"FAR CRY!" Teriak Zion sambil mengangkat pedangnya ke atas
Dia menggunakan skill taunt "Far Cry" untuk membuat aggro yang tinggi, untuk membuat para monster laba-laba itu menuju ke arahnya dan menyerangnya.
"KEMARI KALIAN!! AKAN KUBUNUH KALIAN SAMPAI KE AKAR!!!" Teriak Zion yang terlihat marah sambil bersiap untuk mengeluarkan skillnya
Monster laba-laba menuju ke arah Zion dengan sangat cepat sekali. Puluhan- tidak bahkan hampir mencapai seratus monster lebih yang mendekati Zion
Zion masih berdiri disana, menunggu monster itu sampai pada jarak serangnya. Para monster sudah sangat dekat dengannya, Dia bersiap untuk menyerang monster itu dengan sekali tebas.
"Kena kalian" Gumam Zion saat para monster laba-laba sudah berada dalam jarak serangnya
"[Dragon's Breath Explosion]"
Ledakan yang sangat besar pun terjadi di dalam dungeon menyebabkan area di sekitar dungeon tersebut bergetar.
Setelah getaran itu, ledakan dari skill yang dikeluarkan Zion semakin besar dan menghancurkan keberadaan dungeon laba-laba. Penampakan ledakan itu dapat terlihat oleh semua kerajaan yang berada di benua Ascen, Mulai dari kerajaan terbesar ras manusia (Astra), kerajaan terbesar ras Elf (Grand Woodland), dan kerajaan terbesar Beastman (Vorania).
Sisa dari regu penolong yang melarikan diri, untung saja mereka berhasil lolos dari neraka itu. Pertama, pambantaian teman-teman mereka, sekarang ledakan yang amat sangat besar. Mereka berhasil menjauh dari dungeon itu dengan menggunakan binatang roh elang besar milik Kennel.
Seseorang dari mereka berkata "Mengerikan sekali.. Apa yang sebenarnya terjadi?!", perkataan itu berasal dari Mel pemimpin regu penolong, ketakutannya terus meningkat
"Ah..! Bukankah dua orang pemula itu masih berada disana?" Ucap Liara
"Tidak usah perdulikan mereka! Kita harus segera bisa sampai ke kota untuk meminta bantuan. Kita doakan saja semoga mereka selamat!" Jawab Mel dengan lantangnya
Liara tidak bisa menerima perkataannya. Liara adalah elf yang menjunjung tinggi keadilan dan membantu yang lemah, Liara mencoba untuk membantah Mel tetapi Lia menghentikannya.
"Kita doakan saja mereka, Liara.. Aku tahu kalau kamu mengkhawatirkan mereka, tapi.. Kita tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Kalau kita kesana, itu hanya membuang nyawa kita.." Ucap Lia
"Tapi.."
Liara menghentikan perkataannya dan mengangguk kepada Lia, dia kemudian duduk dan mulai berdoa untuk keselamatan Enzo dan Zion diikuti oleh sisa regu penolong.
______
"Yang Mulia..!!"
Teriak seseorang yang memakai zirah violet berat yang terbuat dari logam adamantite. Wajahnya sangat tampan dan rambut blonde nya yang lurus bisa membuat semua wanita tergila-gila olehnya
Dia berlarian di tengah ruang tahta dengan tergesa-gesa demi memberikan laporan kepada Rajanya yang sedang duduk di singgasananya, meskipun Raja sudah tua, dan rambutnya yang sudah memutih, dia tetaplah Raja terkuat di usia tua nya yang sekarang, tidak ada satu orang pun yang bisa mengalahkannya.
Semua orang yang berada di ruang tahta melihat ke arah prajurit dengan tatapan kagum melihatnya yang sedang memakai zirah yang ditempa menggunakan logam adamantite dan juga para wanita yang berada disana terpesona melihat wajahnya. Terkecuali Tuan Putri yang sedang berdiri di samping Raja, dia sangat cantik banyak pria yang ingin menikahinya, matanya yang berwarna biru laut menyimpan keindahannya sendiri bersama dengan wajahnya dan rambut blonde panjangnya memikat semua orang yang melihatnya, meskipun dia sangat cantik dia masih belum mempunyai pasangan sampai sekarang.
