SETELAH memanjatkan puja dan puji kepada Allah SWT, Rasulullah membaca akad nikah di hadapan penduduk Madinah dan para pembesar Quraisy.
Beliau berkata, "Sesungguhnya, Allah telah memerintahkan putriku, Fatimah, dengan saudara dan anak pamanku, Ali bin Abi Thalib".
Hadirin kemudian mengucapkan selamat kepada Ali. Majelis pernikahan pun diakhiri dengan jamuan kurma.
Rasulullah berkata kepada Ali "Kita harus mengadakan walimah karena banyak kebaikan di dalamnya ada Allah menhukainya. Aku sediakan daging dan roti, sedangkan kau menyiapkan kurma dan minyaknya."
Mendengar kabar tersebut, Sa'ad bin Mu'adz menghadiahkan seekor kambing untuk menjamu para tamu.
Setelah semuanya siap, Rasulullah bersabda kepada Ali, " Pergilah ke Masjid dan undanglah siapa yang kau kehendaki."
Ali lalu pergi ke masjid. Ia melihat masjid dipenuhi orang. Ia merasa malu jika harus mengundang sebagian orang dan tidak mengundang sebagian lainnya. Orang-orang pun berduyun-duyun datang ke rumah Ali. Ia sendiri merasa malu karena hanya ada sedikit makanan yang tersedia.
Rasulullah memahami masalah Ali, dan bersabda, "Wahai Ali, aku telah berdoa kepada Allah untuk memberkati walimah ini. Cuma, karena rumah ini kecil, katakan kepada mereka untuk datang bergantian sepuluh orang."
Ali berkata, "Semua orang datang dan mendoakan kebaikan bagi kami, tetapi makanan masih tersisa."
Kemudian Rasulullah menyiapkan sehelai pakaian putih untuk putrinya. Di malam pernikahan datanglah seorang pengemis ke pintu rumah Ali, dan meminta pakaian lama yang tidak terpakai. Fatimah berniat memberikan pakaian lamanya, tetapi ia teringat sebuah firman Allah.
"" kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS Ali-Imran 3:92)""
Maka, ia memutuskan untuk memberikan pakaian hadiah dari ayahnya kepada pengemis tersebut. Sebagai balasannya, Allah memberikan pakaian dari surga kepada Fatimah.