KELAHIRAN Fatimah Az-Zahra adalah sebuah peristiwa besar. Para malaikat diperintahkan Allah Swt untuk turun ke bumi dan memberitahukan nama "Fatimah" kepada Rasulullah Saw. Maka, beliau pun memberikan nama tersebut kepada putrinya.
Sebuah riwayat dari Imam Muhammad bin Ali Al-Baqir menyatakan bahwa setelah kelahiran Fatimah Az-Zahra, Allah Swt berfirman kepadanya, "Sesungguhnya aku telah menyapihmu dengan ilmu, dan menyapihmu dari kotoran." hal tersebut menunjukkan bahwa seorang bayi yang disapih memerlukan makanan lain sebagai pengganti ASI. Bedanya, makanan pertama seorang Fatimah Az-Zahra setelah disapih adalah ilmu.
Selain nama Fatimah, beliau juga memiliki sebutan lain. Beberapa nama julukan tersebut, seperti Az-Zahra, Shiddiqah kubra, Ummu Abiha, Muhadatsah, Mubarakah, Mardhiyah, Batul, Rasyidah, Haura Insiyah, dan Thahirah.
1. Az-Zahra
Zahra berarti 'yang bersinar' atau 'yang memancarkan cahaya'. Imam Hasan bin Ali Al-Askari (iman ke-11)bersabda, "Salah satu sebab Sayyidah Fatimah dinamai Az-Zahra adalah karena tiga kali pada setiap hari beliau akan memancarkan cahaya bagi Ali r.a. Beliau memancarkan cahaya bagaikan matahari pada waktu fajar, siang, dan senja.
Dalam riwayat lain, Iman Shadiq bersabda, "Sebab Sayyidah Fatimah dinamakan Zahra karena akan diberikan kepada beliau sebuah bangunan di surga yang terbuat dari yakut merah. Dikarenakan kemegahan dan keagungan bangunan tersebut, maka para penghuni surga melihatnya seakan sebuah bintang di langit yang memancarkan cahaya dan mereka satu sama lain saling mengatakan bahwa bangunan megah bercahaya itu dikhususkan untuk Fatimah".
2,Shiddiqah Kubra
Shiddiqah berarti 'seseorang yang sangat jujur'. Fatimah membenarkan ayahnya, baik benar dalam hal perkataan, perbuatan, maupun kesetiaannya. Beliau adalah ASI-Shiddiqah Al-Kubra.
Kedudukan shiddiqin berada pada tingkatan para Nabi, syuhada, dan shalihin sebagaimana disinyalir dalam Al-Quran.
Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasu-Nya, Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu :Nabi-Nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Qs An-Nisa[4]:68).
Kejujuran Fatimah dibenarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Kepada Ali r.a, sebelum kepergiannya. Beliau berkata kepada Ali r.a, "Aku telah menyampaikan berbagai macam masalah kepada Fatimah. Benarkah (percayailah) segala yang disampaikan Fatimah karena ia sangat jujur."