Hari ini adalah hari terakhir sebelum kepergian Charice ke luar negri. Dalam rangka mereka akan berpisah selama seminggu, David mengajak Charice berjalan berdua.
Mereka pun tiba di sebuah pantai yang sangat indah.
David menggandeng tangan Charice menyusuri jalanan pasir pantai. Mereka bermain ombak pantai, seperti anak kecil. Mereka bermain kejar-kejaran di pinggir pantai, ombak yang tenang sangat mendukung.
David mengejar Charice dan berhasil menangkapnya, ia pun memutar-mutar tubuh Charice seperti yang ada di adegan-adegan film romantis. Setelahnya, mereka berdua merebahkan diri di atas pasir pantai, di bawah matahari yang tidak terlalu panas.
Charice menghadapkan wajahnya ke kanan, ia memadangi wajah kekasihya tersebut. Dalam hatinya. Sungguh ciptaan Tuhan yang sangat rupawan. Saat bibirnya tersenyum apakah hatinya juga tersenyum? Saat matanya menawarkan simpati, apakah pikirannya juga sama simpatinya? Sugguh aku tidak bisa menebak seperti apa Pak David? Apa aku benar-benar sudah buta oleh cinta sehingga sekarang ini aku memandangnya sebagai orang yangbenar-benar tulus? Akhir-akhir ini aku selalu berpositif thinking dan sudah mantap jika Pak David tulus melakukan semuanya, termasuk membantu Papaku dan sekarang juga membantu Yeonhee Eonni.
David menoleh ke kiri. Dia menyadari jika sedari tadi sedang dipandang oleh kekasihnya tersebut.
Buru-buru Charice memalingkan wajahnya.
David tersenyum memandang Charice. Dia menggenggam tangan Charice. Menggandengnya, tiba-tiba ia mendaratkan satu kecupan di punggung tangan Charice.
Charice lama-lama sangat suka dengan perlakuan David yang satu ini, wanita mana yang tidak terbuai bila diperlakukan manis oleh kekasih yang dicintainya.
Tiba-tiba Pak David mendekatkan wajahnya ke wajah Charice. Dia mendaratkan satu kecupan di dahi Charice. Otomatis Charice tersipu malu, ia buru-buru mendudukan dirinya. Ia membersihkan diri dari pasir pantai yang menempel di rambut dan pakaiannya.
David juga mendudukan diri dan melakukan hal yang sama dengan Charice.
Sekarang Charice sedang salah tingkah, Ia tak tahu harus berakata apa. Ia tak berani menatap wajah David.
David meraih tangan Charice. "Kau malu ya?"
Charice menggeleng.
David merah wajah Charice menghadapkannya ke arahnya.
Charice hanya bisa pasrah.
David merapatkan posisi dengan Charice. Ia mendekatkan tubuhnya dengan Charice, kemudian wajahnya juga ikut mendekat.
Satu ciuman di bibir Charice mendarat. David dengan hasratnya, melumat bibir Charice. Charice diam saja, pasrah akan semua serangan bibir dari David.
David tidak bisa mengontrol nafsunya, dia benar-benar seperti memakan bibir mungil Charice terlebih Charice tidak memberontak dan menerima saja. Charice menutup matanya, ia tak tahu harus bagaimana saat adegan tersebut terjadi.
Akhirnya David mengakhiri ciumannya.
Charice membuka matanya.
David memeluk Charice didekapannya, ia memangku Charice dan memeluk erat Charice seperti adegan video clip.
Charice tidak pasrah kali ini, melainkan balas memeluk David. Ia memeluk punggun David.
David menciumi rambut Charice yang baunya levender. Ia mencium rambut Charice berkali-kali. Charice diam saja dan menikmati apa yang dilakukan David.
Mereka pun selesai bermain di pantai.
David mengajak Charice berjalan menuju suatu tempat. Tempat yang tidak terlalu jauh dari pesisir pantai tersebut.
Ternyata Charice dibawa David ke sebuah panti asuhan.
Begitu David datang, anak-anak panti asuhan tersebut menyapa David.
"Om David!" sapa anak-anak tersebut. Mereka mengerubungi David dan Charice. Mereke melingkar dan memberi salam kepada keduanya.
"Om sama siapa datangnya?" tanya salah satu anak
"Oh ini, kenalin kakak ini namanya Kak Charice!" David mengenalkan Charice kepada anak-anak panti.
Charice merasa sedikit canggung.
