Chereads / I Love You Prince / Chapter 30 - Hukuman 1

Chapter 30 - Hukuman 1

"Apa katamu..!? kau bercanda kan Jimmy?" tanya Alesha mulai panik. Apa yang barusaja dikatakan Jimmy sukses membuatnya terkejut bukan main. Sampai-sampai dia merasa sangat mual dan seakan ingin memuntahkan semua isi perutnya.

Kenapa Jimmy mulai lagi padahal diakan sudah berjanji untuk tidak mengungkit tentang pernikahan lagi, pertunangan mereka sudah lama berakhir dan sekarang mereka hanya sahabat. Itulah yang Alesha ketahui. Apalagi sekarang dia hanya mencintai George. Tidak pernah terlintas sedikitpun dibenaknya akan mencintai pria lain. Sepertinya George benar, harusnya dia tidak datang menemui pria ini.

Jimmy yang melihat Alesha bereaksi seperti itu merasa sedih dan patah hati tapi dia dengan cepat berusaha menormalkan suasana hatinya. Dia tidak mau Alesha curiga padanya.

" Tentu saja aku bercanda, ha..ha.. lihat wajahmu sudah pucat seperti mayat begitu, ha..ha" ucap Jimmy disela-sela tawanya. Dia bahkan sampai terbungkuk karena tawanya.

Melihat Jimmy yang menertawakannya, Alesha lalu bangkit dari tempat duduk dan langsung menghujamkan pukulannya kearah tubuh Jimmy yang masih tertawa.

" Kau... berani-beraninya kau bercanda seperti itu padaku. Itu sangat tidak lucu kau tau..!!?" ucapnya sambil terus memukuli Jimmy, sedangkan Jimmy hanya merelakan tubuhnya dicabik-cabik olen Alesha yang geram. Untung saja ruangan tempat mereka berada adalah ruangan privasi sehingga mereka tidak mengganggu pengunjung lain.

Setelah puas, Alesha kembali ketempat duduknya tapi masih dengan wajah masam.

" Alesha, kenapa kau sangat berlebihan? memangnya kenapa kalau kita menikah? Bukannya kita memang pernah bertunangan? lalu apa salahnya kalau kita melanjutkannya ketahap berikutnya?" Ucap Jimmy seakan masih belum puas menggoda Alesha.

Padahal sebenarnya semua yang dikatakannya itu memang benar adanya. Dia bahkan telah menemui orang tua Alesha untuk meminang putri mereka. Karena sejak awal orang tua Alesha sangat mempercayainya, sehingga tidak perlu banyak usaha untuk meyakinkan mereka. Tapi Jimmy meminta mereka untuk merahasiakan hal itu dulu dari Alesha sampai waktu yang dia tentukan atau sampai Alesha setuju untuk menikah dengannya.

Yah..yang dia harus lalukan sekarang ialah bersabar, bukankah ketika memancing diair yang keruh dibutuhkan kesabaran lebih agar ikan tidak curiga dan termakan umpan? Jimmy tersenyum licik mengingat akal cerdiknya. Kau tidak bisa mengalahkanku George. ucapnya membatin.

"Kau jangan pernah berbicara yang tidak-tidak Jimmy. Lagipula aku tidak ingin menikah denganmu, aku hanya ingin menjadi sahabatmu seperti dulu". Ucap Alesha dengan tatapan serius. Dia bebar-benar tidak ingin Jimmy berbicara seperti itu lagi. Dia sayang padanya tapi hanya sebagai sahabat.

Dimatanya Jimmy adalah sosok pria yang sangat lembut dan penuh perhatian, selama menjadi sahabatnya Jimmy tidak pernah sekalipun membuatnya bersedih, setiap dirinya gundah atau punya masalah Jimmylah yang selalu menghibur dan membantunya.

Jimmy tersenyum kecil, dibenaknya dia sudah memikirkan langkah untuk merebut hati Alesha kembali dan siap memberikan pukulan telak untuk pangeran itu. Tidak akan pernah dia membiarkan siapapun mengambil permata hatinya kali ini. Tidak akan pernah...

" Baiklah Alesha sahabatku, aku tidak akan memaksamu, mana berani aku. Nanti badanku habis kau cincang pakai tanganmu yang keras itu. Hii...mengerikan sekali" ucap Jimmy sambil bergidik, menggoda Alesha yang bibirnya sudah tersenyum lagi.

" Apa kau begitu mencintai pangeran itu?" ucapnya lagi penuh selidik. Alesha lalu menatapnya dan mengangguk.

"Sangat, Jimmy" Jawab Alesha tersenyum. Dia kemudian teringat saat melihat George untuk pertama kalinya, bagaimana dia dengan lembut mengangkat tubuhnya saat insiden itu. Saat itulah pertama kali dia merasakan sentuhan hangat pria yang sanggup menembus sampai kedasar hatinya.

" uhuk..uhuk.." suara batuk buatan Jimmy membuyarkan lamunan Alesha sehingga dia kembali tersadar lalu tersenyum kearah Jimmy. Sedangkan Jimmy hanya memutar matanya jengah.

" Aku cuma ingin jawaban dari pertanyaanku tadi, bukan ditambah dengan adegan menghayal segala". ucapnya berupaya tetap santai, menekan emosi yang mulai menggerogoti pikirannya.

