Pada hari Minggu yang tenang bagi para karyawan Dismass tiba-tiba menjadi sangat genting, di hari libur ini mendadak ada sebuah berita baru yang diposting oleh media mereka yang mana membuat geger masyarakat maupun kantor media itu sendiri. Semua berita yang diturunkan Dismass oleh wartawan maupun reporter Dismass seharusnya semuanya telah mendapat rekomendasi dan persetujuan dari atasannya terlebih dahulu, namun berita ini mendadak muncul tanpa ada yang tahu soal kevalidan berita tersebut dan juga asal-usul narasumbernya.
Tidak lain dan tidak bukan, Charice lah pelaku pemosting berita tersebut. Dia memposting bukti footage berupa foto-foto adanya transaksi narkoba di klub Airis maka seketika itu juga terjadi kehebohan di masyarakat.
Mau tidak mau, kini berita itu dengan cepat menjadi buah bibir masyarakat.
Tidak perlu waktu lama, berita tersebut sudah sampai ke telinga Raymond. Ia pun langsung kalang kabut. Ia langsung menyuruh anak buahnya menurunkan berita tersebut namun sayangnya hal tersebut sudah tidak mungkin karena banyak media lain yang telah mencopy berita dan bukti tersebut. Jadi, tentu apa yang dilakukan Raymond akan sangat percuma dengan menurunkan berita yang sudah terlanjur terposting tersebut.
Ia menelpon Soheong. "Soheonga… Tanjang (sekarang) meeting kaja (ayo meeting)! Kumpulkan semua anak buah, tidak peduli dimana pun mereka berada!"
Soheong mendengar suara Raymond yang diliputi amarah sehingga terdengar sangat seram , ia pun ngeri sendiri. "Ba.. Baik nanti…"
"NAN MARHAE TANJANG (aku katakan sekarang)!" Amarah Raymond sudah membuncah hingga ubun-ubun.
"Ta… tapi Charice masih di Singa.."
"Panggil dia sekarang, suruh cari jadwal penerbangan tercepat! Bayari berapapun harga tiket pesawat pulangnya! Arasso!?" bentak Raymond.
Raymond langsung menutup teleponnya.
"SIALAN! Apa yang dilakukan bocah itu?!!" Raymond menggebrak mejanya.
***
Penerbangan Charice yang seharusnya jan 9 malam malah dipercepat menjadi jam 3 sore. Ia pun akhirnya sudah tiba kembali di Korea.
Tentu ujuan pertamanya bukan rumah, melainkan kantornya dulu. Terpaksa Charice membopong 2 kopernya menuju kantornya sore itu juga.
Ia sudah berada di ruang meeting bersama rekan-rekannya yang lain dan tentu bos besarnya.
Charice sudah pasrah kali ini, ia akan tutup kuping sekencang-kencangnya bila sampai dimaki dan dicaci oleh Raymond.
"Kau tahu tidak Char? Tindakanmu yang terlalu gegabah ini sudah merusak reputasi media kita?!"
"Ta... tapi Pak...!"
"Sekarang ini CEO Keil entertainment mengumumkan akan melaporkan perusahaan media kita ke kantor polisi atas tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik!"
Charice terheran-heran. "Ba... Bagaimana bisa Pak?! Jelas-jelas itu adalah transaksi narkoba."
"Salah Char! Foto yang kau bagikan itu fake alias bukan foto kejadian yang sebenarnya."
Charice kaget. "Ma... mana mungkin Pak?! Saya telah meneliti jika foto itu asli."
"Iya memang itu foto asli tapi foto itu termanipulasi. Kau bagaimana sih, sudah biasa memfoto masak tidak tahu trik foto seperti itu?!" geram Raymond.
Charice lemas seketika. Dalam benaknya. Masa iya Pak David sengaja memanipulasi foto itu... Apa maksudnya? Kenapa dia berbuat seperti itu?
"Bagaimana kau akan bertanggung jawab Char?! Coba pikirkan itu!"
"Saya janji akan menyelesaikan semuanya Pak. Saya akan meniliti dan mencari tahu lagi..."
"Sudah terlambat Char... Beritanya sudah terlanjur naik, kau mau turunkan berita itu nggak akan ada pengaruhnya!"
