Chapter 52 - Putus

Elif melihat Jnas dengan perasaan hancur, ia sedih saat melihat kesedihan di mata Jnas, Elif sangat mencintainya.

"Jadi bagaimana sekarang ?" Elif kehabisan nafas " apakah kamu ..."

" paman tiap hari datang ke rumah, jika aku tidak menerima Aisyah kembali, hubungan persaudaraan kami akan berakhir, mamah sakit gara-gara ini Elif, jika saja mamah tidak sakit aku tidak peduli dengan hubungan persaudaraan dengannya, tapi aku mikirin kondisi mamah, mamah satu-satunya orang tua ku saat ini, aku tidak punya pilihan lain " Jnas tertunduk lemah ia mengepalkan tangannya.

" Terus aku gimana Jnas ?" ucap Elif lemah.

Jnas menatap Elif nanar " jika seandainya aku punya pilihan, aku akan memilihmu Elif karena aku sayang dan cinta sama kamu, aku dulu mungkin mencintai Aisyah tapi tidak lagi saat ini, hanya kebencian yang ada dalam diri ku untuknya, hanya kamu wanita yang aku cintai, hanya kamu yang ada dalam benak ku hanya kamu keinginan ku untuk menikah, tapi situasi saat ini sangat berbeda Elif, maafkan aku " ucap Jnas sambil terengah-engah

" stop... stop Jnas ! kamu tinggal bilang siapa yang akan kamu pilih aku atau dia, jika dia maka aku... " Elif terisak dia tak tahan melanjutkan perkataannya dadanya terlalu sesak.

" Elif kamu enggak mengerti... ini sangat sulit banget buat aku, jika seandainya mamah tidak sakit aku pasti langsung pilih kamu dan kabur bersama mu, mengertilah posisiku saat ini, kami hanya akan tunangan kembali Elif bukan menikah, aku masih bisa cari cara untuk meninggalkannya "

" Tidak Jnas kamu tidak bisa mempermainkan keluarga mu, baiklah mungkin inilah takdir ku, aku tidak cukup beruntung memiliki mu, aku akan mengalah untuk gadis itu "

" farosyah please jangan bicara seperti itu, aku tidak ingin kehilangan dirimu " kata Jnas sambil memeluk tubuh Elif.

" kapan kalian akan bertunangan kembali ?" kata Elif dingin.

" satu minggu lagi, dan paman menekan kepada keluarga ku satelah satu bulan dari pertunangan kami, dia ingin kami menikah, tapi kamu jangan khawatir aku akan cari cara bagaimana aku akan meninggalkannya " kata Jnas marah matanya saat ini merah saat menyebutkan kata pernikahan.

" selamat untuk kembalinya tunangan mu Jnas, aku akan pergi dan tidak akan mengganggu mu lagi, dulu kamu sangat mencintainya bukan, aku yakin suatu saat kamu bisa mencintainya lagi "

" jangan pernah katakan seperti lagi Elif... Elif aku mohon jangan tinggalkan aku, aku tidak bisa hidup tampa mu, aku masih bisa cari cara untuk menggagalkan pernikahan kami nanti "

" sudah Jnas cukup !! kalau itu alasanmu supaya aku mengerti kenapa kita harus putus, aku terima kamu bebas sekarang Jnas, kamu boleh kembali ke Aisyah, jangan pikirkan aku lagi, keluarga mu lebih penting, salam maaf ku untuk mamah..." setelah menyatakan itu, Elif membuka pintu mobil untuk mengambil tasnya.

" Elif ...! aku mencintai mu !" Triak Jnas dan memeluk Elif dari belakang, ia menangis di pundak Elif begitu juga dengan Elif.

" Jnas aku mohon lepaskan aku... kembalilah, lupakan aku lupakan Elif mu lupakan farosyah mu, aku akan pergi, juga akan melupakan dirimu, aku mohon jangan kejar aku, kembalilah ke keluarga mu, mereka lebih membutuhkan dirimu, terima kasih atas semuanya atas semua waktu yang telah kau berikan untuk ku "

lalu Elif berlari menuju halte busway terdekat dengan mata berlinang, hatinya hancur, ia tak akan pernah menduga akan kehilangan Jnas secepat ini, ini lebih menyakitkan saat kehilangan andra dulu, hancur sudah impian Elif di negara Irak, hatinya sakit kecewa dan marah, bukan salah Jnas, itu semua mungkin sudah takdir mereka berdua.