"Halo anak-anak! Kenalin nama kakak Charice, panggil aja kak Char!"
"Siang Kak Char!"
David ternyata sudah memesan makan siang untuk seluruh anak panti, ia memesan catering dan kue-kue kecil kesukaan anak-anak.
"Nanti kita makan siang bareng ya anak-anak!"
"ASYIIIK!!!!" Nada bersemangat dilontarkan oleh anak-anak atas jamuan makan siang David.
"Om David, ayo kita main ke belakang!" salah satu anak panti asuhan menarik-narik tangan David.
David mengikuti anak tersebut, juga diikuti anak-anak yang lainnya. Mau tidak mau Charice mengikuti mereka semua.
Para staff panti asuhan menyapa David.
David menanyakan keberadaan Mikyung kepada salah satu staff panti, ternyata dia sedang keluar. Akhirnya David menuju ke halaman belakang panti, juga diikuti Charice.
Di halaman belakang itu terdapat peternakan ayam, banyak ayam, namun juga ada kucin, kelinci, dan bebek.
David menyingsingkan kedua lengan kemejanya hingga siku, ia pun mengeluarkan salah satu ayam yang ada di dalam kandang. "Si jago kenapa ini Ga?" tanya David kepada seorang anak.
"Gatau dari kemaren nggak mau makan om si jago!" jawab anak yang bernama Yoga tersebut.
David mengelus ayam tersebut. Lalu dengan dibantu seorang anak, ia memberi makan kepada ayam yang sedang sakit tersebut. Lalu David melepaskan kembali ayam yang bernama Jago tersebut untuk makan sendiri.
Salah seorang anak yang memegang kucing anggora berwarna putih-coklat berdiri di belakang David memanggil-manggil david. "Om-om, sini deh lihat!"
David membalikan badannya. David tersenyum lebar. "Ini Mozza udah besar ya?"
"Iya Om, ini anaknya Cherry yang waktu itu om bantuin lahirannya. Udah gede kan? Dia kayanya nyariin om deh!"
David tertawa. "Rania, kamu ada-ada saja... mana mungkin Mozza mengerti."
Bocah yang bernama Rania teresebut memberikan kucing yang bernama Mozza tersebut kepada David. David menerimanya dan ia pun mengelus-elus kepala Mozza.
Beberapa anak mengerubungi David dan membentuk lingkaran, mereka berpegangan tangan dan menari-nari mengitari David. Mereka berputar semakin kencang, David menarik salah seorang anak dan memeluknya.
"Ya aku ketangkep!" ujar anak tersebut.
"Berarti kamu sama om ya jadi monster.'
Kembali anak-anak tersebut merputar-putar. Dan kali ini David menari seorang bocah perempuan. Si bocah berteriak, "Om aku nggak mau jaga, nggak mau jadi monster!" protes anak yang tertangkap tersebut.
David menggendong anak perempuan tersebut.
"Kalo digendong, aku mau jaga juga deh!" Bocah tersebut berubah pikiran.
Charice yang melihat pemandangan itu merasakan kesejukan di hatinya. Ia tersenyum melihat kedekatan David dengan anak-anak, belum lagi, David yang sangat lihai merawat hewan peliharaan, ia terlihat sangat menyayangi semuanya. Anak-anak, hewan peliharaan bisa ia tangani dengan baik.
Dalam hati Charice. Pak David ternyata sayang banget sama anak-anak, gimana kalo dia kelak jadi Bapak ya... Pasti dia bakal sayang dan bisa ngerawat anaknya dengan baik. Kalo begini, udah bener-bener jadi husband material banget lah. Apa iya, aku sama Pak David kelak akan menikah?
Charice membayangkan 5 tahun yang akan datang, ia berjalan di altar pernikahan. Ayahnya menuntunnya berjalan di karpet gereja. Semua mata memandang ke arahnya. Gaun yang panjang dan menjulur di lantai dipegang oleh dua orang anak. Ia berjalan berhati-hati dengan membawa sebuah bucket bunga.
Di ujung altar tersebut telah menunggu sang calon mempelai pria. Ayah Charice menyerahkan tangan putrinya kepada sang mempelai pria. Sang mempelai pria membawa Charice berjalan ke hadapan pastur. Charice kini sudah ada di depan pastur bersama calonnya.
Mendadak David memanggil. "Char, sini ayo main bareng!" ajaknya.
Charice teresenyum bingung karena terbangun dari lamunannya. "A... iya Pak!" jawabnya.
***