berbalik dan mendapati Rico yang sudah ganti dengan baju santai.
" kak Elif melarang siapa pun menyentuh kaos itu termasuk kak Jnas ! " kata Rico
" Benarkah Rico ?"
" ya... jadi jangan sentuh itu, kamu pacarnya kak Elif kan, banyak sekali fotomu disini "
Jnas hanya tersenyum " Rico bisakah kita berangkat sekarang ?"
" iya, aku mau minta anter sopir ayooo kak " Rico menarik tangan Jnas untuk keluar dan berangkat langsung ke rumah sakit .
***
mobil mereka berbelok dan tiba di pelataran rumah sakit besar yang terkenal di Surabaya, Jnas mengikuti langkah Rico, langkah mereka terhenti di depan kamar nomor 51.
Rico perlahan membuka pintu kamar itu, dan betapa terkejutnya Jnas melihat sosok yang di kenalnya dan yang sangat ia rindukan terbaring lemah dengan lengan di infus dan mata terpejam. Jnas terguncang melihat Elif yang di cintainya terbaring lemah di rumah sakit, air matanya mulai menetes. ia melangkah maju dan menggenggam tangan Elif dam mencium kening gadis itu, hati Jnas sangat sakit, ia melihat ke sekujur tubuh Elif, Elif sangat lemah dan tambah kurus dari terakhir dia bersamanya.
pundak Jnas ada yang menepuknya dari belakang lalu ia menoleh dan mendapati wanita setengah baya di sampingnya, mungkinkah ini mama Elif, ucap Jnas dalam hatinya.
" apakah kamu Jnas ?" ucap mama Elif dengan bahasa inggris
Jnas bangkit berdiri dan mencium tangan mama Elif. " maafkan saya tante datang terlambat " ucap Jnas dalam suara bergetar.
" syukurlah kamu datang, Elif sangat membutuhkan mu" kata mama Elif ia mencium kening putrinya dan mengajak Jnas untuk keluar sebentar.