"SIRIUS!!"
Wanita itu berteriak ke arah mereka berempat, dan mereka menoleh pada kami.
"MAMA!!"
Anak kecil itu berteriak mama setelah melihat ke arah kami.
"Sirius! Syukurlah kau tidak kenapa kenapa" Ucap wanita itu
"Mama" Ucap anak yang bernama Sirius itu sambil menangis
Anak itu memeluk ibunya dengan sangat erat begitu juga sebaliknya.
"Oh! Bagaimana caramu menyembuhkannya? Kukira kau tidak punya skill pemulihan" Tanya Yaku padaku
"Yah akan kuceritakan nanti yang lebih penting.. HATI HATI KALAU LU SEDANG MENGGUNAKAN SKILL! SKILL LU HAMPIR SAJA MEMBUNUH IBU ITU" Ucapku
"Yah, maaf lah. Yang penting ibu itu selamat kan?" Ucap Yaku
Kedua gadis petualang cantik dan imut yang berada di belakang Yaku menuju ke sini.
"Anu.. Kami ingin berterima kasih padamu, lagi.. karena telah menyelamatkan kami" Ucap gadis dengan rambut blonde pendek
Mereka kemudian membungkukkan kepala mereka dan mengangkatnya lagi.
"Andai saja ada yang bisa kami lakukan untuk membayar hutang budi kami" Lanjut gadis tadi
"Ah kalian tidak perlu melakukannya, tapi kalau kalian memaksa. Apakah ada kerajaan yang bernama 'Lionheart Lionerd' disini?" Tanya Yaku pada mereka
"Lionheart Lionerd? Kami belum pernah mendengar kerajaan itu, maafkan kami" Ucap gadis rambut blonde pendek
Aku berbisik pada Yaku untuk menyuruh mereka mengantarkan kami ke kota terdekat.
"Ah kalau begitu, bisakah kalian mengantarkan kami ke kota terdekat dari sini?" Tanya Yaku pada gadis itu
"Tentu saja! Ada kota Kerajaan Astra yang dekat dari sini. Kebetulan kami mau pergi kesana juga untuk memberikan laporan quest kami" Ucap gadis itu
"Oh, begitukah? Tolong bantuannya" Ucapku
Aku bertanya kepada ibu dan anak itu tempat tujuan mereka dan ternyata tempat tujuan kami sama. Kami pun berjalan ke kota Astra bersama.
Dalam perjalanan ke kota tersebut aku memberitahu pada Yaku untuk menggunakan nama avatar game kami.
15 menit kami berjalan akhirnya kami dapat melihat benteng kota tersebut.
"Ah itu dia! Kota Kerajaan Astra! Kita sudah sampai eh anu.." Ucap gadis blonde
Sepertinya dia kebingungan saat mau menyebutkan nama kami.
"Zion" Ucap Yaku
"Eh?"
"Namaku Zion dan dia.." Ucap Yaku, dan kusela, "Aku Enzo" Ucapku
"Oh. Zion, Enzo kita sudah sampai di kota Kerajaan" Ucap gadis blonde
Kami mendengar celotehannya tentang kerajaan tersebut. Setelah, dia menjelaskan tentang kerajaan Astra itu. Akhirnya kami mendapat kesempatan untuk menanyakan nama mereka.
"Oh begitu? Ngomong-ngomong siapa namamu? Kami belum tahu namamu, tapi kalau kau tidak mau bilang itu tidak apa-apa" Ucap Yaku menanyakan nama mereka
"Eh namaku ad-"
Aku berhenti dan menghentakkan kaki ke tanah.
"E-eh ada apa Enzo-san?" Gadis itu bertanya padaku
"Kalian bersiaplah untuk bertarung!" Ucapku
"Yak- Zion lindungi anak itu, kalian berdua siapkan pedang dan sihir kalian. Dan anda nyonya juga bersiap" Ucapku
Yaku membawa anak kecil itu ke belakangnya, dan kedua gadis itu sudah bersiap untuk bertarung. Sedangkan untuk..
"Eh? Kenapa saya harus bersiap juga, apakah saya akan bertarung melawan monster juga?" Ucap wanita itu
"Tidak! Tapi kau akan bertarung dengan kami" Ucapku
Yaku, dan kedua gadis serta anak kecil itu terkejut mendengar apa yang aku katakan.
"APA MAKSUDNYA INI ENZO!?" Ucap Yaku
"Be-benar apa maksudnya Enzo-san?"
Ucap kedua gadis itu
Aku menjelaskan apa yang terjadi kepada mereka
"Wanita ini adalah monster. Dia memakan tubuh ibunya Sirius dan meniru bentuk fisiknya! Dengan kata lain dia berubah menjadi ibunya Sirius setelah memakan tubuh nya" Ucapku
"Tidak mungkin, itu terlalu kejam" Ucap gadis rambut perak
"Tidak mungkin.. Mama.. Mama bukanlah monster!" Ucap Sirius
Sirius berlari ke depan monster itu dan bersikap melindungi monster yang berpenampilan seperti ibunya. Dia sepertinya di bawah pengaruh sihir monster itu
"Zion! Cepat bawa anak itu dan gunakan [Skill: Purify] untuk menghapus sihir monster itu yang digunakan pada anak itu" Ucapku
Yaku dengan cepat membawa anak itu dari genggaman monster itu dan menggunakan Purify pada anak itu.