Itu karena dirinya selalu menolak pria yang melamarnya, sang Raja pun tidak mengetahui alasan anaknya selalu menolak pria yang melamarnya, bahkan pangeran dari kerajaan Lokgas yang melamarnya pun ia tolak. Itu hampir menyebabkan peperangan antara kerajaan Astra dan kerajaan Lokgas hanya karena masalah kecil, sampai detik ini tidak ada yang mengetahui tipe seperti apa yang sedang tuan putri ini inginkan.
"Ada apa.. Anakku?" Tanya sang Raja
Seorang prajurit tampan yang tiba di ruang tahta yang ternyata adalah anaknya sang Raja, menekukkan lututnya dan membungkuk kepada sang Raja.
"Ayah- maksudku.. Yang Mulia! Ketika saya dan beberapa penjaga sedang berbincang, saya melihat ledakan dari arah timur-"
Sang Raja mengangkat tangannya dan anaknya yang sedang berbicara kemudian menghentikan perkataannya.
"Aku tahu.."
"Kenza! Cepat kau periksa ledakan itu.. Bawalah beberapa prajurit elit bersamamu!"
Sang Raja memerintahkan anaknya, Kenza untuk memeriksa ledakan yang terjadi di daerah timur.
"Baiklah.. Yang Mulia!"
Kenza kemudian berdiri dan berbalik segera untuk keluar dari ruang tahta dan segera mengumpulkan prajurit elit istana. Setelah Kenza keluar, ruang tahta dipenuhi dengan kebisingan orang-orang yang sedang berada disana. Sang Raja mengangkat tangannya yang seakan menandakan mereka untuk berhenti bicara, dalam sekejap ruangan tahta pun sunyi.
"Tenanglah.." Ucap sang Raja
Sang Raja berdiri dari singgasananya dan dia berjalan menuju penjaga yang sedang berdiri di depan pintu yang terlihat sudah tua. Sang Raja membisikkan sesuatu kepadanya dan kemudian ia berbalik ke arah semua orang yang berada di ruang tahta dan berkata "Mohon maaf tuan dan nyonya.. Saya akan pergi untuk mengurus beberapa masalah sebentar. Anda sekalian silakan menikmati hidangannya selagi menunggu saya", setelah mengucapkan itu sang Raja memasuki ruangan yang berada di belakangnya.
______
Kembali ke ledakan yang terjadi di dungeon.
Tanah yang tadinya subur dan terdapat Dungeon laba-laba di atasnya, sekarang berubah menjadi tanah gersang seluas 200 meter di sekitarnya, akibat ledakan yang disebabkan oleh Zion. Asap yang sangat tebal masih menggumpal di daerah inti ledakan itu, dan seiring waktu asapnya mulai menghilang. Disana terlihat Zion yang masih berdiri kokoh memegang pedang dan tamengnya dan Enzo yang sedang melindungi sesuatu dari ledakan besar tersebut, dan sisanya hanyalah lautan darah yang berasal dari Monster Laba-laba yang tersapu oleh ledakan tersebut bersama dengan dungeonnya.
"...."
Zion berjalan menuju Enzo yang sedang melindungi seseorang, itu terlihat seperti tubuh manusia yang berlumuran darah.
Mendengar langkah kaki Zion, Enzo kemudian berdiri tetapi dia tidak membalikkan badannya
"Kau hampir membuatnya hancur dengan ledakan yang kau pakai tadi, bukankah kau berniat untuk menyelamatkannya?... Berterima kasihlah padaku, karena telah menyelamatkan tubuhnya" Ucapku
Enzo membalikkan badannya dan berjalan ke samping kanannya dari tempat ia berdiri. Zion akhirnya dapat melihat dengan jelas apa yang tadi sedang Enzo lindungi, ternyata itu adalah tubuhnya Meil. Zion berlari mendekati mayatnya dan air mata mulai keluar dari matanya.
"Kenapa... Kenapa?! Kenapa ini bisa terjadi..!!"
Zion berhenti bicara dan menghirup nafas dalam-dalam..
"SIALAN!!" Teriak Zion sambil mengeluarkan air mata, "KENAPA!!"
Zion berbalik ke arah Enzo yang sedang berdiri
"Kenapa kau hanya menyelamatkannya saja? Kenapa kau tidak menyelamatkan Via juga?! Kaito!!" Teriak Zion dengan nada marah
"Aku hanya menemukan jasad Meil saja saat monster laba-laba itu menuju ke arahmu, mungkin yang lainnya telah dimakan oleh monster itu.. Dan lagipula kenapa kau menangis? Mereka hanya NPC.." Ucapku
Mata Zion melebar setelah mendengar Enzo yang menyebut mereka adalah NPC. Dia kemudian menutup matanya dan menundukkan kepalanya, wajahnya menjadi gelap. Dia berjalan menuju ke arah Enzo yang sedang berbicara.