"Maaf" ucap Alesha seraya tersenyum lebar tanpa rasa bersalah.

Beberapa saat mereka terdiam, terhanyut dalam pikiran masing-masing. Tetapi kemudian Jimmy berkata.

" Aku akan selalu meyayangimu Alesha. Yang aku tahu, aku tidak akan rela kalau sampai kau bersedih dan tersakiti. Aku selalu siap mendukungmu." ucapnya seolah penuh ketulusan. Mendengar itu Alesha tersenyum dan bangkit lalu memeluk Jimmy dengan hangat.

"Terima kasih Jimmy, kau akan selalu menjadi sahabat terbaikku. Aku juga menyayangimu". ucap Alesha terharu.

Jimmy tentu saja membalas pelukan hangat Alesha dengan penuh kepuasan, matanya berkilat serta diiringi seringai kemenangan dibibirnya.

Mereka kemudian melanjutkan berbincang-bincang beberapa lama sebelum kemudian Alesha pamit untuk pulang, meninggalkan Jimmy yang kembali duduk dengan santai ditempatnya semula seraya tersenyum sinis. Dia lalu mengambil handhone disakunya dan mulai menghubungi seseorang.

Alesha memasuki apartemen diam-diam, dia tidak ingin menganggu George yang mungkin sekarang ini sudah terlelap. Dia kemudian masuk kedalam kamar dan benar saja George sudah tertidur seperti bayi. Sangat imut dan tampan, dia kemudian meletakkan semua barang bawaannya diatas meja dengan hati-hati agar tidur George tidak terganggu.

Dia lalu melangkah mendekati George yang tertidur seakan hidupnya tanpa beban. Tampak nyenyak sekali. Ini sudah menjadi kebiasaan favorit Alesha. Menatap George yang sedang tertidur pulas adalah hal yang paling menyenangkan. Dia bisa bebas menikmati wajah tampannya sampai puas tanpa terganggu.

Setelah puas memandangi George sambil senyam-senyum sendiri, Alesha kemudian melangkah masuk kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Beberapa saat kemudian dia keluar dengan pakaian tidur hangat yang dibawanya dari apartemennya.

Kebetulan waktu kembali dari restoran tadi dia meminta sopir untuk mengantarnya dulu ke apartemennya sehingga dia bisa membawa beberapa kebutuhannya selama tinggal diapartemen George.

Dia melangkah kearah George dan mencium bibir George perlahan dan hati-hati agar tidak ketahuan lalu melangkah kearah pintu untuk tidur dikamar sebelah. Dia tidak mau berbagi tempat tidur dengan George, takut pikiran kotornya muncul lagi dan malah menerkam George yang sedang terlelap tanpa dosa itu.

Tapi pada saat hendak melangkah, dia merasakan tangan kekar George menangkap pergelangan tangannya lalu menghempaskan tubuhnya kekasur. Dan belum sempat dia menghindar tubuh kokoh George sudah berada diatasnya menghimpit tubuh mungilnya sampai dia kesulitan bernapas. Kedua tangannya ditarik oleh George keatas kepalanya sedangkan kakinya dijepit oleh kedua paha kekar George sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak.

Alesha melihat mata George masih tampak merah karena terbangun tiba-tiba.Padahal dia sudah berusaha menciumnya sepelan mungkin. Pria ini betul-betul waspada.

" A..apa aku membangunkanmu?" Ucapnya sedikit tergagap karena melihat mata merah George sudah berubah penuh ancaman. Tatapan yang siap menggetarkan geloranya.

" Masih berani bertanya rupanya, memangnya siapa lagi yang membuatku terbangun dengan paksa hmm? ucap George sambil menyeringai nakal. Alesha lunglai seketika, dadanya mulai bergemuruh.

" Tap..tapi aku tidak bermaksud membangunkanmu, aku hanya mengecupmu sedikit. Baiklah, aku minta maaf telah mengganggu tidurmu. Sekarang ayo tidur lagi, aku sudah ngantuk dan ini sudah larut. Lagipula besok aku ada kuliah dan harus bangun pagi-pagi". ucapnya mencoba mengalihkan perhatian seraya berusaha melepaskan dirinya dari himpitan tubuh George yang hangat dan nyaman. Mendengar itu George menyeringai semakin lebar. Dia Kemudian mendaratkan pelunjuknya kemulut Alesha.

" Kau semakin cerewet saja, mulut kecil ini harus dibungkam, apa kau sadar berapa lama aku kacau menunggumu disini sampai tertidur sementara kau bersenang-senang dengan sahabat tersayangmu itu tanpa mempedulikan aku sama sekali?" ucapnya sambil mengelus bibir lembut Alesha.

George memang sangat marah setelah melihat kiriman video live dari kamera tersembunyi yang terpasang secara rahasia diruangan Alesha dan Jimmy berada. George sengaja mempersiapkan itu semua hanya untuk memastikan tidak terjadi apa-apa pada Alesha. Tapi dari yang dilihatnya, Alesha sangat mempercayai pria berbahaya itu dan memperlakukannya dengan tulus. Meskipun George tahu jika Alesha hanya menggapnya sahabat tapi tetap saja dia sangat kesal dengan adegan yang dilihatnya.