mereka mulai membuat rencana pengintaian, Riza mulai sibuk mencoret-coret agenda di tangannya.
" kita masih belum mengetahui keseharian kak Karang, karena itu kita perlu melakukan pengintaian." Riza menundukkan kepalanya sambil terus mencoret coret agenda didepannya sambil menjelaskan.
"Alka apa baik jika kita melakukan pengintaian jarak dekat?" tanya Riza kepada Alka.
"minimal jarak pengintai dan target seratus meter, jangan lupa dia bisa bela diri, ini untuk jaga-jaga kalau dia bisa merasakan keberadaan seseorang."jawab Alka lugas dengan badan yang menyandar di kursi dengan santai.
"ok, jadi jarak minimal seratus meter. pengintaian akan dilakukan selama seminggu, batas waktu misi untuk kak karang sampai pementasan drama berikutnya, waktu kita sedikit ingat?"
"Riza, jangan masukkan Ai dalam jadwal. Ai akan menjadi sutradara di drama ini, intensitasnya bertemu target lebih tinggi. Ai akan menjadi ujung tombak misi kali ini dan sebisa mungkin kita membatu perkejaan Ai." kata Kairan yang membuat Riza mengangkat kepalanya.
"ah, aku lupa soal itu, terima kasih Kai, sudah mengingatkan." jawab Riza dengan sedikit rasa bersalah, setelah memperbaiki jadwal Riza memberi instruksi selanjutnya, "pengintaian akan dilaksanakan besok, catat kegiatan yang dilakukan kak Karang. untuk Ai, karena kamu akan lebih banyak bertemu dengan target kamu bisa mulai lebih dahulu penyembuhan lukanya."
"ok, nggak masalah, terimakasih sudah memperhatikan aku dengan segala kesibukan dunia manusiaku. aku akan berusaha semaksimal mungkin." jawab Ai.
esok harinya, awan mendung menggantung di langit membuat udara menjadi lembab. pagi baru di mulai, tapi awan mendung tak memberi kesempatan pada embun untuk menguap jadilah embun itu titik-titik air yang menggantung di pucuk daun. layaknya orang normal, mereka malas untuk bangun pagi di hari yang lembab seperti ini.
kecuali Ai, dia bangun seperti biasa, duduk di teras di temani secangkir latte dan kue kering sambil menatap langit. dia suka dengan matahari terbit, tapi mendung hari ini entah mengapa bisa dia tolerir. suasana baru membawa ide baru, mungkin itu yang dipikirkannya.
Alka dan Fei sudah bersiap diposisi pengintaian, Fei ada di teras perpustakaan yang berhadapan langsung dengan kelas kak karang, hanya terpisah taman kampus. sedang Alka ada di atap tempat favoritnya memandang hutan, saat dia memposisikan dirinya agak serong akan tampak jalan yang yang menuju kelas kak karang.
12:30
Fei bergantian dengan Kairan, karena ada kelas. sedang Alka seharian itu dia berjaga terus dan membuntuti kak Karang. selesai kelas Fei menunggu Riza di kantin kampus menunggu jam kegiatan klub.
awan abu-abu tak bosan menghiasi langit bahkan sampai sore, tapi tak ada setetes pun air yang jatuh ke bumi. sepuluh menit lagi matahari akan menghilang di barat menyisakan cahaya jingga yang memberi nuansa romantis. Ai menyukai senja sama seperti menyukai pagi. awalnya dia akan ke atap kampus melihat senja, tapi karena mendung dia mengurungkan niatnya.
lima menit lalu rapat tantang drama bulan depan baru selesai. saat Ai akan pergi mencari teman-temannya, dia mencium aroma kopi. diruang klub memang ada dapur kecil untuk memastikan tidak ada yang kehausan ataupun kelaparan. dia menyapu pandangan ke segala penjuru ruang klub dan menemukan orang yang tengah membaca di temani secangkir kopi. matanya menyipit, mencoba memperjelas siapa orang yang tengah membaca itu. kak Karang, orang itu kak Karang.
Ai melirik jam yang tertera di handphone nya, masih cukup waktu untuk ngopi dan mungkin mengorek informasi lebih dari kak karang sebelum klub ramai dan di mulai.