"Diam!" Teriak Zion
Enzo menghentikan perkataannya setelah mendengar yang Zion katakan
"Kau sebut mereka hanyalah NPC?" Tanya Zion dengan nada kesal sambil berjalan ke arah Enzo
"Ya.. Itulah yang aku katakan tadi, mereka hanyalah NPC" Jawabku
"Oh.. Kalau begitu.."
Zion berlari ke arah Enzo dan memukulnya dengan sangat keras tepat di perutnya dan melanjutkannya dengan tendangan mengarah ke bagian samping kepala. Enzo yang menerima serangan itu terjatuh ke tanah dan memuntahkan darah segar dari mulutnya.
"Beraninya kau menyebut mereka NPC! Bukankah kau sendiri yang menyebut bahwa kita berada di dunia lain.. Jika itu dunia lain sekalipun, itu artinya mereka tetaplah manusia. Aku telah salah menilaimu, kukira kau adalah orang yang dapat kuandalkan untuk mencari jalan untuk pulang dari dunia ini. Tapi nyatanya kau hanyalah seonggok sampah busuk yang melebihi sampah yang paling busuk di dunia.." Ucap Zion, dia berhenti sebentar untuk mengambil nafas dan melanjutkannya, "Kau tidak mempunyai hati, kau bahkan tidak takut, sedih, ataupun gembira saat melihat seseorang mati, kau benar-benar sampah.."
Enzo yang mendengar perkataan Zion, dia langsung teringat masa lalunya yang kelam saat dia masih berumur 7 tahun. Dia melihat adik perempuannya yang masih berumur 5 tahun dan ibunya yang dibunuh di depan matanya oleh pencuri yang sedang mencuri rumahnya, sementara dia malah bersembunyi di dapur. Dia yang melihat adik dan ibunya terbunuh kemudian mengambil sebuah pisau dan dia perlahan berjalan ke arah si pencuri itu lalu menusuknya dari belakang, si pencuri itu mati. 10 menit kemudian, polisi datang ke rumahnya dan menemukan 2 mayat tergeletak di lantai dan 1 anak kecil yang sedang duduk menyandar ke tembok sambil memangku 1 mayat lainnya yaitu mayat adiknya di pangkuannya.
Polisi mengeremasi mayat-mayat itu, mereka telah mengidentifikasi bahwa pembunuh dari 2 orang perempuan yang mana adalah ibu dan adiknya Enzo(Kaito) adalah mayat laki-laki yang dibunuh oleh Enzo(Kaito). Dia dibawa oleh polisi ke kantor mereka dan menanyakannya beberapa pertanyaan, polisi tidak memenjarakannya karena dia masih hanya bocah berumur 7 tahun yang mungkin polisi mengiranya membunuh pembunuh yang membunuh 2 anggota keluarganya secara tidak sengaja.
Enzo tersadar dari ingatan kelamnya itu dan mulai berdiri kemudian meneriaki Zion yang sudah menjauh meninggalkannya sambil membawa jasad Meil bersamanya.
"Apa yang kau bicarakan? Kau kira aku tidak sedih saat melihat seseorang mati? Jangan sok tau bgsd.." Aku berteriak dengan keras namun Zion mengabaikanku dan tetap berjalan.
"Kalau saja.. Kalau saja orang itu.. Tidak membunuh ibu dan adikku, aku sekarang mungkin sudah menangis dengan kematian Via dan Meil.. Tapi, setelah kematian ibu dan adikku, aku tidak pernah merasakan perasaan apapun saat melihat teman, sahabat, atau orang yang selalu bersamaku mati.. Aku tidak merasakan perasaan sedih atas kehilangan mereka" Ucapku dengan nada yang semakin rendah di setiap katanya
Zion tetap berjalan tanpa menoleh ke belakang sedikitpun, meninggalkan Enzo sendirian disana.
"Ini adalah..." gumam Zion sambil tetap berjalan menggendong jasad Meil
"Perpisahan kita!"
Enzo pergi ke arah sebaliknya dengan arah yang Zion tuju.