"Lalu... apa saya harus minta maaf ke CEO Keil Entertainment?"
"Buat apa ada penjara jika dengan maaf saja masalah bisa langsung selesai! Kau pikir orang seperti Pak Jingoo akan diam saja apabila nama baiknya maupun nama baik perusahaannya difitnah dan dicemarkan? Hah? Katakan padaku darimana kau dapat foto-foto itu?"
Charice masih berusaha membela diri. "Lalu rekaman percakapannya bagaimana?"
"Itu juga manipulasi, suara yang disadap bukan dari klub Airis dan tidak ada hubungannya dengan Keil entertainment. Itu hanya oknum dari orang yang kebetulan bekerja di Keil Entertainment yang memang memakai narkoba tapi itu tidak menjadikan Keil entertainment sebagai sarang mafia dan bandar narkoba!"
Charice lemas dan tidak tahu harus berbuat apa, pikirannya cukup kalut sekarang ini.
"Bapak mau laporkan saya ke polisi?" Suara Charice takut-takut.
Raymond masih punya rasa iba kepada anak buahnya tersebut. "Emangnya ada untungnya jika saya laporin kamu ke polisi?"
"Kan saya yang udah buat nama baik media kita tercemar..."
"Kalau begitu kamu pakai otak kamu gimana caranya membersihkan nama baik perusahaan kita... Saya bisa doubel ruginya jika kehilangan reporter lincah sepertimu!" Suara Raymond mendadak melunak. "Kau tenang saja, saya tidak akan bilang jika berita ini hanya hasil dari kegegabahanmu, melainkan ini berita yang menjadi tanggung jawab departement redaksi. Bagaimanapun saya atasan kamu, semua tulisan yang kamu rilis otomatis jadi tanggung jawab saya!"
Charice tidak menyangka jika Raymond akan melepaskannya dan dia akan memikul tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini.
***
Charice bertemu dengan Junghyun. Ia menceritakan segala yang terjadi kepadanya.
Junghyun menghisap minumannya dengan sedotan. "Char, Pak David... Dia benar-benar menyembunyikan sesuatu. Dia jelas-jelas menjebakmu!"
"Kak Jung... Tidak mungkin, aku yakin Pak David pasti juga tertipu dengan informasi ini." Charie yakin.
Junghyun memasang wajah 'meh'. "Masa? Pak David bukan orang yang senaif itu... Kakak yakin jika dia pasti punya niat tidak baik kepadamu!"
"Kok kakak begitu sih mikirnya? Kak... aku udah nggak ada negatif thinking lagi sama dia. Aku yakin dia emang mau bantuin aku tapi sayangnya dia sediri juga pasti ada yang jebak."
"Kalau Kakak bisa dapetin bukti jika dia beneran Cuma manfaatin kamu gimana?" tantang Junghyun.
"Maksud Kakak apa sih? Ah nggak asik ah... kakak udah mulai nyebelin!" gerutu Charice.
"Loh kamu lupa Char? Kamu sendiri yang bilang mau nyari bukti mengenai korupsi papa kamu yang ada di Pak David? Kamu lupa, kamu penasaran banget kenapa Pak David bisa mengambil resiko buat beli saham papa kamu dengan harga normal?!"
Charice frustasi mendengar Junghyun. "Kayanya... aku yang emang berlebihan deh... yang terlalu mencurigai niat baik seseorang."
"Kau bisa jadi plin-plan begini sih?!" Junghyun kesal.
"Aku kesal dengan kakak! Menyebalkan pokoknya!" Tiba-tiba Charice berdiri dan pergi meninggalkan Junghyun.
Junghyun memanggil-manggil Charice namun Charice tetap tak menoleh.
Dalam benak Junghyun. Sepertinya Pak David telah berhasil mengambil hati Charice. Apa yang harus saya lakukan? Ini tidak bisa dibiarkan, saya tak bisa membiarkan ini lebih lama. Charice akan terlibat bahaya yang lebih besar jika masih bersama dengan orang itu. Ya, saya harus mencari cara bagaimana agar hubungan keduanya berakhir, ini demi keselamatan Charice.
***