Sangat gelap, tidak ada apapun yang bisa ia lihat. Beberapa detik kemudian, dia berada di ruangan seperti kelas.
Dia melihat sekitarnya, ada banyak orang memasuki ruangan tersebut, 3 orang anak laki-laki menghampirinya sambil membawa beberapa snack dan duduk di mejanya.
Air mata keluar seiring dia melihat mereka, hatinya merasa lega. Ketiga anak itu panik dan menanyankannya kenapa ia menangis.
Dia mengusap air matanya, lalu melihat ke arah mereka lagi. Ketiga anak yang berada di depannya seakan memudar dan menjauh dari pandangannya begitu juga dengan yang lainnya.
Tangannya mencoba untuk meraih mereka, dia gagal untuk meraihnya dan tiba-tiba dia berada di jalan (trotoar) dan menyaksikan ketiga anak itu tertabrak.
*brakk* (suara tabrakan)
Air matanya mengalir kembali, kali ini sangat kencang dan dia berteriak.
Dia berlari menghampiri ketiga anak itu, namun mereka menghilang dan ia berada di tempat yang gelap. Di kelilingi oleh genangan air, suara cipratan air terdengar sangat keras di suasana yang sunyi itu.
Dia duduk dan memeluk kedua lututnya sambil terlihat murung, dia menangis, melihat telapak tangannya penuh darah.
Matanya melebar dan dia mengangkat kepalanya, dia dihadapkan pemandangan yang mengerikan. Di pangkuannya ada seorang gadis yang tergeletak dan berlumurun darah.
Di depan sebelah kirinya tergeletak seorang wanita, dan di sebelah kanannya tergeletak seorang laki-laki berpakaian serba hitam serta memakai penutup wajah, mereka dilumuri oleh darah.
Tidak sanggup melihatnya, dia menutup matanya dengan kedua tangannya. Dan disaat itu, terdapat suara yang meneriaki namanya, semakin lama suara itu semakin membesar.
"Kaito" terdengar suara yang samar-samar
Dia mengabaikannya, dan perlahan suara itu semakin jelas.
"Kaito.." suara itu terdengar sangat jelas
Dia mencoba membuka matanya dan melihat sosok gadis berambut coklat dengan rambutnya yang terurai, namun dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Sosok itu mengulurkan tangannya seakan menawarinya bantuan, dia meraih tangannya dan dalam sekejap tempat gelap itu berubah menjadi tempat yang dipenuhi dengan bunga.
Wajah dari sosok itu mulai terlihat jelas, tampangnya bagaikan seorang dewi, matanya berwarna coklat gelap, dengan kulit kuning langsat, dan memakai baju seperti seragam sekolah, sosok itu adalah seorang gadis.
Sosok gadis itu tersenyum padanya, dan melepaskan genggamannya kemudian menghilang. Tempat itu dipenuhi cahaya putih yang menyilaukan mata.
Dan sebelum dia terlahap oleh cahaya itu, dia berteriak, "Saki..". Cahaya putih itu melahap seluruh tempat itu.
________
"Umm.. Apa ini? Empuk sekali.." Gumamnya dalam hati
Terdapat suara seperti desahan dan gerakan dari sesuatu yang empuk itu, membuatnya penasaran dan mencoba membuka matanya.
Dia membuka matanya dan melihat wajah gadis yang sangat imut, dan dikepalanya seperti ada telinga binatang rubah, rambutnya berwarna kuning terang.
Gadis itu tersenyum, dan mengucapkan, "Selamat pagi" padanya.
Dia terdiam sejenak, beberapa detik kemudian matanya melebar dan dia langsung bangkit dari sesuatu yang empuk.
Karena tiba-tiba bangkit, gadis itu tidak dapat menghindari akan terjadinya benturan.
*jdugg* (suara benturan kepala x dagu)
"Ughk"
Kepalanya membentur dagu milik gadis itu sehingga membuatnya terpental ke belakang, dan kaki dari gadis itu tidak sengaja menendang kepala Enzo.
Mereka berdua akhirnya sama-sama mendapatkan serangan di kepala.
"Aduh.." Gadis itu merengek sambil memegang dagunya
Gadis itu beranjak dan duduk di atas tanah sambil melirik ke arah Enzo yang masih terkapar.
"Kau ini.. Kenapa sih?! Tiba-tiba menyundulku.." Ucapnya, terlihat marah sambil cemberut
"Adu-duh.. Kepalaku.. Untung tidak copot" Gumam Enzo, sambil mengelus-elus kepalanya
Enzo menoleh ke belakang dan melihat gadis bertelinga dan ekor rubah, dia mengingatnya itu terlihat seperti yang dia lihat saat pertarungan final.
"Ah! Kau kan..!!" Teriak Enzo sambil menunjuk gadis rubah itu
Gadis rubah itu memiringkan kepalanya seakan memberinya pertanyaan.
"Jangan pura-pura bodoh.. Kau adalah avatar aneh yang menonton pertandingan final ku melawan Zion kan!?" Bentak Enzo
Mata gadis itu berkaca-kaca seakan mau menangis. Enzo panik dan langsung menghiburnya.
"Eh.. Eh, ja-jangan menangis, aku akan memberimu potion.. Bagaimana?" Tanya Enzo, panik sambil mengambil beberapa potion di tab inventory-nya
Gadis itu terkejut karena ditangan Enzo tiba-tiba ada botol potion, dia berasumsi kalau Enzo menggunakan sihir 'ruang dan waktu', sihir yang sudah punah.
"Ba-bagaimana.. Kakak melakukan hal itu?!" Tanya gadis itu, matanya berkelap kelip membentuk sebuah bintang
"Ah.. Err.. Aku tidak bisa memberitahumu karena alasan tertentu" Jawab Enzo sambil menggaruk pipinya dengan jari telunjuk
Gadis itu mengangguk dan berkata, "Umm.. Itu wajar untuk dirahasiakan, karena itu sihir langka yang sudah punah ratusan tahun lalu"
"Eh.. Sihir langka? Apa maksudmu..?" Tanya Enzo
"Sihir 'ruang dan waktu' adalah sihir yang sudah jarang terlihat, sihir itu diciptakan oleh penyihir terhebat di dunia seribu tahun yang lalu, dan sihir itu hilang dan dilupakan sekitar seratus tahun lalu" Ujarnya, entah kenapa dia merasa bangga saat menjelaskannya
"Sihir 'ruang dan waktu'.. Padahal ini hanya tab inventory, ah.. Apa mungkin hanya aku dan Zion saja yang bisa memakai ini?" Gumam Enzo dalam hatinya
Enzo melihat ke gadis itu dan mengangguk (menandakan dia paham)