_______
2 hari setelah kejadian itu, Kenza dan pasukannya sedang memeriksa tempat yang tadinya ada dungeon disana yang sekarang sudah menjadi tanah kering. Sementara, Zion sudah kembali ke kota sesudah dia menguburkan jasad Meil di tengah hutan. Para petualang dari kelompok Misfell terkejut melihat Zion yang kembali tanpa luka sedikitpun, tetapi mereka tidak melihat Enzo bersamanya.. Liara kemudian berlari ke arahnya
"Zion-san!" Teriak Liara
Zion yang mendengar namanya dipanggil langsung menoleh ke arah suara itu berasal. Dia melihat gadis elf yang cantik dengan rambut blonde pendek dan dada datar
"Zion-san.. Syukurlah kau selamat tanpa luka sedikitpun" Ucap Liara sambil terengah-engah karena berlari
"Ah.. Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku" Jawab Zion dengan senyum
Wajah Liara tiba-tiba memerah setelah mendapat senyuman dari Zion, namun itu hanya sebentar. Dia kemudian bertanya lagi padanya
"Ngomong-ngomong dimana orang yang selalu bersamamu?" Tanya Liara
"Apakah maksudmu itu Enzo? Kami berpisah dalam perjalanan pulang kesini, dia katanya mau berpetualang menjelajah dunia. Tapi, aku tidak berniat melakukannya, dan akhirnya dia pergi sendiri" Jawab Zion
"Oh.. Sayang sekali.. Tapi, syukurlah dia juga selamat" Ucap Liara penuh syukur
"Kalau begitu aku akan pergi ke penginapanku untuk beristirahat, aku sudah lelah berjalan kesini selama 2 hari.. Hehe" Ucap Zion tersenyum dan berjalan menuju ke penginapan Zodiac star
Kelompok Misfell yang mendengar itu, mereka langsung meminta maaf kepada Zion karena sudah meninggalkannya tanpa kendaraan apapun.
_________
Di dataran kering akibat ledakan, Kenza dan prajurit yang dibawanya sedang memeriksa dan mencari tahu apa yang terjadi.
"Pangeran.. Kami menemukan sebuah surat" Ucap salah seorang prajurit elit yang ikut bersama Kenza sambil memberikan surat itu kepada Kenza
"Hmm.. Coba kau bacakan isinya" Ucap Kenza menyuruhnya untuk membaca surat itu
"Baiklah" Balas prajurit itu
Surat itu tertulis sesuatu seperti ini "Kepada seorang prajurit atau pangeran dari kerajaan Astra yang menemukan surat ini dan membacanya.. Aku ingin menyampaikan bahwa petualang-petualang yang menerima quest untuk menaklukkan dungeon ini 50% nya sudah dikalahkan. Yang kembali ke kota itu adalah sisanya yaitu 50%, dan juga aku ingin meminta maaf karena telah membuat kekacauan ledakan disini dan menyapu bersih semuanya. Terima kasih.. Tertanda, Light Phantom"
"Light Phantom? Siapa dia? Aku baru mendengar nama itu.. Dan juga dia bisa mengetahui kalau kita yang akan menemukan suratnya" Ucap Kenza kebingungan
"Apakah kalian tahu sesuatu?"Tanya Kenza
"Kami tidak tahu apa-apa.. Maafkan kami Pangeran" Ucap salah seorang prajurit elit
"Hmm begitukah.. Kalau begitu, setelah kita kembali, mintalah guild petualang untuk memberi tahu kita siapa Light Phantom ini!" Ucap Kenza, dia menarik nafas lalu mengeluarkannya dan melanjutkan, "Dan juga setelah kalian mendapat informasi tentangnya langsung pasang pencarian untuknya di seluruh kerajaan!"
"Baik!" Jawab para prajurit elit
_________
Enzo sudah berjalan selama 2 hari penuh tanpa makan, minum dan istirahat sekalipun. Dia tidak menemukan desa ataupun tempat tinggal dalam perjalanannya, dia sudah tidak kuat untuk melanjutkan perjalanannya dan terjatuh karena kelaparan.
Suara langkah kaki terdengar saat Enzo terjatuh, dan sebelum dia tidak sadarkan diri dia melihat bayangan sesosok misterius yang mempunyai telinga dan ekor persis seperti yang dia lihat sebelumnya di tribun penonton saat turnamen final. Enzo akhirnya tak sadarkan diri, dan sosok misterius itu berhenti di dekatnya.
"Akhirnya.. Aku menemukanmu, hehe"