"Kau gadis penyihir cepat gunakan mantra jenis segel pada monster itu!" Ucapku pada gadis rambut perak
"A-apa?! Tingkat sihir jenis segel yang bisa aku pakai hanya baru sampai tingkat ketiga, aku takut itu tidak akan mempan" Ucap gadis itu
"Tidak apa-apa, coba saja dulu asalkan kemungkinan suksesnya bukan nol" Ucapku
"Baiklah" Balas gadis itu
Gadis itu sedang menyiapkan mantra penyegel, aku menyuruh Yaku dan gadis satunya untuk menjaganya agar sihirnya tidak gagal.
Saat gadis penyihir itu mulai merapalkan mantranya, monster pemakan manusia itu langsung menyerangnya.
"Zion dan gadis pedang tahan serangannya!" Ucapku
Mereka berhasil menahan serangannya. Monster itu mundur kebelakang dan berubah wujud.
"Apa-apaan wujudnya itu?!" Ucap gadis rambut blonde
"Itu.. Terlihat seperti Wendigo" Ucap Yaku
"SIALAN! MANUSIA RENDAHAN SEPERTIMU BISA MENGETAHUI WUJUD ASLIKU, TIDAK AKAN AKU MAAFKAN KAU!" Ucap monster itu
Monster itu menuju ke arahku. Sepertinya monster itu sudah pasrah, aku menarik kedua daggerku dan memegang keduanya itu dengan posisi tanganku lurus ke depan.
[Space Narrowing!] Aku menggunakan skillku
Space Narrowing, membuat ruang yang terlihat oleh pandanganku menjadi lebih sempit.
Aku menggunakan skill itu agar dia tidak bisa mengelak kemanapun dan menerjang lurus ke arah kedua daggerku.
"Kau tidak akan bisa menghindar, monster bego" Ucapku
"SIALAN KAU MANUSIA REN-"
*srett*
Monster itu terbelah menjadi dua bagian dan tubuhnya langsung lenyap menjadi abu seperti vampir.
"He-hebat, ma-maaf mantra segelku lama" Ucap gadis penyihir yang masih merapalkan mantra penyegel
"Tidak apa-apa, lagipula monster itu sudah kalah" Ucapku
Aku melihat ke anak kecil yang masih belum sadarkan diri.
"Bagaimana keadaannya, Zion?" Tanyaku padanya
"Dia baik-baik saja" Yaku menjawab pertanyaanku dan kemudian melihatku.
"Yang lebih penting cepatlah kau bersihkan darah yang menyelimutimu itu" Ucap Yaku
"Oh iya.. Gadis penyihir gunakan sihir air padaku!" Ucapku sambil melihatnya
"Ba-baiklah! Wahai air.. [Splash]"
"(Njir, membanjurku langsung tepat di depan tapi, pengendalian sihirnya lumayan)" Kataku di dalam hati
"Aku tidak menyangka kau bisa mengendalikan sihirmu" Ucapku
"A-ah aku masih belum seberapa dibandingkan dengan Kakak ku, Cecile" Ucapnya
"Cecile? Siapa?" Tanyaku dan Yaku
Mereka berdua melihat satu sama lain kemudian melihat ke arah kami lagi dan tertawa.
"Hahahaha!" Mereka berdua tertawa terbahak terbahak
"Kenapa? Ada apa?" Tanya Yaku
Mereka menahan tawa mereka dan menjawab pertanyaan Yaku.
"Ka-kalian pasti bercandwahahaha!" Ucap gadis berambut blonde sambil tertawa setelahnya
"Kami tidak tahu menahu tentang Cecile ini? Siapa sih dia?" Yaku bertanya padaku
"Kenapa bertanya padaku?" Ucapku
Kedua gadis itu berhenti tertawa dan menjelaskan kami tentang Cecile ini.
"Oh, jadi begitu? Aku paham mengenai situasimu sekarang, etto.. " Ucap Yaku
"Meil. Namaku Meil Straford dan temanku ini adalah Via Esvinla" Ucap gadis berambut perak yang bernama Meil
"Ok Meil, aku yakin kau bisa melampaui kakakmu itu. Percayalah padaku! Benar kan Enzo?" Ucap Yaku
"Iyain aja lah" Ucapku
*laughs loud*
"Kenapa tertawa?" Ucapku
"Tidak, hanya saja.. Kalian akur sekali, sepertinya kalian adalah teman baik" Ucap Meil
"Eh.. Aku ti-"
"YAH! Tentu saja kami adalah teman baik! Benar kan Enzo?!" Ucap Yaku yang menyela omonganku sambil menepuk pundakku
"Huff.. Terserah lah" Ucapku
Via berteriak memanggil kami, dia sudah berada jauh di depan kami.
"Hey! Kalian ayo cepatlah! Jangan lupa bawa anak itu!" Teriak Via dari kejauhan
"BAIKLAH!" Teriak kami bertiga merespon Via
Kami akhirnya melanjutkan perjalanan kami setelah ada hambatan di tengah tengah perjalanan yang menyenangkan ini.
Kami sudah sampai di gerbang pintu masuk ke Kota Kerajaan Astra. Saat kami hendak masuk tiba-tiba seorang Penjaga menghentikan kami.